25. Papa?

27 5 0
                                    

Jangan lupa vote and komen

Happy Reading ^^

***

Zora terdiam melihat rapot di yang berada di tangan nya, gadis itu menatap sulit di artikan kearah rapot nya.

Selepas mengambil rapot ketiga adek kelasnya tadi, gadis itu bergegas mengambil rapot nya sendiri. Ia sedikit kecewa dengan nilai-nilainya, tapi, apa boleh buat? Gadis itu sudah berusaha semampunya.

Menghelakan nafas, dengan berat hati gadis itu melanjutkan langkah nya memasuki rumah. Memang, sedari tadi ia berdiri di garasi mobil.

Mendorong pelan pintu rumah sambil mengucapkan salam dengan lirih. "Assalamu'alaikum..."

Kini di ruang tamu terdapat 3 pria dengan berbeda gender, dua diantaranya menampilkan raut datar, dan satu lagi menatap sinis kearahnya.

Zakiel, Pria paruh baya itu menatap Zora dari atas  sampai bawah, pria itu mengalihkan tatapannya menatap lurus kearah TV yang menyala. "Dari mana saja kamu? Perasaan ngambil rapot tak selama ini?"

Zora, gadis itu menundukkan kepalanya, "maaf Pa..."

Kevin, pemuda itu menatap sinis kearah Zora. "Lo ada gak sih kata-kata selain maaf? Perasaan maaf-maaf mulu yang lo keluarin,"

Kevan menatap dingin kearah kevin, "vin!" Tegur nya, pria itu mengendus mendengar teguran kembarannya.

Zakiel, pria itu berdehem. Pria paruh baya itu melirik kearah putrinya yang masih senantiasa berdiri dan masih menatap kearah lantai. "Dapat rangking berapa kamu?"

Zora, dengan ragu-ragu mengangkat kepalanya, ia menatap kearah sangat Ayah. "Zora dapat ranking dua Pa," Cicit nya pelan.

Keheningan terjadi seketika. Zakiel, menatap kearah Zora yang juga tengah menatap dirinya. "Gak bisa sekali aja banggain Papa? Sekali aja Claazora!! Sesulit itu buat kamu menjadi yang pertama? Kenapa kamu gak bisa dapat rangking pertama Zora? KENAPA?" Bentak Zakiel murka di akhir kata.

Zora, mengalihkan tatapan kearah samping, setetes air mata keluar dari kelompok mata nya tanpa dapat ia cegah. "Maaf Pa, Claa udah berusaha, tapi memang segitu yang Claa mampu..."

Zakiel bangkit dari duduknya. Seketika, kedua anak kembar itu juga ikut bangkit. Kevan, pemuda itu masih senantiasa dengan tatapan datar andalannya, tapi, tak bisa di pungkiri pemuda itu menatap waspada kearah Zakiel.

"Berusaha kamu bilang? BERUSAHA APA CLAAZORA?!?! APA?? kalau emang kamu berusaha, KAMU ATURAN BISA BERADA DI URUTAN YANG PERTAMA, BUKAN YANG KEDUA RATU CLAAZORA!!!" Murka Zakiel.

Zora, memejamkan matanya, hatinya terasa sakit saat mendapatkan bentakan dari sang Ayah, walaupun ini bukan kali pertama Zakiel membentak dirinya. "Mama... Claa cape, kepala Claa sakit. Mama maafin Claa gak bisa buat Papa bangga, Mama juga pasti kecewakan sama Claa karena Claa gak juara pertama, maafin Claa Ma..."

Kevan menatap adik perempuannya, ia dapat melihat bahu gadis itu sedikit bergemetar. Pemuda itu menghelakan nafas, ia beralih menatap sang Ayah. "Dia udah dapat Juara 2 meskipun gak yang pertama. Setidaknya, dia masuk 3 besar di kelasnya" Ujar pemuda itu dengan nada datarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Follow The Trail Of Twilight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang