Biasanya, orang lain akan tertarik kepada apa yang dikerjakan seseorang. Seperti ketika seseorang melukis, menjahit, menari atau membuat sesuatu lainnya. Kebanyakan orang akan tertarik pada apa yang dikerjakan, bukan siapa yang mengerjakan. Namun, berbeda dengan yang satu ini. Jeon Wonwoo saat ini tengah memperhatikan Chaeyeon yang tengah membentuk macaroon menjadi lingkaran kecil diatas loyang berlapiskan kertas roti sebelum masuk kedalam oven.
Wonwoo tidak henti-hentinya tersenyum menatap wajah serius Chaeyeon dari samping. Hingga pada akhirnya, ia menemukan sebuah ide untuk mengganggu gadis itu.
"Oppa..." Seru Chaeyeon saat menyadari Wonwoo mencolek pipinya dengan telunjuknya yang terdapat sesuatu.
Chaeyeon menatap Wonwoo kesal namun, tidak lama setelahnya ia juga melakukan hal yang sama kepada Wonwoo. Ia memberikan krim di pipi Wonwoo. Lelaki Jeon itu senang, ia berhasil menjahili Chaeyeon yang juga diterima dengan baik oleh gadis itu. Keduanya kini bercanda, saling memberi krim di wajah masing-masing hingga tidak menyadari Jaehyun yang sudah kembali.
"Kalau kalian gitu terus, macaroonnya jadi pindah di muka kalian." Ucap Jaehyun sarkas.
Chaeyeon dan Wonwoo hanya terkekeh saat melihat wajah satu sama lain yang terdapat krim. Keduanya kini membersihkan muka mereka dengan tisu dan kembali fokus pada adonan macaroon yang sempat terlupakan itu hingga Wonwoo kembali menarik selembar tisu saat melihat sisa krim di sudut bibir Chaeyeon.
"Chaeyeon bisa sendiri." Jaehyun menahan tangan Wonwoo saat melihatnya hampir menyeka sudut bibir Chaeyeon.
Chaeyeon menatap Jaehyun yang kini berada di hadapannya, padahal sebelumnya lelaki itu berada tepat di sampingnya. Sejak kapan lelaki itu pindah posisi? Yang jelas saat melihat gerakan Wonwoo.
"Masih ada krim di muka kamu." Ucap Wonwoo menunjuk sudut bibir Chaeyeon yang langsung di seka oleh gadis itu. Wonwoo menatap Jaehyun yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang sama dinginnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ayo kita akhiri hubungan ini."
Kalimat Mingyu membuat Nayeon mematung ditempat, tidak dapat mencerna apa yang diucapkan lelaki Kim itu. Ia pikir, Mingyu memintanya bertemu untuk meminta maaf. Ia berharap begitu. Tadinya, jika Mingyu meminta maaf, ia juga akan meminta maaf, memeluk lelaki itu dan mengatakan bahwa ia sangat merindukan lelaki itu. Namun, kenyataannya berbeda. Bukan permintaan maaf untuk memperbaiki hubungan mereka yang terlontar dari mulut lelaki yang kini menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Tidak ada tatapan teduh yang selalu ia lihat sebelumnya.
"Aku minta maaf, noona. Maaf sudah membuat noona sakit hati. Maaf buat semua sikap ku selama ini yang gak bisa ngertiin noona." Ucap Mingyu lagi.
Jika biasanya Mingyu meminta maaf atas kesalahan yang membuatnya marah, kesal atau cemburu dan setelahnya mereka berpelukan dan kembali bersama namun hari ini. Permintamaafan Mingyu tidak bisa membuatnya kembali melakukan hal itu. Mingyu meminta maaf atas segalanya yang selanjutnya hubungan mereka akan berakhir. Jujur saja, Nayeon tidak ingin kehilangan lelaki itu. Ia sangat mencintai Mingyu.
"Apa karena. . ." Ucapan Nayeon terpotong saat Mingyu mulai menjelaskan.
"Enggak. Ini gak ada sangkut pautnya sama orang lain. Aku yang brengsek disini. Aku yang jahat disini. Aku gak bisa ngertiin kamu."
Nayeon berdecih, ia jelas tau bahwa lelaki di hadapannya itu tidak ingin melibatkan Chaeyeon dalam hubungannya. "Aku bener-bener kecewa sama kamu."
Nayeon bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Mingyu yang mematung menatap kepergiannya. Dalam hatinya, ia melafalkan beribu kata maaf untuk Nayeon. Maaf karena mengambil keputusan itu. Ia sangat menyayanginya namun, ada rasa lelah saat Nayeon tiba-tiba saja marah karena alasan yang menurutnya tidak perlu dipermasalahkan. Ia merasa hubungannya tidak sehat. Ia merasa Nayeon terlalu berlebihan dalam sesuatu terutama jika sesuatu itu berhubungan dengan Chaeyeon. Padahal sudah sangat jelas bahwa hubungannya dengan Chaeyeon tidak lebih dari sekadar sahabat. Yang ia sayangi adalah Nayeon. Namun, sikap Nayeon membuatnya lelah dan menyerah seperti hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story of Idols
FanfictionKetika para idola hanya manusia biasa yang ingin merasakan cinta. Ketika para idola yang memiliki kehidupan sendiri saat di belakang kamera. Menjadi diri sendiri layaknya manusia pada umumnya yang juga merasakan pahit manisnya pertemanan dan cinta...