C.4

151 54 131
                                    

🌷🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Jodoh kadang ada di sekitar kita.
🌷🌷🌷
.
.
.

Sekarang Silvia ada di satu mobil dengan Valka, pria itu hanya diam membisu sepanjang perjalanan.

"Jadi gue harus panggil apa nih? Kakak, atau Mas atau apa?" celetuk Silvia memberanikan diri untuk bersuara.

Tatapannya tidak berubah, pria itu menghela napas. "Gue lebih tua dari lo setahun," balasnya singkat.

"Oh, terus gue panggil apa?"

"Terserah," sahut Valka.

"Gimana kalo panggil ayang aja?"

'Blush.'

"Terserah," jawab Valka.

"Oke, gue panggil ayang aja ya," sahut Silvia santai.

Ini yang merasa dipermainkan siapa sih, Silvia santai banget bikin orang degun-degun.

Sesampainya di rumah sakit, Silvia dan Valka langsung menuju ke ruang VIP.

"Ayah," panggil Silvia begitu melihat sang Ayah terbaring lemah.

"Silvia, ke mana aja kamu ...," lirih Bunda Silvia yang juga nampak duduk

Di situ Valka ikut menunggu, sambil memberi ruang buat keluarga mereka meluruskan masalahnya.

"Aku ada kerja kelompok---"

"Kerja kelompok apanya? Kamu sengaja pergi dari rumah demi menolak perjodohan itu, 'kan?" cerca Bunda Silvia.

"Kerja kelompok apanya? Kamu sengaja pergi dari rumah demi menolak perjodohan itu, 'kan?" cerca Bunda Silvia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Silvia hanya menundukkan kepalanya, netranya mulai pedih terasa panas menahan cairan bening di kantung mata.

"Ma-maaf, Bund ...," lirih Silvia.

Aftertheless | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang