22.rasa yang familiar

446 44 0
                                    

Aku sungguh terkejut akan hal itu,orang yang terkenal sebagai cowok cuek di sekolah tiba tiba merespon ucapanku,tapi aku masih memikirkan tentang apa yang dia diskusikan bersama Yuzu tadi malam,tiba tiba dari belakang ku terdengar suaranya yang sedang memesan sebotol teh,dan ternyata botol terakhir telah di beli olehku

"Bu,teh botolnya 1"pesannya

"Yaahh teh botolnya habis nak,yang terakhir udah di beli cewek yang disana"ujar ibu kantin itu

"Ohh gitu ya bu"ucapnya

"Yok kita balik kekelas lagi,eh lu nggak beli sesuatu Rain?"tanya temannya

"Nggak, soalnya minuman yang mau gw beli udah habis"ujarnya sembari berjalan bersama teman temannya

Lalu mereka pergi kembali menuju arah kelas,begitu juga denganku, pada saat pertengahan istirahat, aku kembali keluar dari kelas dan pergi menuju ke toilet untuk mencuci tangan,setelah selesai mencuci tangan, aku kembali menyusuri koridor menuju kekelasku dan tiba tiba seseorang memanggilku dari arah belakang,aku menolehkan kepalaku dan tampak sosok pak Arifin berdiri di depan pintu ruang guru.

"Ra!" Panggil pak Arifin

"Ada apa pak?"jawabku sembari berjalan mendekat ke tempat pak Arifin berada

"Kamu mau kemana?"tanya pak Arifin

"Mau ke kelas pak"ucapku

"Ada apa ya pak?"tanyaku heran

"Ohh gini,bapak mau minta tolong sama kamu,tolong kasih dokumen dokumen ini ke ruang osis ya,bisa nggak?" Titah pak Arifin meminta tolong

"Ohh bisa kok pak"ucapku sembari tersenyum

"Ohh yaudah ini,tolong kasih ke Rain ya,di ruang osis"ucap bapak Arifin

"Baik pak"ucapku menutup pembicaraan lalu pergi menuju ruang osis

Perjalanan ke ruang osis melewati arah yang berlawanan dari kelasku,tapi ntah mengapa tiba tiba aku terpikirkan untuk kembali kekelas dan mengambil sebotol teh yang belum ku minum untuk di berikan kepada Rain.

"Kenapa gw jadi empati sama dia ya?,toh dia kan bisa beli minuman yang lain,ya tapi gak papa lah sekali kali"ucapku sembari berjalan dan memandangi botol teh itu

Tak lama aku telah sampai di depan pintu ruang osis,tampak pintu yang tak tertutup rapat,aku mendorong pintu itu ke arah dalam seketika pintu itu terbuka dan spontan aku melihat ke arah Rain yang sedang duduk diatas jendela dan menatap kearah luar,angin berhembus melewati jendela meniup kencang blazer dan rambutnya,seketika aku terpanah melihat sosok Rain di kala itu,tiba tiba dia menoleh kearahku karena mungkin dia telah tau jika ada seseorang yang memperhatikannya.

"Kamu ngapain disini?" Tanyanya dengan tatapan yang sendu

Seketika aku tersadar dari lamunanku"o-oh ini kak tadi pak Arifin suruh saya kasih dakumen dokumen ke kakak"ucapaku gagap

"Oh,taruh aja di sini"ucap Rain sembari menunjuk ke arah meja yang berada di dekatnya

Rain kembali menolehkan kepalanya ke arah luar,dan aku melangkah masuk kedalam ruang osis dan menaruh dokumen dokumen itu di atas meja yang telah di tunjuk olah Rain,aku mencoba memberanikan diriku untuk memberikan sebotol teh kepadanya.

"Kak ini teh untuk kakak,aku taruh sini ya"ucapku meletakkan sebotol teh dan langsung membalikkan badan

Saat hendak ingin melangkah kan kaki menjauh dari meja tiba tiba Rain memerintahkanku untuk berhenti.

"Berhenti"titahnya dengan suara datar,seketika aku menjadi cukup bingung dan panik takutnya ada sebuah kesalahan yang telah ku buat

"Kenapa k-"ucapku terputus,dan pada saat aku hendak menolehkan kepalaku tiba tiba Rain langsung turun dari jendela dan memeluk diriku dengan erat

"Maaf,tapi tolong begini sebentar saja"titah nya dengan nada sedih

Aku menaruhkan tanganku di badan Rain,ntah mengapa aku merasa nyaman di dekapannya,aku merasakan pelukan hangat dari seorang kakak dan itu rasa yang cukup familiar

¤¤¤¤¤

Bersambung

jam 12 malam (at 12 o'clock midnight)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang