XLIX

93 5 0
                                    

"Kamu darimana?" tanya Papa ketika melihat anak sulungnya baru saja turun dari mobil dan hendak menutup pagar rumah.

"Abis dari kantor, tadi mampir makan dulu" ujar Geraldi sambil berjalan menuju pagar.

"Makan sama siapa?" tanya Papa.

Geraldi yang semula suasana hatinya senang, tiba-tiba jadi tegang sendiri di tanya oleh Papa.

"Sama temen" jawab Geraldi, mencoba untuk santai.

"Temen biasa?" tanya Papa lagi.

Mati gw! 

Sudah pasti Papa paham anaknya sedang kasmaran.

"Iya temen biasa, emang temen ang kayak gimana yang Papa maksud?" tanya Geraldi sambil berjalan amsuk ke dalam rumah.

"Temen tapi suka gitu?" tanya Papa, lalu berjalan berbalik badan masuk ke dalam rumah.

"Kamu udah makan belom? Tuh sop daging Mama masukin ke kulkas aja, kamu kalo mau, angetin sendiri aja ya" ujar Mama setelah selesai merapihkan meja makan. 

Terlihat Siska sedang sibuk mencuci piring setelah makan malam. Lalu Nico yang sibuk mengumpulkan sampah untuk dibuang di tong sampah.

Geraldi langsung berjalan ke kamarnya untuk membersihkan diri dan segera tidur. 

Sesampainya di kamar. Ia bisa tersenyum dengan perasaan bahagia karena baru saja makan malam dengan Ayla.

Walau hanya makan malam dengan nasi goreng tek-tek, namun Geraldi tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Sekaligus mengelak fakta bahwa ia sudah jatuh cinta pada Ayla.


****


"Ini gak mungkin" ujar Ayla ditengah-tengah aktivitasnya.

"Geraldi cuman temen! Dia lebih pantes jadi kakak gue ketimbang jadi pacar gue!" Ayla mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Kalo jadi sama dia cuman bikin patah hati lagi gak sih? Kita beda agama begini" ujar Ayla dengan nada sedih.

Ayla tidak bisa membayangkan dirinya harus patah hati lagi karena tidak bisa bersama Geraldi yang berbeda dengannya. Ia juga bisa membayangkan kedua orang tuanya yang akan menentang hubungannya dengan Geraldi.

"Lebih baik temenan aja gak sih?" tanya Ayla pada dirinya sendiri.


Karena pikirnya yang berisik sendiri dengan segala kemungkinan yang terjadi jika ia dan Geraldi bersama. Ayla memilih untuk jalan-jalan sebentar.

Kali ini ia tidak ingin makan. Entah kenapa pikirannya yang berisik ini sudah membuatnya kenyang, dan tidak terlintas makanan apapun di benaknya.

Ayla menghentikan mobilnya di sebuah taman tengah kota. 

Ia turun dan berjalan-jalan sebentar untuk menghirup udara segar. Beberapa pohon yang menjulang tinggi membuat Ayla dapat merasakan udara yang segar. Ditambah hari juga menjelang sore.

"Gue jauh-jauh kemari. kenapa gue ketemunya lu lagi" Ayla langsung menoleh ketika mendengar suara itu.

Saga berdiri tepat dihadapannya sambil menenteng sekantong gorengan yang sepertinya baru matang. Dilihat dari cara Saga memakannya.

"Dih! Siapa juga yang mau ketemu sama lu? Gue kesini juga kemauan sendiri" ujar Ayla kesal.

Niatnya ingin menyendiri, sambil mencoba untuk berpikir bagaimana tentang perasaannya dengan Geraldi, ternyata yang ia temui malah Saga.

Mr. FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang