9. Suasana kelas

58 12 0
                                    

Sinar matahari memasuki kamar tidur seorang gadis yang tengah tertidur pulas setelah berkerja seharian. Mata gadis itu perlahan terbuka saat sinar matahari menerpa wajahnya.

𝐎𝐥𝐢𝐯𝐢𝐚 𝐒𝐭𝐞𝐟𝐚𝐧𝐢 𝐑𝐚𝐦𝐢𝐫𝐞𝐳 atau biasa semua orang memanggilnya dengan sebutan Oliv. Gadis dengan sejuta tingkahnya yang membuat siapa aja merasa gemas dan kesal secara bersama terhadap dirinya.

Oliv perlahan bangun dari tidurnya. Dengan cepat, ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menuju sekolah

Lima belas menit berlalu, oliv sudah siap dengan seragam  khas sekolah 𝐌𝐇𝐒 (ᴍᴀxᴠɪᴇʀ ʜɪɢʜ ꜱᴄʜᴏᴏʟ). Gadis itu menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan senyum manisnya. Ia menghelakan nafasnya sebelum keluar dari kamarnya.

Akhirnya gadis itu berjalan keluar dari kamarnya, dan berjalan menuju pintu apartemen. Tangannya terulur menempelkan kartu smart door apartemennya, lalu menutupnya kembali.

Oliv melihat jam tangannya, 06.45. Buru-buru gadis itu berlari menuju bisa, Oliv setiap hari pergi ke sekolah mengunakan bus kecil hijau. Hanya tinggal menyebrang saja di depan apartemennya sudah terlihat halte bus, tempat biasa ia menunggu bus. Bus berhenti tepat di depan halte dengan cepat gadis itu naik takut tak mendapatkan tempat duduk  atau lebih parahnya terpaksa menunggu bus berikutnya bisa-bisa ia terlambat datang ke sekolah. Ia segera naik dan menuju ke sekolah

Oliv turun dari bus di halte sekolah, gadis itu berjalan memasuki sekolah dengan nada yang gembira. Ber lompat-lompat kecil sambil bernyanyi, murid-murid yang melihat itu menahan gemas melihat tingkah Oliv yang seperti anak kecil.

Sesampainya di depan pintu kelas 𝐗𝐈 𝐌𝐈𝐏𝐀 𝟏 yang tertutup. Oliv membuka pelan pintu dan memasuki kepalanya saja, gadis itu melihat kelas yang tadinya rame dan bising seketika sunyi. Semua murid yang ada di dalam kelas menatap Oliv dengan tatapan melotot yang di balas tatapan polos oleh Oliv.

"Kalian kenapa?" Tanya Oliv masih tetap dengan posisi yang sama.

"Oliv lo kenapa di situ anjir" Tanya sang ketua kelas bernama Reyhan menahan gemas

"Emangnya kenapa?"

"Plis deh Oliv, usah bikin pusing mending lo masuk sekarang" Ucap intan sang bendahara yang kesal atas kelemotan otak Oliv

"Oke deh Oliv masuk" Ucap Oliv sambil senyum. Tanpa aba-aba Oliv menendang pintu kelas yang membuat semua orang di dalamnya terkejut

"Astaghfirullah" Ucap Rayhan

"Ayam nikah ayam nikah" Lahat Suci

"Eh bapak gua kuntilanak" Lahat Ryan

"Inalillahi si Boby meninggoy" Lahat Sinta

"Sempak si Dirga gambar barbie" Lahat Alya

"Rudi hamil Rudi hamil" Lahat Boby

Lahat mereka semua karena terkejut mendengar suara pintu di tendang. Seketika semua menatap pelakunya, sedangkan sang pelaku hanya menatap mereka polos. "OLIVIAAA!!" teriak mereka secara bersamaan

"Iya Oliv disini, kalian kenapa teriak?" Tanya Oliv bingung. Cukup sudah cukup kesabaran mereka melihat tingkat bar-bar dan polos Oliv secara bersamaan.

"Ayam bisa nikah ya?  Tanya Oliv polos

" Ga tau" Jawab suci cuek

"Asek bapak Ryan kuntilanak" Ucap dinda seketika membuat mereka semua tertawa.

"Mana ada bapak gua kuntilanak" Bantah Ryan

"Woii Dir, sempak lo gambar barbie?" Tanya Bayu berteriak sambil menatap Dirga yang sedang main game di meja belakang, mereka yang mendengar ucapan bayu seketika menghentikan tawanya dan langsung menatap ke arah Dirga

Dirga yang mendengar ucapan Bayu seketika gugup tapi ia harus pura-pura cool. "Sejak kapan cowok se cool gua pakai sempak barbie" Tanya Dirga

"Tubuh kata Alya" Jawab Intan.

Mereka semua percaya atas ucapan Alya karena Alya dan Bayu adek kakak. Kenapa mereka sama-sama kelas 11? Dirga pasti akan menjawab 'karena gua mau jaga adek gua lah'.

Dirga menatap Alya dengan tatapan tajam, Alya yang mendapatkan tatapan dari abangnya hanya cengengesan. "Hehe sorry bang gua keceplosan"

Semua murid yang ada di kelas seketika tertawa

Zora yang melihat semua teman tertawa dengan Oliv yang masih berdiri di depan kelas. "Oliv sini" Ucap Zora

Oliv yang merasa terpanggil pun menatap kearah Zora. Gadis itu berjalan kearah meja Zora dan para sahabat-sahabatnya. "Kenapa Zora?" Tanya Oliv

Zora menggeleng "gapapa, lebih mending kamu duduk" Oliv pun duduk di depan Zora bersama Intan. Intan yang melihat Oliv duduk di sampingnya pun mengalihkan pandangannya dari buku uang khas kelas XI MIPA 1, beralih menatap Oliv.

Oliv yang merasa di perhatiin pun melihat kearah intan. "Kenapa Intan?" Tanya oliv yang di balas gelengan oleh Intan. Intan mengalihkan pandangannya kembali kearah buku uang khas. Oliv yang melihat itu hanya mengangguk angguk saja.

Tiba-tiba Guru masuk ke kelas. Mereka melanjutkan pelajaran dengan keadaan hening

• • • • • • • • • • •

Bel istirahat telah berbunyi

"Baik anak anak pelajaran kita sampai di sini, ingat! Kerajinan PR nya Ibu ga mau ya kalau jam pelajaran Ibu selanjutnya masih ada yang ga ngerjain PR" Ucap Bu Anggun sebelum meninggalkan kelas tersebut

"Baik Bu" Ucap semua murid XI MiPA 2 itu

Semua murid ber dorong-dorongan keluar kelas. Ada yang menuju kantin, perpustakaan, lapangan, ruang musik dan lain-lain. Tapi berbeda dengan 5 laki-laki yang masih berada di kelas di temenin kesunyian.

Azka yang udah ga tahan dengan keheningan yang terjadi pun membuat mulut. "Ini kita tetap di kelas, rooftop, atau kantin" Tanya Azka

"Kantin" Ucap Langit bangkit dari duduknya dan pergi ke kantin di ikuti yang lain kecuali Azka yang melongo di tempat

"Dia bicara apa sih?" Tanya Azka entah kepada siapa, seakan tersadar dirinya di tinggal Azka tiba-tiba berteriak. "Woi anjir lo pada tungguin gua kampret." Azka berlari menyusul teman-temannya dengan muka kesal

Sesampainya di pintu kantin Azka dapat melihat teman-temannya berada di meja paling pojok kiri. Ia berjalan ke arah meja itu dan..

Brakk!!

"Astaghfirullah." Ucap Zevan pelan

"Anjing" Kaget Varo yang mendapatkan tabokan di mulutnya dari Alta. "Mulut lo Varo" Ucap Alta, sedangkan Varo menatap tajam Azka yang berdiri di samping sambil cengengesan.

Langit menatap mereka semua datar sebelum berucap. "Pesan!" Ucap Langit.

Varo yang mendengar ucapan Langit di buat bingung, dirinya menatap Azka yang berada di sampingnya. "Si langit bilang apa sih? "

"Gua ga tau bahasa alien" Jawab Azka

Alta yang mendengar ucapan kedua temanya pun berucap. "Si Langit suruh mesan makanan bodoh!" Maki Alta

Varo menatap sinis Alta. "Ya kan kita ga tau santai lah njing"

"Pesan!!" Ucap Zevan penuh penekanan. Varo dan Azka yang mendengar ucapan Zevan langsung berlari menuju penjual makanan tanpa menanyakan apa yang ingin teman-teman mereka pesan, karena walaupun mereka menanyakannya pasti mereka akan menjawab 'seperti biasa' Begitu aja terus.

***

ig:@yani.mamora
selasa
10/05/22
1027 kata

Follow The Trail Of Twilight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang