23.ucapan yang aneh

444 43 1
                                    

Aku menaruhkan tanganku di badan Rain,ntah mengapa aku merasa nyaman di dekapannya,aku merasakan pelukan hangat dari seorang kakak dan itu rasa yang cukup familiar,2 menit berlalu kami masih tetap berada di posisi awal,tapi tiba tiba Rain menggumamkan sesuatu.

"Gw kangen banget"gumam Rain pelan

"Hah?!,kak!"seruku

Sepontan Rain langsung berdiri dan meminta maaf atas perilaku yang dia perbuat tadi,tetapi aku rasa orang seperti Rain tidak akan melakukan hal seperti ini jika tidak ada hal yang mengganggu perasaannya,tatapannya sedari tadi terlihat sendu,mungkinkah perasaannya sedang terganggu?,aku sangat ingin menanyakannya,tapi mengapa mulutku susah untuk terbuka dan berbicara

"Sorry,lu kelihatan mirip sepupu gue"ucapnya sembari menunduk,dan tangan yang berada di kepala

"Dia sekarang dimana kak?"tanyaku dengan spontan

Tiba tiba Rain mendengakkan kepalanya menatap ke wajahku dan berkata"di sudah pulang" lagi lagi dengan tatapan sendu

Di saat itu aku berfikir mungkin sepupunya telah pulang ke rumahnya di suatu tempat,aku sama sekali tidak berfikir aneh karena memang itu hal yang wajar dan umum,aku berusaha menghiburnya dengan senyuman di wajahku.

"Sabar ya kak,pasti suatu hari nanti kakak bisa ketemu dia lagi" hiburku sembaari tersenyum

"Ya,mungkin saja" jawabnya sembari menolehkan wajahnya ke arah luar jendela,dan menatap daun daun pohon yang berguguran dan berterbangan

Setelah itupun aku keluar dari ruangan itu dan kembali berjalan kembali menuju kelas

Di ruang osis

"Yah,mungkin,tapi mungkin saja aku akan kehilangan lagi untuk kedua kalinya"bisik Rain

¤¤¤¤¤

Aku berjalan menyusuri lorong menuju kelas,semakin dekat semakin terdengar suara siswa siswi yang sedang ribut,tiba tiba dari dalam kelas Raisa keluar dengan wajah panik.

"Kenapa sa? Ada apa?"tanyaku bingung

"G-gawat Ra! S-Si Adel!" Ucapnya terbata bata dengan wajah panik sembari menuju ke kelas

"Adel kenapa sa?"tanyaku bingung

"Adel tadi jatuh pas lagi main,terus dia pingsan,udah beberapa menit nggak bangun bangun"
Pada saat aku hendak ingin melihat kedalam, tiba tiba Raisa tidak ingin melepaskan genggaman tangannya yang berada di lenganku,seakan akan ingin mencegahku untuk masuk,tapi kenapa?.

"Sa! Lu kenapa?" Tanyaku dengan wajah bingung

"Hmm! nggak papa kok"jawabnya

"Terus kenapa lu dari tadi genggam tangan gw,btw ini mulai sakit loh" ucapku

"Ahh s-sorry gw panik soalnya" jawabnya sembari melepaskan genggaman tangannya

Sejenak aku menatap aneh ke arah Riasa,biasanya Raisa adalah orang yang pemberani dan jika ada situasi seperti ini dia akan mencoba untuk tenang dan mencari solusi,aku melangkah menuju kedalam kelas untuk melihat situasi yang sedang terjadi,di depan pintu kelas aku telah melih tubuh Adel yang di baringkan di lantai beralas kain dan tas.

"Ada yang udah manggil guru belum?"tanyaku

"Udah kok Raisa lagi pergi keruang guru"jawab Regina

"Tadi mukanya cukup panik saat melihat aku,apa yang terjadi?" Tanya batinku

Beberapa saat kemudia guru masuk di susul dengan Raisa,raut wajah Raisa tampak normal seperti biasa dan sifat tenangnya yang 180 derajat berbeda dari sifatnya pada saat bertemu fenganku di koridor tadi,tapi anehnya dia memegang megang tanganku seperti memastikan sesuatu.

¤¤¤¤¤

Bersambung...

jam 12 malam (at 12 o'clock midnight)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang