24

5.2K 822 67
                                    

Calum memakai kaca mata hitamnya ketika ia telah mendarat di bandara JFK New York.

Ia telah tiba di New York,

Dan dia siap mengerahkan seluruh tenaga nya untuk mencari Alexandria.

Calum memanggil taksi,dan meminta supir taksi untuk membawa nya ke sebuah alamat yang tertera di bungkus paket untuk Calum. Paket yang di kirimkan oleh Mr. Adam,paket yang berisi surat-surat dari Alexandria.

Mr. Adam memang menuliskan alamat nya di paket itu,dan Calum bersyukur karena dengan begitu,pencarian nya pun akan semakin mudah.

Tak terasa,

Calum sudah tiba di sebuah rumah khas penduduk New York.
Calum membayar ongkos taksi,berterimakasih pada si supir dan segera keluar dari taksi,berjalan menghampiri rumah yang ada di depan nya.

Calum menarik napas dalam dan mengetuk pintu nya,

Setelah mengetuk beberapa kali,akhirnya pintu terbuka. Menunjukkan seorang wanita paruh baya.

Wanita itu menatap Calum,lalu tersenyum. "Hai. ada yang bisa saya bantu?" Sapanya sembari membuka pintu. Calum tersenyum sopan. "Apakah ini benar rumah pak Adam?" Tanyanya. Wanita itu menatap Calum bingung,lalu mengangguk.

"Ya. saya istri nya.. ada perlu apa ya jika saya bisa tau?"

Calum berdehem. "Um.. ini masalah surat yang di kirimkan oleh pak Adam untukku." ucap Calum. "Ini sedikit membingungkan.. tapi.. aku ingin bertemu dengan seorang gadis yang mengirim surat untukku. hanya saja surat itu seperti surat kaleng dan kurasa cuma pak Adam yang tau siapa pengirimnya." ucap Calum.

Wanita itu mengangguk-angguk. "Begitu.. tapi sayangnya,suami ku sedang tugas ke luar kota." ucapan wanita itu membuat Calum kecewa.

"Oh.." gumam Calum. "kapan pak Adam pulang?" Tanyanya.

"Sekitar dua hari lagi." ucap ibu itu. Calum mengangguk. "Baiklah.. aku akan kembali dua hari lagi nanti." ucap Calum. ia merogoh saku,membuka dompet dan memberikan satu kartu nama untuk istri Mr. Adam. "Bisakah anda menelepon saya ketika pak Adam pulang nanti?" Tanyanya. Si ibu menerima kartu Calum dan tersenyum.

"Tentu saja,nak." ucapnya.

Calum berterimakasih,dan kemudian ia pamit pada pemilik rumah.

Calum berjalan gontai,

Belum apa-apa,dia sudah merasa putus asa.

Dia takut tindakan nya itu sia-sia belaka.

Calum menarik napas dan berjalan,

Berjalan tak tentu arah,

Hingga dia berakhir di depan sebuah cafe kecil.

Cafe itu memang kecil,

Tapi terlihat nyaman.

Tanpa pikir panjang lagi,

Calum pun memasuki cafe itu,

Ketika kaki nya melangkah ke dalam Cafe,

Dia bisa menghirup aroma kopi,coklat,dan susu yang sangat kental. Ia melihat keadaan sekeliling,dan kemudian berjalan menghampiri meja pemesanan.

"Selamat sore,kau mau pesan apa?" Sapa pemilik cafe yang terlihat sangat ramah. Calum tersenyum dan membaca daftar menu yang ada di papan depan nya.

Dia membaca satu persatu menu yang ada,tapi dia tidak bisa memutuskan. Hingga akhirnya,pemilik cafe itu tertawa ketika menyadari ekspresi bimbang Calum.

"Coba yang ini,gadis pelanggan setia ku suka sekali membeli itu,dan menu ini memang menu andalan kami." ucapnya sembari menunjuk ke suatu menu yang tadi memang sempat menarik perhatian Calum. Calum tersenyum dan mengangguk setuju.

Ia mengalihkan pandangan ke sekeliling,dan mengerutkan kening nya bingung ketika menyadari bahwa kebanyakan orang yang ada di sini adalah orang dewasa dan karyawan kantoran.

"Gadis pelanggan katamu?" Tanya Calum lagi,Wanita itu tersenyum dan mengangguk.

"Ya. aku memiliki pelanggan setia, gadis muda yang sangat cantik. tapi dia tidak pernah bicara,sayang sekali." ucapnya sedih. Calum mengerutkan kening.

"Apa dia bisu?" Tanya Calum. Wanita itu menggeleng. "Dia tidak bisu. yang ku dengar,dia mengalami trauma dalam sehingga dia tidak memiliki kemampuan untuk berbicara." jelasnya. Calum mengangguk,sedikit mengerti.

"Ini pesananmu. semuanya $3. selamat menikmati." ucapnya. Calum menyerahkan uang nya dan berterimakasih.

Ia kemudian melihat ke sekeliling,mencari tempat duduk yang pas untuknya.

Dan ketika ia menatap meja kosong di ujung ruangan,Calum tersenyum puas.

Dia berjalan,

Melewati gadis berambut pirang yang duduk memungginya dan sedang asyik berkutat dengan buku di tangan nya tanpa memperdulikan keadaan sekeliling.

Calum berjalan,dan ketika ia duduk di bangku ujung ruangan yang tidak terlihat,ia bisa bernapas lega dan mulai memikirkan cara untuk menemukan Alexandria.

Tanpa dia sadari,

Bahwa gadis yang ia cari berada 15 langkah darinya.

*****

SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang