12. Duels

179 40 0
                                    

Asrama Slytherin memiliki aula untuk duel sendiri, aula itu berukuran sebesar gabungan dua kelas, dengan tribun penonton yang dilengkapi oleh mantra pelindung yang tidak mampu ditembus oleh mantra apapun. Ada pigura Salazar Slytherin yang besar berada di seberang tribun penonton, seolah-olah Salazar sendiri yang akan menjadi juri atas semua duel yang dilakukan oleh murid asrama Slytherin. 

"Heiress." ujar Salazar dari dalam Pigura, Esmeralda menyeringai dan melakukan curtsy elegan padanya, Severus Snape berdiri di tengah-tengah, sementara Arnold Travers di depan Esmeralda.

"peraturan dalam duel ini adalah, kalian bisa memakai mantra apapun selain kutukan tak termaafkan." ujar Snape, dia lalu berjalan kearah podium penonton, "Duelist, saling memberi hormat!"

Arnold dan Esmeralda saling membungkuk memberi hormat lalu keduanya berbalik dan berjalan, menyisakan jarak antara keduanya, lalu saat keduanya berbalik, terdengar suara Arnold meneriakan

"Confringo!"

"Protego!"

Non-verbal Magic, pikir Snape saat melihat Esmeralda menampis serangan Arnold.

"Diffindo!"

"Expulso!"

"Stupefy!"

Esmeralda tidak membalas serangan Arnold, melainkan hanya membuat mantra Arnold mengenai mantra pelindung, para murid lainnya menarik napas kaget. Esmeralda mengakui kalau Arnold adalah duelis yang baik, tapi Esmeralda telah menguasai mantra duel saat dia masih berumur sembilan tahun, dan saat dia berumur sebelas tahun, dia mampu merapalkan mantra tanpa berbicara. Mempunyai Salazar Slytherin sebagai mentor - walaupun hanya dari Potret - adalah keberuntungan, apalagi saat dia bisa memakai Parselmagic saat berduel.

"sudah selesai? Sekarang giliranku." kata Esmeralda memberikan senyum sinis, "Protego Diabolica!"

Severus Snape kaget melihat api biru mengelilingi keduanya, itu adalah mantra yang dimiliki oleh Gellert Grindewald, dan hanya Grindewald sendiri yang mampu menguasainya. Bagaimana Esmeralda bisa tahu soal sihir hitam seperti itu?

"reducto."

"stupefy."

"Cofringo.

Tiga warna keluar dari tongkat Esmeralda, Arnold berhasil melindungi diri dengan mantra Protego, tapi dia panik karena api biru yang dibuat gadis Psikopat itu seperti akan melahapnya sewaktu-waktu, apalagi melihat seringaian gadis itu. Sebelum dia akan menyerang lagi, Arnold melihat Esmeralda memasukan tongkat sihir ke gulungan rambutnya, dia juga menarik sarung tangannya, kemudian  Arnold merasakan panas yang membakarnya dan semuanya menghitam.

Esmeralda dinyatakan menang dengan Arnold yang tumbang, setelah Ia melakukan counter untuk mantra Protego Diabolica, semua orang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan.

Dia menyeringai, lalu memakai kembali sarung tangan hitamnya. Dia juga mengambil kembali tongkat yang Ia selipkan di sanggulnya dan membungkuk kearah penonton. Suara tepuk tangan meriah terdengar.

"Esmeralda Slytherin, The New Queen!" terdengar suara Quentyn Shafiq mendeklarasikan soal itu, dia lalu berjalan mendahului semuanya ke common room.

Pansy Parkinson adalah orang pertama yang berlari dan memeluknya, terasa sekali kalau punggung gadis itu bergetar,

"kau tahu aku sangat ketakutan!" bisik Pansy membuat Esmeralda terkekeh, dia membalas pelukan gadis itu dan menepuk-nepuk punggungnya menenangkan, setelah itu dia merasakan tiga pasang tangan yang memeluknya erat. Sangat hangat, Daphne, Tracey dan Millicent.

Setelah mereka melepaskan pelukan, Esmeralda menatap Professor Snape yang tengah menunggunya di tengah ruangan. Ia berjalan ke tengah ruangan, Professor Snape menatapnya, "tanggung jawab sebagai Monarch diserahkan kepadamu. Kau bisa memilih court-mu sekarang."

Esmeralda mengangguk, dia menatap sekeliling ruangan, tatapannya tertuju pada Arnold yang berdiri menundukan kepala, semua orang terlihat tidak peduli padanya, padahal baru satu jam yang lalu keberadaannya sangat penting di dalam ruangan.

"Arnold Travers."

Semua orang kaget, karena Esmeralda memanggilnya, bahkan Arnold sendiri cukup kaget melihat anak itu, dia dengan ragu maju,

"kau akan menjadi Head of the Council."

Itu adalah posisi yang hanya berada dibawah sang  Monarch.

"The Shadow, Blaise Zabini and Brandon Lestrange."

"The Whispers, Pansy Parkinson and Leo Black."

"The Chancellor, Theodore Nott."

"The Prince, Draco Malfoy."

"The Princess, Daphne Greengrass."

"The Shield, Marcus Flint."

"The Fists, Vincent Crabbe and Gregory Goyle."

"The Hands, Adrian Pucey, Millicent Bulstrode and Tracey Davies."

Semua orang menatapnya kaget, khususnya Quentyn Shafiq. Esmeralda menyeringai kearahnya, dia pikir hanya karena dia menghasut Arnold Travers, Esmeralda akan memilihnya masuk ke Court? Esmeralda lebih baik memilih orang-orang yang dia kenal. Dan begitulah, Slytherin Royal Court yang terkenal di masa depan terbentuk. Dengan ini, loyalitas tanpa batas, serta solidaritas dibentuk, oleh tak lain dan tak bukan, sang Ratu termuda dalam sejarah Slytherin Royals.

All Hail The Queen!

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang