8. Cita-cita

46 10 0
                                    

Seorang gadis sedang duduk di balkon kamar sambil memangku gitar. Melihat indahnya langit malam dimana bulan yang bersinar ditemani bintang yang senantiasa ada di sisi nya

Suara petikan gitar terdengar, gadis itu mentok gitarnya dengan pandangan mata yang ga lepas dari langit malam.

"… Kubuka album biru" Gadis itu mulai bernyanyi

"Penuh debu dan usang"

"Ku pandangi semua gambar diri" Gadis itu memejamkan matanya sejenak dan kembali membukanya

"Kecil bersih belum ternoda"

"Pikir ku pun melayang.." Lanjut gadis itu lirih

"Dahulu penuh kasih.." Tak terasa air mata gadis itu keluar tanpa diminta

"Te-teringat s-semua ccerita orang.." Bibir gadis itu mulai ber gemetar

Menghelakan nafas sejenak sebelum kembali bernyanyi. "Tentang riwayat ku"

"Kata mereka diri kuu... Selalu di manja.." Menatap langit malam dengan air mata yang terus mengalir

"Kata m-mereka d-diri k-kuu... Selalu di timang..."

Gadis itu berhenti sejenak. "… Nada-nada yang indah"

"S-selalu terurai dari nya"

"Ta-tangisan nakal dari bibir ku" Tak terasa senyuman tipis terbit di bibir gadis itu

Menghentikan petik kan gitar sejenak, dan mengatur nafas nya. "Takkan jadi deritanya"

"… Tangan halus dan suci" Menghapus pelan air mata yang keluar dari kedua kelopak matanya

"Telah mengangkat tubuh ini"

"Jiwa raga dan seluruh hidup" Masih mempertahankan senyuman tipisnya gadis itu kembali menatap langit

"Rela dia berikan"

"… Kata mereka diri ku selalu di manja"

"Kata mereka di riku selalu di timang"

"… Oh, bunda ada dan tiada" Gadis itu bernyanyi dengan lirih

"Dirimu 'kan selalu ada di dalam hati ku"

"Pikir ku pun me-melayang"

"Dahulu penuh ka-kasih"

"Teringat semua cerita orang..." Lanjut gadis terbatas bata

"Tentang riwayat ku" Gadis itu bisa merasakan dada nya berdebar dengan cepat

"Kata mereka diri kuu... Selalu di manja.."

"Kata mereka diri kuu... Selalu di timang.." Air mata gadis itu kembali keluar dengan sendirinya

"… Oh, bunda ada dan tiada"

"Dirimu 'kan selalu ada di dalam hati kuu..." Selesai menyanyinya lagu yang menandakan gadis itu sedang rindu kepada sang ibunda. Meletakkan gitar di sampingnya menutup mata sejenak merasakan ada debaran yang begitu kuat di dalam hatinya, membiarkan air matanya mengalir begitu saja.

Gadis itu membuka matanya dan menghapus air matanya yang masih mengalir.

Bangkit dari duduknya dan berlari memasuki kamar meninggalkan gitarnya yang berada di atas sofa. Gadis itu berjalan kearah kasurnya, duduk di tepi kasur sambil menatap sebuah poto yang terletak di atas nakas.

Mengambil bingkai foto itu dan mengusapnya dengan lembut. "Mama Claa kangen" Ucap gadis itu sesekali menghapus air matanya.

"Mama tau ga sih tadi di sekolah Claa tertawa bareng teman-teman" Lirih gadis itu. "Claa tertawa agar mereka mengira Claa baik-baik saja, Claa ga mau nyusahin mereka" Gadis itu bercerita dengan air mata yang terus mengalir.

"Tadi Claa waktu jam pelajaran pertama Claa dan teman-teman izin ke toilet, dipertengahan jalan kita ketemu seseorang. Mama tau ga itu siapa? " Gadis itu terus bercerita walaupun tak mendapatkan tanggapan. "Mereka itu sekumpulan lelaki yang lumayan terkenal disekolah, Claa tidak mengenal mereka kecuali Zevan pacarnya Dara" Gadis itu tersenyum dengan mata yang menatap foto yang berada di tangganya

"Mama Claa kangen tau sama mama?" Lirih gadis itu. "Mama ga ada niat datang ke mimpi Claa?" Gadis itu melanjutkan ucapannya "Gapapa kok ma, Claa kan dah besar jadi harus kuat"

"Tadi pagi Claa ga ketemu abang dan Papa, sepulang sekolah tadi Claa juga ga ketemu sama mereka. Mungkin mereka malas lihat muka Claa ya ma"

"Kapan sih mah ini semua berakhir?" Tanya gadis itu. "Claa cape di benci sama Papa dan abang-abang" Gadis itu menghelakan nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Salah Claa apa sih ma? Kenapa semua keluarga benci sama Claa kecuali kak Tasya" Gadis itu berucap dengan nada yang ber gemetar

Menutup mata dan membayangkan masa lalu nya. "Dulu waktu SD Claa ga punya teman, kata mereka Claa itu ga boleh temenan sama mereka. Mama tau ga kenapa?" Gadis itu tersenyum. "Mereka bilang karena mereka punya mama ga kayak Claa yang ga punya mama, mereka juga sering ngejek Claa karena ga pernah di antar sekolah sama Papa"

"Waktu SMP Claa sering pulang jalan kaki, Claa sering lihat banyak anak-anak yang diantara jemput sama orang tua yang lengkap ke sekolah. Kadang Claa iri lihat mereka, Claa jadi pengen di gituin sama Papa walaupun ga ada mama setidaknya ada Papa" Gadis itu berucap dengan nada yang tenang sambil tersenyum

"Tapi mungkin semua itu hanya angan-angan Claa, karena sampai kapan pun Papa ga akan pernah mau ngantar Claa" Gadis itu tertawa merasakan nasib nya yang sangat sangat INDAH!!!

ya gadis itu 𝐑𝐚𝐭𝐮 𝐂𝐥𝐚𝐚𝐳𝐨𝐫𝐚 𝐊. Gadis dengan sejuta kisah kelam nya, gadis yang berpura-pura kuat hanya karena ga mau di pandang dengan kasihan, gadis yang kehadirannya tidak pernah dianggap di keluarganya kecuali sang kakak perempuan yang menyayanginya. Gadis yang menutupi kesedihan dengan tawa yang lebar.

Gadis itu pernah berfikir, kenapa dia lahir di dunia ini kalau nyatanya ga pernah di anggap?. Gadis itu pengen banget menyerah tapi lagi dan lagi itu semua gagal karena dirinya masih punya sang kakak nya harus dirinya banggain.

Ia mempunyai cita-cita yang begitu simpel dan mudah di capai bagi semua anak di luar sana, tapi itu tidak mudah dan simpel baginya! Itu adalah cita-cita yang sangat sulit untuk di gapai.

Memeng mungkin bagi mereka semua itu sangat mudah untuk di capai tapi nyatanya tidak dengan dirinya yang tidak dianggap oleh keluarga. Satu! Hanya satu cita-citanya, membawa pulang piala juara pertama di hari kelulusannya. Nyatanya itu sulit baginya, raport aja Papa nya ga pernah ambilin apalagi datang di hari kelulusannya. Dia ingin di hari kelulusannya sang Papa turut hadir di dalam acara perpisahan dan pelepasan masa SMA nya, dirinya ingin jika dia bisa membawa piala kejuaraan dan mengumumkan bahwa dia memperjuangkan itu semua buat sang Papa, nyatanya itu sulit.

Terkadang dirinya mikir? Kenapa dia tidak bisa kayak anak-anak di luar sana yang di sayang ayahnya walaupun tak mempunyai ibu. Kenapa dirinya berbeda, dimana dirinya di anggap pembunuh. Aneh? Iya ini sangat aneh! Dimana dia lahir tepat kematian sang Mama. Dirinya disalahkan hanya karena dia lahir sang Mama meninggal.

Pasti diluar sana ga ada sang ibu yang mau anaknya celaka, begitu pun sang mama. Mama nya rela berkorban demi dirinya lahir melihat dunia. Tapi kenapa? Kenapa dirinya yang disalahkan karena lahir ke dunia? Jika dia bisa meminta lebih baik dia aja yang meninggal dari pada sang mama.

• • • • • • • • • •

Gadis itu meletakkan kembali bingkai foto tersebut di atas nakas. Cukup sudah cukup malam ini dirinya menangis.

Mematikan lampu kamar dan berbaring di kasur sambil memakai selimut. Sebelum menutup mata gadis itu berucap "selamat malam dunia, dan semoga adalah hari yang baik."

***

ig:@yani.mamora
selasa
10/05/22
1134 kata

Follow The Trail Of Twilight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang