25.petunjuk

453 38 3
                                    

Kami ber empat berkumpul di depan laci tersebut dan membukanya,ternyata di dalam laci itu tidak ada apapun.

"Nggak ada apa apa,kayaknya bukan disini deh"ucap Friska

"Tunggu dulu,kemungkinan besar sesuatu itu bukan berada di atasnya melainkan di bawahnya"ucap Reyhan

Setelah Reyhan mengatakan hal itu Raisa kembali menatap laci itu sepertinya dia tau apa yang di maksud oleh Reyhan,Raisa mencoba menarik laci tersebut hingga hampir full,dia melihat secara teliti ke laci tersebut.

"Ketemu!" Seru Raisa sembari meletakkan tangan di dekat lubang di dalam laci tersebut,tiba tiba Raisa menarik alas dari laci dengan mencungkil lubang tersebut,benar saja ada sebuah perekam suara di bawahnya.

"Jadi ini sama kayak persembunyian yang tidak terlihat jika hanya dilihat sekilas"ucapku

"Betul!,sudah ku duga kalau ini adalah alas palsu" ucap Reyhan sembari menggenggam alas kayu yang menutupi alat perekam itu

Setelah itu sebuah notifikasi pesan masuk di handphone Raisa,pesan itu berasal dari Regina yang sedang berada di bawah,isi pesannya adalah"cepat,guru sudah selesai rapat",setelah mendapatkan pesan itu kami bergegas turun kembali kekelas dan mengunci kembali pagar yang telah kami buka,kami bergegas masuk kedalam kelas,di dalam kelas kami di sambut dengan tatapan berharap dari seluruh teman di kelas.

"Kalian udah dapat sesuatu?"tanya Amel

"Sudah" jawab Raisa singkat

"Apa yang kalian temuin?"tanya Regina penasaran

"Sebuah alat perekam suara,yang berisi beberapa rekaman di dalamnya"ujar Reyhan yang ternyata telah membuka alat perekam tersebut

Tiba tiba suara langkah kaki terdengar dari luar,kemungkinan besar itu adalah guru,kami semua pergi ketempat duduk masing masing dan tertib.

CKLEK!

suara pintu terbuka,tampak wajah seorang guru yang familiar berada di depan pintu,yaa..... itu adalah pak Arifin,di depan pintu pak Arifin terdiam sejenak melihat kami lalu berkata

"hari ini belajarnya sampai sini aja,kalian semua boleh pulang"dengan wajah yang tersenyum lembut

"Baik pak"jawab kami serentak

"Fris,nih perekam suaranya sama lo aja"titah Reyhan sembari menyodorkan alat perekam suara itu

"Lah kok gw? Ntar kalo rusak gimana?" Ucap Friska cemas

"Nggak apa apa,kami percaya sama lo fris"saut Raisa

"Lu nggak keberatan kan Fris?"tanya Regina

"Nggak sih,yaudah aku bawa ya"ucap Friska

Kami semua segera mengemasi seluruh barang barang kami dan melangkah keluar dari kelas itu menuju pulang.

"Hahh,besok kemungkinan besar kita bakalan sudah tau tentang Rahasianya" ujar Raisa usai menghela nafas

"Iya,mungkin setelah kita tau semua itu bakalan lebih ringan" jawabku

"Tapi ntah kenapa perasaan gw,hal itu akan membuat semua ini menjadi tambah runyam" ucap Raisa

"Ha?! Nggak mungkin lah,mungkin cuma firasat lo aja"ucapku

"Ya.. mungkin firasat gw aja" jawab Raisa sedari tadi wajahnya tampak muram

Seperti biasa aku dan Raisa pun berpisah karena arah jalan kami pulang berbeda arah,di perjalanan aku berfikir banyak hal tentang alat perekam itu,aku sungguh sangat penasaran tentang apa yang ada di dalamnya,dan juga aku mengingat kembali ucapan dari Raisa tadi,setelah ku pikir pikir mungkin apa yang Raisa bicarakan ada benarnya,dan mungkin saja akan terjadi,tapi aku harap tidak.

¤¤¤¤

Tepat pada pukul 20.00,adikku menghampiriku dengan mata yang berkaca kaca dan hidung yang memerah.

"Kak!" panggilnya

"Hngg?lu kenapa?"tanyaku bingung

"Aku" ucapnya

¤¤¤¤¤

Bersambung...

jam 12 malam (at 12 o'clock midnight)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang