15. Upacara

21 7 0
                                    

happy reading


***

Zora sudah siap dengan serangan sekolahnya mukanya nampak pucat dan bibirnya mengering, ia sedikit memakaikan liptint di bibirnya. Ia berjalan keluar kamar tak lupa menutup kembali kamarnya.

Saat menuruni tangga Zora di sungguhi pemandangan dimana keluarganya tengah berkumpul dengan sang abang yang sudah keluar dari rumah sakit, iya tersenyum melihat abangnya yang sudah mulia membaik. Ia berjalan menuruni tangga dan melangkah menuju meja makan

"Pagi Pa, bang" sapa Zora ceria yang tak di tanggapi oleh mereka, Zora yang melihat keluarganya tak membalas sapa nya hanya bisa tersenyum kecut

Ia duduk di kursi yang biasa dia tempati, bangkunya emang agak jauh dari bangku Papa dan abang-abangnya. Ia mengambil roti dan mengoleskan selai coklat kesukaannya, ia tak sarapan dengan nasi hari ini karena ia memang lagi tak nafsu makan.

Ia telah selesai sarapan berbeda, ia melihat Papa nya yang masih santai duduk sambil membaca koran dan abangnya yang sedang fokus dengan HP nya ternyata mereka sudah selesai makan.

Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Papa-nya. Ia berniat ingin menyalim Papa-nya, tapi sang Papa langsung bangkit dari duduknya

"Papa kekantor, semangat belajarnya boy" Ucap Kiel yang di balas anggukan dari abang-abangnya dan berjalan keluar rumah tanpa menghiraukan dirinya.

"Gua duluan bang, malas di sini ada kuman" Ucap Kevin menatap sinis Zora dan melangkah keluar.

Zora menatap abang dan Papa nya yang telah pergi , ia beralih menatap abang pertamanya. "Bang Zora berangkat sekolah dulu ya, Assalamualaikum" Pamit Zora dan berjalan menuju garasi

"Waalaikumsalam, mukanya pucat apa dia sakit??" Lirih Kevan menatap sendu punggung adek nya

Hari ini kevan memang tak sekolah karena keadaannya yang belum pulih, ia harus banyak beristirahat.

• • • • • • • • • •

Di koridor sekolah Zora sedang berjalan santai menuju kelasnya, di koridor yang tak terlalu ramai langkahnya terhenti saat ia tak sengaja berpapasan dengan... Langit.

Zora terdiam sedangkan Langit, laki-laki itu hanya tersenyum tipis

Zora yang melihat senyum tipis Langit mengerjapkan matanya beberapa kali, seakan-akan tak percaya bahwa di depannya ini adalah wakil dari gang BTW. Setau nya Langit ada cowok yang jarang senyum, no no bukan jarang tapi tak pernah lelaki itu biasanya hanya menampilkan wajah datarnya tanpa senyuman.

Langit yang melihat gadis di hadap nya melongo hanya bisa terkekeh kecil lalu tangannya terulur untuk mengacak-acak rambut Zora dan berlalu pergi begitu saja.

Tubuh Zora menegang kaku seketika, pipinya memanas dan perutnya seperti ada kupu-kupu beterbangan. Ia membalikkan badan menatap punggung cowok itu yang sudah menghilang karena berbelok arah, tak terasa sebuah senyuman muncul di bibirnya

Zora menatap sekelilingnya, huftt dia menghela kan nafasnya untung tak ada yang melihat dirinya dan Langit.

Ia melanjutkan jalannya menuju kelasnya.

• • • • • • • • • •

Pagi ini sekolah SMA HSM tengah melaksanakan upacara rutin setiap hari senin. Semua murid telah berbaris di barisannya masing-masing.

Zora dan ke 4 temannya tengah berdiri di barisannya masing-masing, mereka tengah mendengarkan kepala sekolah berpidato yang tidak selesai-selesai sedari tadi.

Follow The Trail Of Twilight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang