13. Keracunan?

24 10 0
                                    

happy reading

****

Claazora memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Ia membuka pintu utama dan ternyata ada Papa nya yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca dokumen mungkin?

Barat saja ia melangkah menuju kamarnya dan tidak menyapa sang Papa niatnya agar tidak mengganggu, tapi tiba-tiba Papa nya memanggilnya. "Dari mana saja kamu jam segini baru pulang?".

Claazora berhenti melangkah dia melihat jam tangannya yang berasal di tangan kanannya, pukul
22.00 wib Zora berucap " Zora habis dari tokoh buku Pa"

"Ternyata kalau Papa ga ada di rumah, kamu jadi seenaknya pulang jam segini dan apa kamu bilang tadi? Habis dari tokoh buku? Mana bukunya kalau emang bener kamu dari tokoh buku?." Tanya Tuan Zakiel sambil berjalan kearah Claazora.

"Bukunya ga ada Pa, makanya Claa pulang" Ucapnya sambil menundukkan kepala

"Banyak alasan, PASTI KAMU KAN YANG UDAH RACUNI PUTRA KU KEVAN" Teriak tuan Zakiel murka

Claazora yang mendengar ucapan Papa bahwa sang abang di racuni melotot kaget mendengar kabar tersebut. "Bukan Pa, bukan Claa, Claa aja baru tau" Bantah Claazora, dia tidak suka di tuduh menyakiti sang abang

PLAK
PLAK
PLAK

Tamparan dari sang Papa membuat pipi Claazora memerah, entah sudah berapa tamparan mendapat ke pipinya.

Claazora terduduk di lantai, ia merasa sangat lelah hari ini, ia merasa energinya banyak terkuras. Belum lagi ia uang harus berkeliling mencari buku yang harus ia dapatkan untuk acara Olimpiade 2 minggu kedepannya.

BUGH
BUGH
BUGH

Kaki sang Papa menendang nendang tubuh Claazora yang duduk di lantai. Ia membiarkan sang Papa menghajar tubuhnya, ia sudah sangat lemas bahkan untuk bersuara saja sangat sulit.

"Dasar anak tidak tau di untung! Pembawa sial! Masih untung Papa biayain sekolah kamu, kasih kamu fasilitas, tapi apa kerjaan kamu? Hah apa?! Kerjaan kamu cuma pergi, pulang malam! Racun ni putra saya! Ga pernah banggain orang tua! Anak pembawa sial! Dasar pembunuh kamu sialan!!!"

Entah kenapa sang Papa menuduhnya tanpa bukti, padahal ia saja baru tau bahwa sang abang keracunan, sebelum pergi ia masih melihat sang abang yang masih makan di meja makan, pantas saja Papa nya marah dan sekalut ini ternyata sang abang keracunan. Tak tau sudah seperti apa tubuh Claazora saat ini, Ia rasa mungkin akan remuk

"Papa! Cukup Pa! Badan Claa sakit, ampun Pa" Lirih Claazora.

Bukannya berhenti, Papa nya semakin murka. Papa nya menendang badan Claazora dengan kakinya. Kepala Claazora terbentur dengan dinginnya lantai ruang keluarga yang memang sudah menjadi tempat kesaksian penderitanya, tidak ada kehangatan dan kenyamanan di ruangan ini hanya ada rintihan kesakitan dan pemohon ampunan.

"Argh!!!" Sang papa teriak dengan sangat keras lalu melangkah menuju kamarnya dan menutup pintu dengan cara di banting dengan keras.

Claazora yang sudah sangat lemas apa lagi kepalanya yang terbentur lantai sangat keras membuat kepalanya sangat sakit, dengan sekuat tenaga dia bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

Di dalam kamar Claazora duduk di ujung dekat dinding kamar sambil menenggelamkan kepalanya diantara lipatan lutut nya.

Kamar Claazora semakin sunyi dan hanya di isi dengan suara isak tangisnya.

Follow The Trail Of Twilight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang