Jam pelajaran telah berlalu, bel berbunyi pertanda jam istirahat telah tiba. Kantin lumayan ramai dengan banyaknya murid yang sedang mengisi perut mereka masing-masing.
Di pojok kantin kiri terdengar suara yang bercampur aduk. Suara ketawa, suara petikan gitar, suara gendang dari meja kantin menjadi satu.
"Mencintaimu..." Terdengar suara Azka yang sedang memukul meja kantin, seraya bernyanyi dan berteriak, seraya berpura-pura tersakiti
Varo bangkit dari duduknya, dan berdiri diatasi kursi kantin sambil menggoyangkan pinggulnya. Berjoget layaknya di atas panggung tanpa rasa malu.
"Sungguh-sungguh aku mencintaimu." Lanjut Alta bernyanyi dengan suara tak kalah keras seraya memegang sendok yang berada di atas meja layaknya sebagai mic
"Eaaaa.... Asik asik josss...." Sahut Varo sambil menarik Zevan untuk berdiri, lalu Varo mengeluarkan uang seribuan dari saku celananya dan mengibas-ngibas kan beberapa lembar uang seribuan di depan muka Zevan.
"Anjing" Ucap Zevan mengedus.
Varo yang melihat Zevan kesal pun tertawa sambil melanjutkan nyanyiannya. "Takan ada... Apa gayss" Ucap Varo sambil mengarahkan botol kecap kearah penghuni kantin sebagai mic-nya.
"YANG BISA MENGGANTIKAN MU" Sahut para penghuni kantin kecuali Lima gadis yang berada tidak jauh dari meja kelima laki-laki itu
"Kantin berasa punya nenek moyangnya kali ya" Ucap Cylla menatap kearah meja segerombolan laki-laki itu.
Aqil yang mendengar Ucap Cylla pun ikut menatap mereka, terlebih lagi Varo musuh bebuyutan nya. "Apalagi tuh si Varo ga jelas banget, pakai nyanyi-nyanyi segala suara jelek aja bangga."
Zora ikut menatap geng BTW. Geng motor yang katanya ganas kalau lagi marah, langganan masuk BK karena sering bolos. Tetapi dirinya pernah mendengar bahwa geng BTW jarang mencari masalah, dan geng itu sering membagikan makanan dan bantuan kepada anak panti, jalanan, dan orang kurang mampu.
Zora hanya sekedar tau nama geng itu dan sedikit mengetahui tentang geng itu dari gosip-gosip murid di sekolah. Zora hanya mengenal Gevan,
Karena Zevan pacarnya Dara, selebihnya Zora tidak mengenal mereka. Walaupun sudah pernah di beritahu oleh Cylla dirinya tetap tidak ingat nama nama 4 lelaki lainnya, karena itu menurutnya tidak penting."Hati-hati, ntar lo suka lagi sama dia" Tiba-tiba dara berucap sambil menatap wajah Aqil yang memerah mendengar ucapan dirinya
"Jangan terlalu benci, nanti jadinya malah terlanjur cinta" Ucap Zora menambahi. Olivia mengacungkan kedua jempolnya pertanda setuju dengan ucapan Zora.
Sedikit semburan merah tercetak jelas di pipi Aqil. "Nggak akan mungkin gua suka sama manusia jadi-jadian kayak tuh bocah, dah lah bye gua mau ke kelas!" Setelah itu Aqil bangkit dan pergi meninggalkan kantin.
"Aqil gengsi aja terussss" Ucap Oliv sambil tertawa yang membuat yang lainnya ikut tertawa. Setelah itu mereka melangkah mengikuti Aqil dari arah belakang sesekali tertawa.
Aqil yang mendengar tawa mereka pun tersenyum walaupun terus melanjutkan langkahnya. "Tertawa dan tersenyum terus lah Ra! Gua harap lo bisa bahagia. Gua pengen lihat kalian berempat juga bahagia, karena gua sayang kalian" Ucap Aqil lirih seraya tersenyum dan tetap melanjutkan langkahnya. Dirinya tidak sadar bahwa ia juga membutuhkan sebuah kebahagiaan, tapi gadis itu masih memikirkan kebahagiaan para sahabatnya dan orang terdekatnya.
• • • • • • • • • •
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan kini ada lima orang gadis yang berjalan keluar sekolah sesekali tetapi karena pembicaraan mereka yang menurut diri mereka lucu.
Drett drett
"Bentar bentar ada yang nelpon" Ucap Aqil sambil mengeluarkan ponselnya dari saku baju sekolah. Keningnya mengerut melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Hallo, ada apa?"
"..."
Aqil membeku, tiba-tiba pegang tangan gadis itu mengerat terhadap ponselnya dengan kencang membuat keempat temanya mentap dirinya binggung.
Aqil menghela nafas sebelum berucap. "I-iya ku akan segera ke sana"
Aqil mematikan ponselnya
"Kenapa Qil?" Tanya Zora
Aqil menatap satu persatu temanya dan menggeleng sambil tersenyum tipis. "Aku pulang luan ya, ada urusan penting gapapa kan? " Tanya Aqil, walaupun binggung mereka berempat tetap menggunakan.
Aqil berjalan meninggalkan keempat temannya, menuju taksi yang berhenti di depan gerbang sekolah.
Keempat gadis itu menatap taksi yang sudah berlalu dari depan pagar sekolah. Mereka saling berpandangan seakan-akan berfikir yang sama, tiba-tiba mereka berempat menggeleng dan mengangkat bahu acuh.
"Mungkin ada urusan keluarga kali ya" Ucap Cylla
"Bisa jadi sih" Sahut Dara
"Ya udah yuk pulang, Oliv mau pulang ntar di cariin lagi" Ucap Oliv
Keempat gadis itu melangkah menuju mobil yang berada di parkiran sekolah dan berjalan menuju dua mobil yang terparkir sampingan.
"Kalian ga ada yang mau numpang sama aku aja?" Tanya orang yang hanya dibalas gelengan oleh Oliv dan Cylla. "Ya udah kalau gitu aku tuan ya, bye bye aku duluan ya!!" Setelah itu Zora masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya keluar dari gerbang sekolah menuju rumah
"Ya udah masuk biar gua antar lo berdua" Ucap Dara sambil berjalan kearah pintu pengemudi dan duduk di kursi pengemudi, di ikuti Cylla yang masuk dan duduk di samping kursi pengemudi, sedangkan Oliv di bagian penumpang.
• • • • • • • • • •
Aqilla yang berada di dalam taksi berucap. "Pak kerumah sakit sejahtera ya" Ucap Aqil kepada tukang taksi itu
"Oke neng"
Selamat 20 menit menempuh perjalanan, gadis itu keluar dari dalam taksi tak lupa membayarnya. Gadis itu berjalan menuju ruangan di mana sang ibunda berada. Oliv bisa melihat adiknya dan Mbak Sari tetangga di rumahnya berada di depan pintu ruang sang ibunda.
"Mbak?"
"Kak Aqil" Rengek Rachel minta di gendong oleh Aqil. Aqil mengusap pelan rambut sang adik sambil tersenyum kearah sang adik, walaupun kenyataan dirinya sedang mati-matian menahan tangisan yang akan keluar dari kedua matanya.
"Kak mama gak kenapa kenapa kan? Jawab rachel kak, mama ga kenapa kenapa kan kak jawab!!" Rengek bocah 6 tahun itu sambil mengoyang-goyang kan lengan kakak yang merasa di pelukannya
"Rachel jangan nangis, mama kan lagi diperiksa dokter" Balas Aqil pelan. Rachel yang mendengar ucapan sang kakak semakin mengeratkan pelukannya membuat Aqil menghela kan nafas.
Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Aqil dari sang adik dan menatap seorang dokter yang keluar dengan pandangan bertanya.
"Gimana dok keadaan Bunda saya" Ucap Aqil sambil menatap penasaran kearah dokter itu
Dokter itu menghela nafas. "Kondisi pasien sangat lemah, sekarang pasien dinyatakan koma dalam waktu yang tak tertentu. Kalau begitu saya permisi dulu" Setelah mengucapkan itu sang dokter pergi meninggalkan Aqil yang sedang mencoba menenangkan sang adik yang menangis
***
Janganlah berpura-pura menjadi orang lain hanya karena kamu tidak ingin ada yang tau siapa dirimu yang asli. Jadilah diri sendiri apa adanya tanpa berpura-pura menjadi orang lain
~V.A*
**
~Rachel Putri Laventezig:@yani.mamora
minggu
08/0522
1042 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow The Trail Of Twilight [On Going]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA] *** "Aku benci dunia yang ga adil"~Ratu Claazora K Zora adalah gadis yang tumbuh tanpa kasih sayang, Zora merupakan anak bungsu dari Zakiel Kalendra dan Alm.Mora Anatha Kalendra. Ia mempunyai 1 Kakak peremp...