C.14

107 37 119
                                    

✨Penyesalan pasti berada di ujung jalan keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Penyesalan pasti berada di ujung jalan keluar.

"Hey, ngapain lo di situ." Suara yang tak asing terdengar di telinganya.

Gadis itu menoleh ke sumber suara, sosok Valka sedang berdiri tepat di sebelahnya memandang penuh tanya kenapa cewek itu terduduk di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu menoleh ke sumber suara, sosok Valka sedang berdiri tepat di sebelahnya memandang penuh tanya kenapa cewek itu terduduk di lantai.

Silvia menggeleng pelan, dia masih terngiang perkataan bundanya. Silvia menyesali perbuatannya itu, kini siapa yang bisa membuatnya tenang.

Valka mendecak pelan, pertanyaannya tidak direspon oleh gadis tersebut. Tangannya pun segera meraih lengan gadis itu, kemudian mengangkatnya untuk berdiri.

"Lepasin gue," tolak Silvia menepis tangan itu.

"Lo ngapain di luar? Nangis juga," tanya Valka datar.

Pria itu tidak bisa menolak pertanyaan yang ingin dia ucapkan, walau hati dan pikirannya bertolak belakang.

Silvia diam membisu.

"Jawab," titah Valka menatapnya tajam.

Dokter yang Valka bawa tadi sudah masuk ke dalam kamar pasien, terlihat Ayah Silvia sedang diperiksa oleh dokter tersebut untuk menjaga kestabilan perawatan.

Bunda Silvia masih berada di dalam, tampaknya wanita paruh baya tersebut sedang tak mau bertatap muka dengan anak semata wayangnya.

"Kita pergi aja dari sini," kata Silvia beranjak dari tempatnya.

Tangan Valka segera mencegahnya. "Mau ke mana? Pamit dulu ke Ayah-Bunda," titahnya.

"Jangan," tolak Silvia.

Gadis itu segera berlalu menjauh tapa menunggu lagi.

***

Di apartemen Valka, perempuan itu duduk lemas memandang lantai berkarpet hitam lembut itu.

"Lo kenapa sih? Melamun gitu," heran Valka.

"Bunda ngusir gue," kata Silvia.

"Hah? Kenap bisa...."

Aftertheless | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang