XIX

148 17 0
                                    

Ayla memperhatikan pantulan dirinya di cermin kamarnya itu.

Dirinya sudah siap menghadiri pesta pernikahan salah seorang teman SMA-nya dulu.

Lebih tepatnya, pernikahan teman SMA-nya yang dulu menikungnya.

Ya keduanya akhirnya menikah setelah beberapa tahun berpacaran.

Namun Ayla memilih untuk tidak mau memusingkan lagi kisah cinta segitiga jaman SMA itu. Bagi Ayla, semuanya sudah berakhir dan ia sudah tidak lagi memendam sakit hati atau dendam apapun. 

Ia turut berbahagia atas pernikahan kedua temannya ini.

Sepanjang perjalanan, jalanan ibukota seperti biasa akan ramai dikala malam minggu begini. 

Sesampainya di hotel tempat pesta pernikahan ia langsung memarkirkan mobilnya dengan jasa vallet, lalu berlalu masuk ke dalam hotel ketika sudah ada petugas yang memarkirkan mobilnya itu.

Ayla menuliskan namanya di buku tamu, lalu menerima souvenir pernikahan berupa gantungan kunci berbentuk burung merpati.

Ayla bertemu dengan beberapa temannya. Saling menyapa satu sama lain, dan sedikit mengobrol sebelum naik ke pelaminan dan mengucapkan selamat pada kedua temannya, Aliza dan Arkan yang tadi pagi resmi menjadi sepasang suami istri itu.

Ayla juga tentunya sadar, ada beberapa pasang mata yang menatap tidak suka padanya.  Tatap tidak suka karena Ayla pernah dianggap 'pengganggu' jalur kesuksesan Aliza, padahal nyatanya justru sebaliknya. 

Ketauan nih belom move on, masih begini aja dari dulu

Ayla mengantri menuju pelaminan, dan ketika tiba gilirannya untuk mengucapkan selamat, Ayla mengucapkannya sambil berusaha menahan tawa, teringat kisah cinta segitiga mereka ketika sekolah dulu.

"Selamat ya! Dijagain ya temen gue!" ujar Ayla menyalami Arkan yang juga berusaha menahan tawanya.

"Makasih ya udah dateng!" jawab Arkan sambil tertawa.

Aliza yang melihat kehadiran Ayla dipernikahannya ini ikut tertawa sembari menerima ucapan selamat dan pelukan hangat dari Ayla.

Setelahnya Ayla turun dari pelaminan dan bersiap menuju deretan makanan prasmana yang sudah menunggu untuk diangkut olehnya.

Sambil sesekali mengobrol dengan beberapa temannya, Ayla sibuk hilir mudik mencicipi beberapa makanan yang disediakan itu.

"Ada yang mentalnya gede juga nih dateng ke nikahan temennya" ujar seorang wanita dari belakang Ayla.

"Lebih tepatnya sih sok kuat dateng ke sini, cuman itung-itung sakit hati dibayar lunas dengan makanan hahahaha" sahut wanita yang satu lagi.

Ayla tidak ingin menoleh karena sudah tahu siapa oknumnya. Dua orang teman Aliza -yang sebenarnya juga temannya- yang getol bukan main menganggap Ayla adalah 'pengganggu'.

Walau Ayla tidak ingin menggubris tapi hal ini justru membuat orang-orang yang lain terpancing sehingga berpikir Ayla belum bisa merelakan semuanya.

"Makanya kelarin dulu tuh perasaan baru dateng ke sini, masih nyimpen rasa, sok berani banget kemari"

Bahkan mereka tidak tahu Ayla beberapa bulan lalu baru putus dari mantan kekasihnya. 

Walaupun berakhir tragis, namun Ayla bisa saja menyombongkan Dion yang notabene seorang calon dokter spesialis. 

Setidaknya masih ada yang bisa Ayla banggakan dari mantannya ini walau ia diselingkuhi.

Melihat Ayla yang tidak nyaman, beberapa teman yang lain mencoba untuk 'menggiringnya' menjauhi gerombolan wanita menyebalkan itu.

Namun tidak sedikit juga yang menatapnya dengan wajah kasihan, bahkan iba padanya.

"Intinya sih, kalo belum rela ya mendingan duduk manis di rumah aja sana sambil nyemilin chiki" 

****

Bukannya langsung pulang, Ayla malah mampir ke coffee shop yang terletak di tengah kota.

"Saya pesan trio mixed roll satu, vanilla sweet cream cold brew satu. Dine in ya" ujar Ayla memesan menu dengan tatapan kosong ke etalase yang ada dihadapannya.

"Atas nama siapa?" tanya barista yang hendak menuliskan namanya di gelas berukuran grande itu.

"Ayla" jawabnya datar.

Setelah membayarnya, Ayla menunggu dengan tatapan kosong.

Ketika namanya disebut, Ayla segera menyambar nampan yang berisi pesanannya, dan segera duduk di kursi tinggi yang menghadap ke jalan raya utama kota Jakarta itu.

Ayla menoleh sekilas ke sebelah kanannya sebelum benar-benar duduk manis dan menikmati pesanannya.

Lagi-lagi.

Ayla mendapati Geraldi duduk disebelahnya, dengan gelas kopi yang baru seperempatnya di minum.

"Ayla?" suara yang lama-lama menjadi familiar di telinganya ini.

Hati Ayla mencelos karena lagi-lagi ia bertemu Geraldi.

Melihat pakaian yang Ayla kenakan, Geraldi pasti bisa menyangka ia salah kostum.

"Oh hai...." saps Ayla dengan nada lirih.

"Hai ..." sahut Geraldi dengan senyum hangatnya yang semakin familiar di mata Ayla.

"Gausah ngerasa aneh gitu, aku baru  pulang kondangan" ujar Ayla yang sepertinya bisa membaca ekspresi Geraldi yang masih terpaku padanya itu.

Geraldi hanya tersenyum kecil dan beralih menatap pemandangan lalu lintas yang ada dihadapannya itu.

Ayla melirik sekilas lagi, mendapati ada dompet, ponsel dan sekotak rokok milik Geraldi.

"Kamu sendirian aja?" tanya Geraldi ketika Ayla sudah duduk dengan tenang di sebelahnya.

"Iya, aku sendirian aja tadi" jawab Ayla.

"Temenmu yang kemaren siapa namanya? Elena ya kalo gak salah?" tanya Geraldi.

"Iya, kenapa?" sahut Ayla sambil berusaha membuka sambal kemasan sachet itu.

Melihat Ayla yang kesusahan, Geraldi mengambil alihnya, lalu membukanya untuk Ayla.

"Makasih ...." ujar Ayla lalu menuangkannya ke makanannya.

"Elena gak ikut?" tanya Geraldi.

Ayla menggeleng pelan.

"Dia gak kenal sama temenku yang ini" ujar Ayla.

Melihat ekspresi Ayla yang sendu begitu, Geraldi akhirnya memberani diri untuk bertanya.

"Are you okay?" tanya Geraldi dengan penuh perhatian.

Ayla menoleh dan menatap Geraldi dengan penuh tanya. Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dari kedua bola matanya itu.

"I'm okay" sahut Ayla sambil tersenyum tipis. Ia kemudian menghela naps dan menggigit makanannya itu.

Ayla mengunyah pelan makanannya itu, lalu menelannya dengna susah payaj, seakan-akan yang ia makan adalah bebatuan keras yang tidak bisa hancur dengan kunyahannya itu.

Ia menoleh kembali ke arah Geraldi. 

"No, I'm not okay"

Mr. FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang