C.18

62 12 4
                                    

✨Saat pegangan tangan tak mampu saling merekatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat pegangan tangan tak mampu saling merekatkan.

"Pa, kenalin ini Silvia."

Valka tiba-tiba masuk dan segera menempatkan diri di samping gadis tersebut.

Silvia sedikit menoleh ke arahnya, ternyata Valka lebih tinggi darinya beberapa jengkal.

Heran, dia baru memikirkan hal itu sekarang.

"Iya, Papa tau. Dia memang calon menantu yang pas," sahut Papa Valka.

Pria berambut setengah putih itu tampak masih sehat bugar, entah apa rahasianya untuk tetap menjadi lincah hingga saat ini.

Sementara Bunda dan Ayah Silvia, mereka diam di sofa seberang. Sepertinya kehadiran Silvia tak mampu membuat senyum Bundanya terukir jelas.

Akan tetapi, Ayahnya masih mau membalas pandangan Silvia dengan hangat.

"Ayah! Silvi kangen...," kata Silvia beralih memeluk Ayahnya sesaat.

"Uhuk, iya-iya. Ayah tau, tapi Ayah lebih berharap kamu memikirkan masa depanmu bersama Nak Valka." Ayah Silvia berusaha membuat guyonan pada putri semata wayangnya, namun gagal.

"Ayah tenang aja, Valka akan jaga Silvia."

Silvia yang mendengar hal itu sontak menoleh ke arahnya. "Cih, jaga apanya. Tadi aja udah diomelin," gerutu Silvia tidak jelas.

"Tadi Silvi bilang apa?" tanya Papa Valka memastikan pendengarannya.

"E-eh enggak kok, Om," sanggah Silvia lalu menggeleng telak.

"Silvia, ikut Bunda."

Tiba-tiba saja Bunda Silvia beranjak dan menarik lengan putrinya menjauhi area itu.

Di luar, tepatnya di teras.

"Kenapa, Bund?" tanya Silvia.

Sorot matanya tajam, dia butuh penjelasan. Dari awal perihal perjodohan ini, ia sangat tidak setuju dan berniat untuk pergi lebih awal.

Bunda Silvia menghela napas. "Kamu serius ingin menyetujui perjodohan ini, 'kan?" tanyanya.

"Iya, aku serius. Kalimat itu kan yang pengen Bunda denger dari mulutku? Cuma kata 'Ya' udah bisa menyelesaikan semuanya. Benar?" kata Silvia membuat Bundanya sedikit tertohok.

"Bunda tahu ini cukup membebani kamu, tapi ini juga demi masa depan kamu. Perusahaan Ayahmu sudah diakuisisi oleh Benino Grup, ga ada tempat lagi buat kita di limbah kekayaan itu," jelas Bunda Silvia.

Aftertheless | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang