"Lihat di belakang saya. Rame banget kan, Sahabat Best Food?" Kamera ponsel Jack zoom in ke kerumunan yang ada di belakang Rayya lalu kembali ke wajah cantik Rayya yang memakai jilbab merah maroon, warna seragam Best Food bila ada event-event lapangan.
"Makanya, ayok datang ke Expo 'Makanan Lokal. Kualitas Dunia' yang diadakan oleh Kemendagri. Acaranya udah mulai dari pukul sembilan pagi tadi hingga pukul tujuh malam nanti. So jangan sampai ketinggalan, ya. Pssst, ada kejutan lho untuk konsumen setia Best Food yang langsung bertransaksi di booth kami."
"Cut! Nice, Ray," ucap Jack si kameramen yang merekam Rayya melalui ponselnya dalam insta story Best Food.
"Gue kaku banget, ya, Bang Jack?"
"Hah? Apa itu kaku? Gila, lo luwes banget kali, Ray."
"Bener, Ni. Kalau selebgram itu emang beda, ya, Bang Jack?" sahut Puti menimpali. Si Jaka mengangguk puas. Puti tidak berhenti tersenyum melihat idola barunya 'beraksi'.
"Put, gue nggak bercanda."
Jaka mendekati Rayya dan menarik Puti mengikutinya lalu setengah berbisik, "Jujur ya, Ray. Gue prefer elo dari pada Ladisa." Rayya memutar bola matanya yang berwarna dark chocolate.
"Bener, Uni. Gue juga setuju sama Bang Jack. Bang Edward juga sama pendapatnya sama kita," kata Puti dengan mata berapi-api.
"Hush. Nggak boleh ah, banding-bandingin orang."
"Beneran, Ray. Gue nggak bo'ong. Mika sebenarnya jeli liat peluang, makanya dia milih elo waktu itu. Gue aja sebagai tim content specialist sudah me-review ratusan BA dari segala produk dan merek. Dan elo sedikit dari sekian banyak talent yang gue dan Bang Edward approve cocok di dalam frame kamera."
"Kalian nyesel nih, gue nggak jadi BA-nya Best Food?" Rayya manyun.
Puti dan Jaka tertawa, Rayya malah menyipit karena merasa jadi objek tertawaan.
"Nyeselnya dikiiit banget. Kalo Uni nggak hepi ngejalaninya, gue juga ikutan nggak hepi. Tapi hari ini lo kayak all out gitu, Ni. Gue seneng nontonnya. Ya kan, Bang Jack?"
"Ho'oh, Ray." Akhirnya Rayya tersenyum lebar dan tulus.
"Makasih, ya. Padahal gue grogi abis lho tadi. Udah lama nggak cuap-cuap di depan kamera. Gue nggak tahu lagi nih, mau ke mana cari temen kayak kalian," ucap Rayya sambil pura-pura menangis.
"Kalian, bukannya kerja, malah ngobrol."
"Eh, Pak Dev." Jaka menyapa.
"Kita lagi mengagumi si mantan influencer, Pak." Puti menyambung.
"Saya lihat kok, kamu santai banget bicara di depan kamera. Good job, Rayya."
"Makasih, Pak." Rayya terlihat malu-malu.
"Tapi jangan lama-lama ngobrolnya. Jack, terus rekam ya. Tuh,banyak pengunjung di seksi makanan beku. Promosiin juga mi instan Korea yang baru launching beberapa hari yang lalu. Animo pengunjung lagi suka ke yang berbau-bau Korea."
"Siap, Pak." Jaka ngacir ke booth.
"Put, ambil gambar yang bagus, ya. Kameranya udah bagus. Teknik pengambilan yang penting. Kamu sempat kursus photography, kan? Kerjakan tugas kamu, ya."
"Okey dokey, Pak Dev."
"Kalau gitu saya juga akan bantu-bantu di booth, Pak Dev." Rayya tidak mau ditinggal berdua dengan Devon.
"Ray, sebentar."
"Ya, Pak?"
Yah, gagal kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Business [Completed]
RomanceApa jadinya ketika mantan suami dan mantan istri dipertemukan takdir sebagai bos dan staf? Ini adalah cerita tentang dua manusia yang masih mempunyai urusan yang belum selesai di antara mereka. Mereka bisa menyelesaikannya nggak ya? Atau malah frasa...