Yang dadakan selalu jadi
Iya, mendadak bertemu dengan Ayla adalah hal yang paling Geraldi sukai.
"Kamu gak sibuk kan hari ini?" tanya Geraldi saat Ayla sibuk memasukkan iPad, dompet, dan ponselnya ke dalam tas.
"Gak kok, aku malah pengen jalan-jalan ke sekitar sini" ujar Ayla.
Geraldi merogoh saku celana kerjanya dan mengambil ponselnya. Menghubungi rekan kerjanya, dan memastikan dirinya tidak harus kembali ke kantor untuk hari ini karena ia berencana mengajak Ayla jalan-jalan.
"Gimana kalo kita jalan-jalan aja?" cetus Geraldi.
"Kamu emangnya gak harus balik ke kantor, Aldi?" tanya Ayla.
Setelah diizinkan oleh si pemilik nama, Ayla mulai berani memanggil Geraldi dengan nama panggilannya.
Nama panggilan yang biasanya terdengar biasa saja, kali ini terdengar begitu spesial.
"Gak kok. Kamu mau kemana?" tanya Geraldi.
"Kemana aja sih, mau nonton boleh mau jalan-jalam ke art gallery juga boleh kok" ujar Ayla.
"Okay. Kita pergi naik mobil aku aja ya. Mobil kamu di parkir di sini aja gapapa kan?" tanya Geraldi.
"Gapapa. Tapi beli minum dulu ya" ujar Ayla dengan nada manja.
****
Ayla tidak bisa konsen walau hanya duduk di kursi penumpang.
Walau Geraldi hanya fokus menyetir namun Ayla tidak bisa berhenti melirik laki-laki yang satu ini.
Diajak pergi dadakan begini sebenarnya membuat Ayla senang, karena ia bisa mencuri waktu untuk beristirahat setelah beberapa minggu ini sibuk bekerja dengan tim.
"Kamu suka pergi ke art gallery gitu?" tanya Geraldi membuka percakapan.
"Suka banget! Aku punya beberapa temen seniman, aku sering diundang ke pameran mereka. Kamu musti dateng kalo ada pameran mereka!" ujar Ayla dnegan antusias.
Geraldi hanya tersenyum melirik Ayla, lalu kembali menyetir.
"Kamu sendiri sukanya kemana?" tanya Ayla.
"Kemana aja sih. Gak tentu kalo aku, kadang kalo lagi bener ya ke toko buku. I love to read books too" ujar Geraldi.
"Wah! Sama! Kamu suka baca buku apa? Self improvement? Poetry? Novel? Atau apa?" cerocos Ayla dengan semangat.
"Semuanya. Tapi lebih sering tentang relationship sih" ujar Geraldi.
"Gimana kalo kita pergi ke toko buku aja?" cetus Ayla dengan penuh semangat.
Baik Ayla maupun Geraldi sama-sama sibuk dengan buku masing-masing. keduanya serius mencari buku yang hendak mereka baca.
"Udah ketemu bukunya?" tanya Geraldi mengapit buku yang sudah ia pilih.
Ayla menggeleng sambil berusaha mencari buku yang sudah lama ingin sekali ia beli.
"Kamu nyari buku apaan?" tanya Geraldi mendekat ke Ayla yang masih acuh jika pria itu berjalan mendekat ke arahnya.
"Aku lagi nyari buku Roald Dahl" ujar Ayla sambil menengok ke kanan dan mendapati Geraldi sudah berdiri di sampingnya, menatapnya dengan kacamatanya yang baru pertama kali Ayla lihat bertengger di wajah pria itu.
"Kamu pake kacamata?" tanya Ayla seketika.
"Iya, aku pake tapi gak selalu harus pake kacamata kok" ujar Geraldi tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Fragile
RomanceCantik. Cerdas. Karier yang gemilang. Sebutkan satu kekurangan dari seorang Ayla?! Tentu saja urusan cinta. Entah mengapa dewi fortuna tidak pernah berpihak padanya untuk urusan cinta. Entah itu dianggap tidak pantas, ditikung teman sendiri, hanya...