Hallo
FOLLOW & WAJIB VOTE JUGA KOMENT!
RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YA!!
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan
───────────────────────
35.) Dia Gila───────────────────────
Tepat sudah 5 hari Gavian berada di pusat rehabilitasi remaja, ia menatap kosong ruangan itu.
Sepi, hampa. Ia kembali merasakan itu. Gavian memeluk lututnya dan membebankan wajahnya di sana.
Ia dinyatakan mengalami gangguan mental oleh dokter jiwa yang menangani dirinya. Dokter bernama Lisa itu menemani Akbar yang berkunjung menemui kembarannya.
"Dia tidak lagi berteriak-teriak, namun dia sering menatap kosong saja. Di ajak berbicara juga tidak lagi menjawab atau memaki. Dia sepertinya sedang berada di alam bawah sadarnya. Kejiwaannya memburuk, seharusnya sudah sejak lama dia di tangani." Ujar Lisa merasa prihatin. Dokter itu baru pertama kali menangani pasien seperti Gavian, Gavian itu terlihat polos namun ternyata ia sangat berbahaya.
Akbar mengusap kasar wajahnya,"adik saya bisa sembuh dok?"
Dokter Lisa tersenyum,"Memang sulit penyakit mental sembuh apa lagi di tahan gangguan jiwa, namun mungkin dengan dukungan keluarga dan kerabat pasien bisa sembuh secara berkala."
"Saya ingin dia sembuh," ucap Akbar memperhatikan Gavian yang terlihat menyedihkan.
Dokter Lisa mengusap punggung remaja yang sama persis dengan pasien nya itu,"Dukung terus kembaran kamu, saya yakin dia ingin sembuh juga."
Akbar menganggukkan kepalanya pelan.
Penangkapan Gavian benar-benar di lakukan secara tertutup bahkan kedua orangtuanya tidak mengetahui itu. Akbar tidak ingin orang tuanya malah membuat Gavian semakin terpuruk.
Akbar ingin kembarannya sembuh, ia merindukan saudara kembarnya yang cari.
"Ian?" Panggil Akbar pada Gavian dari balik kaca.
"gua harap lo bisa kembali seperti dulu, jadi gavian adik gua yang lucu." Akbar tertawa pelan, tenggorokannya terasa sakit karena sejak tadi ia menahan tangis, tidak Akbar tidak cengeng namun entah kenapa jika mengenai Gavian sekarang Akbar benar-benar merasa ingin menangis.
Hanna yang berada di samping Akbar mengusap punggung nya,"Akbar?"
Akbar berbalik dan memeluk Hanna dengan cepat menyembunyikan air matanya, ia tak ingin Hanna melihatnya yang menangis.
"Gak papa, nangis aja.. kamu udah berjuang selama ini. Kamu berhasil membawa adik kamu kembali, walau dia masih dalam pemulihan bar."
Tubuh Akbar bergetar pelan, Hanna mendengar isakan pelan dari Akbar, Akbar menangis laki-laki itu menumpahkan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUTALA (TAMAT) revisi.
Ficção Adolescente[Revisi] #16+ ⚠️⚠️ [ WARNING ] Mengandung bahasa kasar. Gak suka skip aja yaa. Vote comment nya dong, jangan jadi silent readers. PS: masih acak"an hehe, gak suka skip penghujat and plagiat jauh-jauh! RANK🥇🥈🥉 #1 FANFICTIONNCT (29082022) #1 AKBAR...