11. Slytherin Court

201 37 2
                                    


Setelah insiden itu dan Professor Snape memastikan kalau jalan ke asrama mereka sudah aman, Esmeralda mengikuti Gemma Fawley dan Alexis Selwyn ke asrama mereka.

Setelah Gemma memberikan password dan pintu terbuka, mereka masuk dan Esmeralda langsung duduk di sofa dekat perapian, setelah ia menggumamkan mantra, api membakar kayu tersebut dan membuat ruangan tetap hangat.

Theo duduk di sebelahnya dan membaca buku History of Magic. Tiba-tiba Esmeralda merasa ada yang menyenggolnya, Ia mengangkat kepala mendapati Daphne yang sedang menunjuk-nunjuk, "apa?"

"kau dipanggil oleh Arnold Travers." kata Daphne membuat Esmeralda bingung, Arnold adalah Raja Slytherin yang sedang menjabat.

Di Asrama Slytherin ada hirarki kekuasaan yang dipegang oleh Raja atau Ratu secara absolut. Mereka bebas memberikan perintah, dan apa yang mereka katakan, itu adalah rules. Raja atau Ratu tidak dipilih, mereka menang secara conquest, sangat simpel. Jika ada murid yang ingin menantang Raja atau Ratu, mereka akan berduel, duel disaksikan oleh kepala Asrama dan para murid lainnya, jika dia menang maka dia akan menjadi Raja atau Ratu, jika dia kalah, dia akan dikucilkan oleh semua orang, dan hanya dengan perintah Raja atau Ratulah yang bisa mengangkat hukuman itu, tapi selain memberikan perintah, satu hal yang paling penting, yaitu, koneksi.

Koneksi sangat penting, apalagi untuk masa depan. Dalam sejarah Asrama Slytherin, Raja yang pernah menjabat termuda adalah Thomas Slytherin, Ayahnya. Esmeralda tentu saja sangat bangga, apalagi menegetahui kalau sang Ayah menjadi Raja di tahun ketiganya.

"ada perlu apa, Travers?" tanya Esmeralda santai, Ia memainkan anak rambutnya, Travers yang duduk dikelilingi oleh Court-nya menatap Esmeralda,

"aku hanya ingin memperingatkanmu untuk menghormati orang yang lebih superior darimu." kata Travers, Esmeralda menatapnya, mata hijaunya menatap Arnold menghina,

"hormat? Siapa yang pantas aku hormati? Kau?" tanya Esmeralda mengejek,

"kau--"

"apa? Kau ingin menyuruhku menghormatimu? Kau pikir siapa dirimu? Berani sekali dirimu, sebagai anggota dari Sacred 28 menyuruhku, satu-satunya Pewaris dari keluarga penyihir tertua di seluruh Britania Raya menghormatimu? Bahkan Menteri Sihir harus selalu mengirimkan kartu setiap hari libur sebagai tanda hormat padaku!'

Semua orang terdiam mendengar perkataan Esmeralda, mereka semua ketakutan apalagi melihat wajah Arnold Travers yang merah padam, Arnold menjadi Raja karena mengalahkan murid Slytherin tahun ketujuh saat dia baru saja berada di tahun keempat, menyebut dia jenius bukanlah omong kosong, dan Esmeralda secara tidak langsung menantang Arnold. Adrian Pucey pucat pasi, apalagi melihat anggota Court berdiri dan memicingkan mata pada Esmeralda, khususnya sang Prince.

"berani sekali murid tahun pertama menantang The King?" ucap The Prince, Quentyn Shafiq, "aku tahu kalau Lady Esmeralda adalah Pewaris Slytherin, tapi ini adalah tradisi yang dijalankan selama turun temurun, anda harus menghormati Raja yang tengah menjabat, My Lady, ataukah... Anda ingin menantang sang Raja untuk berduel?"

Adrian ingin sekali menonjok muka sok dari Quentyn Shafiq, apalagi seringaian menyebalkan itu, dan Adrian sudah tahu kalau Travers termakan omongannya.

"kau menantangku?!"

Esmeralda menghela napas kasar, "dasar bodoh." ujarnya, Ia lalu menatap Quentyn yang memberikan seringaian kepadanya, lalu dia mengangguk, "baiklah. Aku, Esmeralda Lyra-Eltania Slytherin, menantangmu untuk berduel. Semoga Mother Magic menjadi saksinya."

Terlihat Marcus Flint memijat pelipisnya, Quentyn Shafiq menyeringai, "Great! Higgs, panggil Professor Snape!"

Salah satu bagian dari Court, Terrence Higgs berdiri dan pergi meninggalkan common room.

Esmeralda tahu kalau Quentyn Shafiq itu licik, dia tidak perlu menggunakan legilimens untuk tahu soal itu karena seringaian menyebalkan pria itu sudah memberitahukan semuanya. Esmeralda juga tahu kalau Ia tidak seharusnya menerima tantangan tak langsung dari Quentyn Shafiq, entahlah, Esmeralda ingin menyihir Shafiq menjadi kodok. Dan Travers, Travers terlalu angkuh hanya karena tidak ada yang menantang posisinya sebagai Head of the Slytherin Court sejak tahun keempat, jadi dia menganggap remeh semua orang.

Tak lama Professor Snape datang, diikuti Terrence Higgs. Snape menatap murid-murid di asramanya,

"ada. yang. ingin. berduel?" ucap sang Master Ramuan sekata demi sekata, Esmeralda menahan dirinya untuk tidak memutar mata dan mencibir Professor dihadapannya yang begitu dramatis. Quentyn Shafiq mengangguk, tangannya menunjuk kearah Esmeralda yang berdiri dalam diam,

"The Lady Esmeralda, menantan The King untuk berduel, Professor."

Professor Snape memberikan tatapan menilai pada Esmeralda, lalu mengangguk sedetik kemudian.

"baik. Semuanya ke aula duel."

***

Author note: Hello, beautiful People! This is my first Author's note in this book. I wanted to thank you for spend your precious time to read this book. This fanfiction is the first fanfiction i have ever post in this app and the only Indonesian fanfiction i ever write, so, hope you enjoy! And have a nice day!

Question: who is your favorite character?

-Lynx

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang