Wonwoo baru saja kembali ke dorm Seventeen. Ia berjalan tanpa semangat menuju kamarnya namun, suara S.Coups yang berada di ruang makan itu menghentikan langkahnya. Memanggilnya untuk bergabung bersamanya, Jeonghan dan juga Joshua.
"Perasaan lo tadi berangkatnya pakek mantel. Kok lo cuman kaosan sekarang?" Pertanyaan pertama yang terlontar dari mulut Joshua.
"Ada apa? Kok lo kayak suntuk gitu mukanya?" Tanya S.Coups yang menyadari raut wajah anggota yang lebih muda darinya itu.
"Hyung.." Panggil Wonwoo menatap ketiga orang dengan tahun lahir yang sama itu bergantian.
"Apa yang lo lakuin waktu lo tau orang yang lo suka ternyata suka sama orang lain?" Tanya Wonwoo ragu.
Ketiga orang yang ditanya itu saling memandang, merasa pembicaraan ini akan serius dan sensitif untuk Wonwoo yang terlihat tidak baik-baik saja.
"Gue gak akan ngelakuin apa-apa." S.Coups akhirnya menjawab, yang lainnya menatapnya menantikan penjelasannya.
"Ya kalau cewek yang gue suka ternyata suka sama orang lain, gue harus apa? Gue gak bisa maju karena udah jelas gue ditolak tapi gue juga gak bisa mundur karena gue suka banget sama dia. Jadi, gue cuman diem. Mencoba buat melupakan perasaan gue sama dia." Jelas S.Coups.
"Tapi menurut gue, seenggaknya lo harus coba ngungkapin perasaan lo gak sih?" Bukan memberi jawaban, Joshua justru meminta pendapat.
"Terus kalau lo ditolak?" Tanya Jeonghan.
"Ya itu urusan nanti, belakangan. Mungkin aja kan cowok yang disukai dia gak suka balik. Jadi, lo punya kesempatan untuk deketin dia dan ngerebut hati dia biar bisa suka sama lo." Jelas Joshua semangat.
"Kalau ternyata mereka saling suka?" Tanya Wonwoo.
Hening beberapa detik. Itu adalah kemungkinan terburuk.
"Ya seperti kata S.Coups, lo harus move on." Jawab Joshua.
"Tapi menurut gue lebih baik ngungkapin dulu karena dengan itu, kita gak akan merasa menyesal." Kini Jeonghan memberikan pendapatnya.
"Maksudnya?" Tanya Wonwoo lagi.
"Ya coba lo pikir. Kita suka sama orang yang gak bisa kita milikin, kita berkali lipat lebih sakit karena ternyata dia suka sama orang lain, ditambah kita menahan perasaan kita sendiri. Tapi, kalau misalnya lo ngungkapin perasaan lo. Lo akan merasa lega dan lambat laun lo bisa melupakan perasaan lo itu." Jelas pria bermarga Yoon itu.
"Ah, iya bener. Cinta itu kayak air mata. Semakin lo mencoba nyembunyiin cinta itu, semakin sakit perasaan lo. Kayak kita yang lebih baik nangis dari pada menahannya." Tambah S.Coups.
Wonwoo diam, ia menatap tangannya yang saling berpegangan itu. Entahlah, ia tidak tau akan bagaimana selanjutnya. Ia tau, ini menyakitkan. Walau ia tidak mengetahui dengan pasti bagaimana nantinya perasaan Chaeyeon, ia sadar bahwa hati gadis itu bukanlah untuknya.
Joshua yang duduk di sebelahnya menepuk pelan pundaknya dan berkata, "Bilang aja gimana perasaan lo. Seenggaknya dia tau perasaan lo, apalagi perasaan lo buat dia gak sebentar. Mau sampek kapan lo nyimpen semuanya sendiri?"
Wonwoo masih diam, bahkan ia tidak menatap orang yang berbicara dengannya. Namun, ia mendengar nasehat ketiga orang yang sudah ia anggap saudara itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Chaeyeon terbangun dari tidurnya setelah mendengar bunyi alarm ponselnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya saat menyadari ia tertidur di sofa ruang tengah dengan mantel yang menyelimuti tubuhnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk untuk melihat mantel berwarna coklat tua itu. Butuh beberapa menit untuk ia mengingat mantel itu adalah milik Wonwoo yang semalam datang ke apartemennya. Ia mengusap wajahnya saat mengingat ia tertidur padahal Wonwoo masih ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story of Idols
FanfictionKetika para idola hanya manusia biasa yang ingin merasakan cinta. Ketika para idola yang memiliki kehidupan sendiri saat di belakang kamera. Menjadi diri sendiri layaknya manusia pada umumnya yang juga merasakan pahit manisnya pertemanan dan cinta...