6. Samhain Traditions

281 50 1
                                    

Minggu berganti, Esmeralda Slytherin tengah duduk di meja asrama mereka, mendengarkan Daphne Greengrass yang tengah berbicara tentang Witch Weekly yang disambut Pansy Parkinson, Tracey Davis dan Millicent Bulstrode antusias. Setelah Dumbledore berpidato yang dibalas tepukan kurang antusias dari meja Slytherin, kepala sekolah Hogwarts tersebut memandang Esmeralda,

"Ini adalah pertama kalinya Hogwarts melakukan ritual kuno, karena permintaan dari seseorang yang tidak bisa kita tolak. Sekaligus memperkenalkan tradisi pada para Muggleborn dan Halfblood yang tidak tahu tentang tradisi ini." kata Dumbledore, Ia mengangguk pada Esmeralda, "Heiress Slytherin, mari."

Esmeralda berdiri dari tempat duduknya, Ia berjalan ke tengah, dan mulai mentrasformasikan pena menjadi arang, Ia lalu menulis huruf runes di tanah.

Esmeralda mendengar dari Gemma Fawley - prefect Slytherin - kalau Hogwarts tidak melakukan tradisi Samnhain pada malam sebelum Halloween, padahal tradisi itu sangat diharuskan karena pada malam sebelum Halloween, Mother Magic akan memberikan hadiah spesial pada para penyihir yang melakukan ritual. Maka dari itu, Esmeralda memutuskan untuk menemui Mcgonnagall dan meminta sang Professor untuk membawanya menemui Dumbledore untuk meminta izin melakukan ritual Samnhaim sebelum Halloween. Dumbledore awalnya kurang yakin apakah mereka harus melakukannya, tapi Esmeralda adalah Slytherin, dan Slytherin selalu mendapatkan apapun yang mereka inginkan.

Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore adalah keturunan dari   Sir Percival - salah satu Knight of the Round Table yang bersumpah setia pada Arthur Pendragon dan House Pendragon -, membuat Albus Dumbledore vassal dari Esmeralda Slytherin, karena Ia adalah Pewaris House Pendragon dari garis paling senior sebagai keturunan langsung Morgana Pendragon, karena Arthur Pendragon tidak mempunyai keturunan, garis suksesi dilanjutkan oleh keturunan saudarinya, Morgana. Dumbledore tidak bisa menolak permintaan Esmeralda, sekuat apapun dia.

Setelah selesai menulis huruf rune kuno di tanah, Esmeralda menarik sehelai rambutnya, dan mengambil beberapa blok kayu dari dalam tasnya, semua murid memandangnya, ada yang kebingungan, ada pula yang terkagum-kagum. Esmeralda menaruh blok kayu tersebut di tengah-tengah ruangan, setelah sebelumnya sudah dialasi dengan perkamen kosong, Ia duduk di depan benda-benda tersebut,

"jika ada yang ingin ikut bergabung, ayo, tak perlu takut." katanya. Blaise Zabini adalah orang pertama yang berdiri dari bangkunya dan duduk di samping Esmeralda, setelah itu keduanya memandang sekitar, beberapa murid Slytherin juga ikut bergabung dengan keduanya, Esmeralda menatap kearah ketiga asrama lainnya, "yang lain? Muggleborns?" panggilnya, beberapa Muggleborns terlihat kaget,

"apakah Muggleborn juga bisa ikut?" tanya Hermione Granger, Esmeralda mengangguk,

"jika kau tidak keberatan, ayo bergabung." dengan langkah tak pasti Hermione bergabung, Ia duduk tepat di samping kanan Esmeralda, gadis itu terlihat gugup, Esmeralda memberikan senyum lembutnya,

"tak perlu takut, Miss Granger." ucapnya memenangkan, Hermione mengangguk, memberikan senyuman yang terlihat seperti ringisan pada Esmeralda,

"bisakah kau menjelaskan tentang ritual ini padaku?" tanya Hermione berbisik takut-takut, Esmeralda mengangguk,

"tentu."

Setelah melihat Hermione, Neville Longbottom serta Ernie Mcmillan dari Hufflepuff ikut bergabung, keluarga mereka adalah bagian dari Sacred Twenty Eight, sejak kecil mereka tidak jarang melihat keluarga mereka melakukan ritual ini, tapi ini pertama kalinya keduanya melihat anak kecil yang memimpin, biasamya hanya orang dewasa yang melakukannya.

Roger Davies, Terry Boot dan Anthony Goldstein serta Cedric ikut duduk membentuk bundar, Esmeralda menatap kearah arloji tua yang Ia keluarkan dari saku,

"kalian semua siap?"

Orang-orang mengangguk tak pasti.

"Phasmatos Incendio," bisik Esmeralda dan api melalap blok kayu di hadapan mereka, Esmeralda mulai membisikan mantra-mantra yang sudah Ia hapal di luar kepala, sebelah tangannya memasukan sehelai rambut tadi, membuat api semakin berkobar. Esmeralda menatap api yang perlahan berubah warna menjadi ungu kehitaman dan berkobar makin besar tapi anehnya tidak ada yang merasakan panas, melainkan rasa hangat dan perasaan seperti di rumah.

"grandmum!" pekik seseorang, Esmeralda menatap kearah murid Slytherin yang menangis terharu melihat salah satu kerabatnya yang telah meninggal, dalam bentuk roh. Masing-masing murid mulai berbicara dengan kerabat mereka masing-masing, Esmeralda memandang sekitarnya, hingga matanya terpaku pada tiga sosok dihadapannya, Esmeralda langsung mengenal mereka.

Salazar Slytherin, pria tua yang agak botak serta kelihatan begitu tegas, Merlin Emrys Pria tua dengan janggut panjang serta memakai topi kerucut panjang dan Morgana 'Le fay' Pendragon dengan pakaian khas Putrinya.

Merlin adalah yang pertama kali menyapanya, Ia berjongkok di hadapan Esmeralda, mata biru pria tua itu menatap Esmeralda dengan penuh kebajikan,

"hei..." ucapnya lembut, Esmeralda memberikan senyuman, "kau tahu aku akan selalu berada di belakangmu dan mendukungmu dalam segala hal, kan, Heiress?"

Esmeralda mengangguk, atensinya tertuju pada Morgana,

"kau tahu grimorie yang tersimpan di vault Le Fay? Ambillah dan bacalah."

Morgana memang selalu dingin, Esmeralda sudah mengetahui tentang itu sejak Ia berumur delapan tahun, Salazar adalah yang terakhir menghampirinya, menangkup pipinya, Salazar menatap langsung kearah mata pewarisnya,

"ketahuilah kalau kau adalah Pewaris dari para Penyihir hebat. Tidak ada yang memiliki garis darah sehebat garis darahmu di seluruh dunia sihir. Kau adalah calon Ratu, dengarkan opinimu sendiri, dengarkan pikiran dan hatimu sendiri."

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang