C.15

121 47 126
                                    

✨Kalau kamu itu air, dan dia adalah api maka kalian tidak akan bisa bersatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau kamu itu air, dan dia adalah api maka kalian tidak akan bisa bersatu.

.
.
.

Silvia beranjak dari ranjangnya, ia merasa tidak memesan sesuatu. Siapa yang tau alamatnya di sini.

'Ting Tong!'

Bel berbunyi lagi untuk ke sekian kalinya, dia segera membuka pintu dan melihat siapa yang berkunjung larut malam begini.

'Ceklek!'

Sosok yang menemukannya di sana adalah Valka, orang yang terbayang di pikirannya yang sebelumnya justru sudah hadir di sana.

"Ikut gue pulang," titah Valka.

"Ogah, gue mau di sini aja."

"Babi... Pulang sekarang," geram Valka pelan.

Dia sudah berkeliaran dengan mobilnya sepanjang sore dan setelah ingat dia punya pelacak, akhirnya segera menemukan Silvia di sana.

"Sekali lagi lo panggil gue Babi, gue ga akan tinggal diam ya?!" teriak Silvia.

Untung saat ini lorong tampak lengang, pria itu segera menyerobot masuk ke dalam.

"Terserah."

"Eh?! Kok main masuk aja," sergah Silvia.

"Gue juga akan di sini sebelum lo mau pulang sama gue," cetus Valka.

"Ck, kayak bocil aja. Ngambekan," decak Silvia kesal.

"Gue masih dengar ya," sindir Valka.

"Oke-oke, gue tanya nih lo maunya apa sih?" tanya Silvia.

"Nikah sama lo," cetus Valka.

"Tapi guenya ga mau, gimana dong?"

"Inget perjanjian kita sebelumnya?" tanya Valka.

"Perjanjian yang mana, gu-gue ga ingat."

"Oh, jadi gitu? Pura-pura lupa, hm?" tanya Valka.

Pria itu pun merogoh ponselnya di saku, dan segeralah ia menempelkannya di daun telinga mencoba menghubungi seseorang.

"Halo? Kenapa, Bos?"

"Surat yang saya kasih ke kamu, masih ada?"

"Surat? Oh, iya benar, Bos."

"Antar ke share loc yang saya kasih."

"Baik, Bos. Laksanakan!"

Beberapa saat kemudian, setelah keheningan antara Valka dan Silvia. Seseorang pun datang, gadis itu membukakkan pintu dan terperangah melihat sekitar empat pria bersetelan masuk ke dalam.

"E-eh! Apa-apaan sih kalian!"

Niatnya ingin menghalangi, justru ia semakin terdorong ikut masuk akibat para pria berbadan besar tadi.

Aftertheless | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang