C.8

114 41 135
                                    

✨Semua hal tentang cinta itu, rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semua hal tentang cinta itu, rumit.

.
.
.

Kini Silvia dan Vaska duduk di sebuah bench di pinggir taman, mereka habis beli kopi terus sambil healing nikmatin percakapan di bawah pohon rindang.

"Jadi nama lo Vaska?"

Vaska mengangguk. "Iya, gue Vaska," ucapnya.

"Nama yang bagus, tapi kayak mirip sama seseorang."

"Gue cuma mirip sama kakak gue, bukan yang lain," kekeh Vaska sembari menyedot kopinya.

"Haha, bisa aja lo. Mungkin nama doang sih yang mirip."

"Kalo muka gimana? Cakep mana sam gue?"

"Hm... Kayaknya lebih cakep lo deh, Vas. Soalnya orang yang gue kenal ini sifatnya kayak valak, kalo lo beda kok," gurau Silvia.

Gadis itu pun tertawa renyah, tapi kemudian berhenti karena Vaska terus mengamatinya.

"Lo cantik ya," cetus Vaska.

"Uhuk! Uhuk!"

"Minum dulu," sahut Vaska buru-buru menyuruh Silvia menegak minumannya.

"Makasih, gue cantik dari mana...."

"Lo cantik kok, kata siapa lo ga cantik."

"Ada, kata orang yang namanya mirip lo."

"Haha, kalo gue ketemu sama itu orang mau gue tinju aja udah nganggep lo ga cantik."

Silvia mengangguk setuju. "Boleh banget, emang nyebelin itu orangnya. Masa gue dikatain mirip babi," adunya.

"Wah, kebangetan banget."

"Makanya, eh tapi makasih before. Karena lo orang kedua yang bilang gue cantik, hehe." Silvia pun tersenyum padanya.

"Kalo orang kedua itu gue, terus orang pertamanya siapa?"

"Ya Bunda gue lah," kata Silvia lalu tertawa lepas.

Di jarak yang tak seberapa jauh, Kevin berdiri membawa dua cup milkshake. Tadinya ia mencari Silvia buat ngobrol bareng, sekalian ngelurusin masalah tadi pagi.

Tapi ternyata pemandangan di ujung matanya kini memang memekakkan, Kevin pun berbalik pergi ke arah yang berlawanan.

Ga sanggup ketemu cewe yang dia suka.

Aftertheless | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang