XXXI

118 13 3
                                    

Setelah sempat di gertak Ayla, Farhan ternyata jadi agak ciut.

Ia tidak menyangka Ayla akan menjadi segalak itu. Padahal kelihatannya Ayla sekalem itu. 

Jadi pada kesempatan ini Farhan tidak ingin membangunkan macam tidur, dan memilih untuk menikmati senyuman manis Ayla dari kejauhan saja. 

Sadar dirinya di perhatikan oleh Farhan, Ayla tidak mau ambil pusing. Asalkan pria itu tidak menganggunya. Jadi walau berada di restoran yang sama dengan letak meja yang berdekatan, Ayla tetap nyaman bercengkrama dengan beberapa orang.

Ayla melirik sekilas jam tangannya. 

Waktu sudah mendekati makan siang, dan ia tidak berencana untuk makan siang di restoran ini. Entah kenapa, sejak pagi ia ingin makan di minimarket di gedung belas kantornya dulu. Alias gedung perkantoran Saga.

Setelah berpamitan, Ayla segera meninggalkan restoran tersebut, dan pergi menuju mobilnya. Kali ini juga, Farhan tidak lagi mengejarnya. Pria itu membiarkannya pergi walau kedua matanya tidak ada habisnya menatap ke arahnya.

"Kan abis gue gertak jadi diem!" ujar Ayla sambil menyalakan mesin mobilnya. Lalu mengarahkan kemudian keluar dari area parkir dan melesat menuju tujuannya.

Ayla yang sudah tahu apa yang akan ia beli, segera mengambil makanan dan minnuman yang akan ia santap. Ia juga membeli beberapa roti dan makanan kecil.

Memang pada dasarnya Ayla hobi makan.

"Kan ketemunya lu lagi" suara itu membuyarkan konsentrasi Ayla ketika hendak memilih chips.

"Berisik! Gue lagi konsen milih nih!" omel Ayla sambil mengibaskan tangannya.

Saga pun meninggalkan Ayla, lanjut memilih makanan yang akan ia beli untuk menemaninya sambil bekerja.

Melihat kursi yang sudah di duduki semua oleh pengunjung minimarket, Ayla pun bingung dimana ia dapat menikmati makan siangnya itu.

Ayla mendesah kecewa melihat kursi yang terisi semua. 

"Ikut gue aja yuk" ujar Saga dengan tiba-tiba.

"Lu kenapa daritadi bikin gue kaget melulu sih?!" omel Ayla, lalu memukul pelan lengan Saga.

"Ikut kemana?" 

"Udah pokoknya ikut aja" ujar Saga.


Ingin rasanya Ayla mengomeli Saga, namun ia sadar ia butuh tenaga untuk mengomeli kakak kelasnya ini. 

Jadi Ayla memutuskan untuk langsung menyantap makan siangnya, tanpa memperdulikan Saga.

"Ruangan lu enak juga ya" ujar Ayla sambil mengedarkan pandangan ke sekitar ruang kerja Saga.

"Masih lebih enak dan gede ruang kerja lu kali" ujar Saga sambil mengecek ponselnya.

"Grup WhatsApp kantor gue rame nanyain gue ngajak siapa" ujar Saga tertawa lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Emang lu gak pernah ngajak cewek makan ke sini?" tanya Ayla tanpa melihat wajah lawan bicaranya.

"Gak pernah" ujar Saga.

"Lu yang pertama" ujar Saga dengan nada santai namun kedua matanya tidak lepas dari Ayla.

Sebisa mungkin Saga harus menahan dirinya untuk tidak semakin dalam jatuh ke dalam pesona Ayla. Atau ia akan selalu merasa kesal jika Farhan membicarakan tentang Ayla.

Selesai dengan menu utama makan siangnya, Ayla  pun membuka kemasan chips yang tadi ia beli.

"Lu baru kelar makan dan sekarang langsung ngemil?" tanya Saga dengan kening berkerut.

Mr. FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang