Geraldi menatap Ayla yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Maaf ya, aku masih ada kerjaan ini. Gak bisa aku tinggalin" uajr Ayla.
"Gapapa, take your time" ujar Geraldi santai sambil mengaduk minumannya dengan sedotan.
"Kamu udah pesen makan?" tanya Geraldi.
Ayla menggeleng dengan kening berkerut karena berkonsentrasi.
Geraldi bangkit dan segera memesan makanan untuknya dan Ayla.
Setelah satu jam berkutat dengan pekerjaannya, akhirnya Ayla selesai dan bisa menghabiskan waktunya dengan Geraldi.
"Ini makanan aku udah keburu dingin nih. Makasih ya udah di pesenin" ujar Ayla smbil melepaskan tisu yang membungkus sendok dan garpu yang di letakkan di pinggir piring makan.
"Sama-sama" sahut Geraldi yang asyik sendiri dengan minumannya.
Geraldi membiarkan Ayla untuk menikmati makanannya.
Dilihat dari cara Ayla makan, sepertinya gadis ini butuh asupan makanan karena sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya.
"Kerjaan kamu lagi banyak banget ya?" tanya geraldi.
Ayla mengangguk.
"Mau launch koleksi baru. Jadinya begini deh, repot banget" ujar Ayla.
Geraldi hanya mengangguk mengerti.
Sebenarnya ada hal yang ingin Geraldi sampaikan pada Ayla. Namun melihat wanita yang satu ini sepertinya sedang sibuk, jadinya Geraldi mengurungkan niatnya.
"Kamu kira-kira ada waktu free lagi kapan?" tanya Geraldi.
"Awal bulan udah free kok. Kenapa? Mau jalan?" tanay Ayla.
Geraldi mengangguk.
"Boleh banget! Aku gak enak sama kamu kalo misalkan kita ketemuan gini tapi aku malah sibuk sendiri sama kerjaan. Aku gaenak banget nyuekin kamu daritadi" ujar Ayla dengan penuh rasa bersalah.
"Aku gak masalah kok!" sahut Geraldi, yang sama sekali tidak keberatan.
'Udah mendingan kita makan aja. Nanti buat ketemuan lagi, kita arrange lagi waktunya. Toh kamu awal bulan depan udah free juga kan" ujar Geraldi.
****
Walaupun rasanya ingin menghilang, namun Geraldi harus duduk berdua dengan Ayla, dan membicarakan ini semua.
"Tumben ngajakin aku ke sini" ujar Ayla sambil memperhatikan sekelilingnya.
Geraldi mengajaknya ke sebuah restoran bintang lima.
"Mau brunch atau mau ngapain?" tanya Ayla.
"Kita pesen minman aja ya, aku udah kenyang. Tadi pagi mama aku masak nasi uduk komplit buat sarapan sekeluarga" ujar Geraldi.
Ayla hanya mengangguk, keduanya memesan minuman yang sama, tanpa ada makanan tambahan.
"Sebenernya aku ngajak kamu kesini tuh ada maksudnya. Aku udah booking di sini sejak kita udah janjian. Sengaja emang aku milih tempat yang agak tersudut begini" ujar Geraldi.
Entah mengapa hari ini di mata Ayla, Geraldi bertingkah agak aneh.
Tidak biasanya Geraldi dalam mode serius begini.
"Ada apa?" tanya Ayla dengan ekspresi khawatirnya.
"Aku tau mungkin ini kedengerannya dadakan, tapi ya semoga aja aku ngomong begini kamu bisa mikir-mikir lagi ke depannya mau gimana" ujar Geraldi.
"Aku mau kita serius" ujar Geraldi.
Serius?
"Serius gimana?" tanya AYla tidak mengerti.
"Kita kenal udah setahun. Dan setahun ini aku kenal kamu, aku ngerasa cocok sama kamu" ujar Geraldi lagi.
Ayla sudah bisa menebak arah pembicaraan Geraldi.
"Tapi kamu tau kan masalah terbesar di antara kita?" tanya Ayla.
Geraldi mengangguk dengan mantap.
"Aku gak bisa maksa kamu untuk ikut agamaku, dan sebaliknya. Urusan iman itu ya urusan masing-masing. Mungkin kalo sekedar temen, aku masih bisa, tapi kalo urusan teman hidup, aku gak bisa toleransi lagi untuk hal ini" ujar Ayla tegas.
Sikap tegas Ayla justru malah membuat Geraldi semakin yakin untuk mengakhiri masa lajangnya dengan Ayla.
"Keluarga kamu nanti gimana? Orang tuamu?" tanya Ayla.
"Kalo urusan budaya, aku gak masalah. Tapi kalo agama? Urusannya udah beda lagi"
"I know. Aku paham itu. Dariawal aku pun udah sadar hal itu. Tapi apa salahnya kita coba?" tanya Geraldi meyakinkan Ayla.
"Aku gak mau coba-coba malah berujung patah hati Di" ujar Ayla dengan nada putus asa.
Sejak kisah cintanya dengan Dion berakhir, Ayla hanya berdoa pada Tuhan jika kelak dipertemukan dengan pria baru, ia ingin pria itu menjadi yang terakhir dalam hidupnya.
Dan ternyata Tuhan mengirimkan Geraldi padanya.
Pendiriannya kuat juga nih cewek
"Apa yang bikin kamu mau serius sama aku?" tanya Ayla.
"Kamu jadi dirimu sendiri. Gak gengsian, perhatian yang kamu kasih tulus" ujar Geraldi.
Sebenarnya ada banyak alasan yang membuat Geraldi akhirnya memilih Ayla, namun sepertinya hal itu tidak perlu diungkapkan saat ini.
"Ayla, aku udah tiga puluh dua. Aku udah gak mau lagi main-main, dan lagi. Aku pun juga mau membangun rumah tangga sama orang yang aku yakin dia pantas buat dampingin aku seumur hidup" ujar Geraldi.
"Aku pun paham umur kita jauh. Kamu masih diumur-umur pengen explore banyak hal. Masih mau nikmatin masa muda juga" ujar Geraldi lagi.
Ucapan Geraldi barusan entah mengapa membuat Ayla jadi tenang. Walau tidak pernah bercerita padanya, namun Geraldi paham jika dirinya masih banyak yang ingin dilakukan.
"Kalo belum bisa kasih aku jawaban, gak apa-apa. Take your time, aku tungguin sampai kapan pun kamu siap kasih jawabannya ke aku" ujar Geraldi.
"But I need to make sure one thing" ucap Ayla serius.
"Kamu bener-bener udah selesai dengan masa lalu kamu 'kan?" tanya Ayla.
"Kamu bener-bener uda move on dari mantan terakhir kamu kan? Gak ada lagi hubungan antara kamu dengan mantanmu? Maksud aku, kalo toh kalian masih berteman baik aku gak masalah selagi udah gak ada perasaan diantara kalian"
Geraldi menggelengkan kepalanya.
"Aku udah selesai sama masa lalu aku" ujar Geraldi mantap.
****
Sejak Geraldi mengutarakan niatnya untuk melangkah lebih jauh dengannya. Sejujurnya Ayla sering tidak konsen karena memikirkan hal ini.
Harus Ayla akui.
Walau mungkin Geraldi bukan termasuk pria idamannya, namun semua hal dalam diri Geraldi sebenarnya adalah hal yang ia cari selama ini. Kedewasaan Geraldi benar-benar menawan Ayla.
"Seandainya kita satu server, dia ngajakin ke KUA saat itu juga ayok deh" ujar Ayla sambil menunggu sop ayam buatannya ini matang.
Disisi lain, Ayla sangat berat hati jika dirinya harus melepaskan 'tawaran' Geraldi. Walau baru mengenal pria itu selama setahun, namun Ayla pun juga sudah merasa cocok dengan Geraldi.
"Apa coba ngomong ke Papa sama Mama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Fragile
RomanceCantik. Cerdas. Karier yang gemilang. Sebutkan satu kekurangan dari seorang Ayla?! Tentu saja urusan cinta. Entah mengapa dewi fortuna tidak pernah berpihak padanya untuk urusan cinta. Entah itu dianggap tidak pantas, ditikung teman sendiri, hanya...