17. Coming to an End

166 33 0
                                    

Liburan musim dingin selesai dengan cepat. Hogwarts menyambut kembali murid-murid yang baru pulang dari menghabiskan waktu bersama keluarga mereka masing-masing.

Di meja Slytherin, Pansy Parkinson dengan semangat menceritakan apa yang dia dan keluarganya lakukan saat musim dingin, dia lalu mengeluarkan oleh-oleh berupa coklat dari Belgia dan memberikan masing-masing satu kotak pada teman-teman seasramanya. Gumaman terima kasih diterima oleh Pansy dengan anggukan dan senyuman.

"Esmeralda!" sebuah suara memanggilnya, para murid Slytherin yang tengah berbincang berhenti mendengar seseorang memanggil The Queen hanya dengan nama, Esmeralda yang dipanggil berbalik, mendapati Cedric Diggory yang melambai padanya, Cedric lalu menghampirinya dengan senyuman ceria,

"Hai, Essey!" kata Cedric, dia menyodorkan kue kering yang berada di toples kaca transparan pada Esmeralda, "Mum membuatkan kue untukmu!"

Esmeralda terkejut saat dia menerima toples tersebut, yang diisi kue coklat, keju dan kacang, dia tersenyum pada Cedric

"berikan terima kasihku pada Ibumu." ujarnya, Cedric mengangguk antusias,

"pasti." katanya, "Mum berkata kalau kau ada waktu nanti saat musim panas, datanglah ke kediaman kami, mereka ingin bertemu denganmu."

"baiklah, tapi aku akan melihat jadwalku terlebih dahulu." jawab Esmeralda, setelah itu Ia melambaikan tangannya pada Cedric dan pergi bersama teman-temannya di Asrama Slytherin.

***

Esmeralda tidak lagi mendapatkan info dari Voldemort maupun Quirell tentang rencana mereka, anak perempuan yang bahkan tidak mengerti tentang emosi manusia itu hanya bisa diam dan tidak berbuat apapun. Voldemort tidak meminta bantuannya, dan dia juga tidak ingin ikut-ikutan mencari masalah.

Gadis dari Keluarga Slytherin tersebut tengah duduk di common room, membaca buku muggle yang dia pinjam dari Hermione Granger tentang pasangan remaja yang berakhir tragis, Romeo dan Juliet.

"apa yang membuatmu begitu fokus seperti itu?" tanya Brandon Lestrange yang duduk di sampingnya, menarik kain yang tengah menutupi Esmeralda dari dinginnya hawa common room, untuk menutupi kakinya.

Esmeralda membiarkan Brandon membaca sampul buku tersebut, "Shakespeare?"

Lima belas menit kemudian keduanya hanya diam saja, Brandon sibuk dengan Daily Prophet sementara Esmeralda sibuk dengan novel-nya.

"Apa kau pernah merindukan orangtuamu?" tanya Brandon tiba-tiba, mengangkat kepalanya dari koran Daily Prophet. Esmeralda berhenti membaca dan menatap mata biru Brandon, dia lalu mengangkat bahu,

"aku tidak mengenal orangtuaku, Lestrange, bagaimana aku bisa merindukan orang-orang yang tidak pernah aku temui?"

"kau benar," ujar Brandon, "hanya saja aku merasa kesal setiap kali orang-orang menunjukku dan berbisik soal nama belakangku."

"Kau seorang Lestrange," kata Esmeralda, "kenapa kau harus mendengarkan opini mereka? Lestrange atau bukan, selama kau masuk asrama Slytherin orang-orang akan tetap berbicara."

"Bibi Cissa bertanya nama belakang apa yang ingin aku gunakan, aku bisa memakai nama belakang Black seperti Ibuku, tapi aku dengan bodohnya memakai nama Lestrange. Mendatangkan masalah yang tak perlu."

"Tapi nasi sudah menjadi bubur, bukan? Tak perlu menyesalinya, yang perlu kau lakukan adalah menjadi dirimu sendiri yang membedakan antara kau dan keluargamu."

Brandon menatap Esmeralda, "kau pikir aku bisa melakukannya?"

"aku yakin kau bisa melakukannya. Kau bukan hanya seorang Lestrange, tapi kau adalah Brandon, dan aku mempercayaimu."

"terima kasih, Esmeralda."

"sama-sama, Brandon."

***

Rumor beredar tentang sesuatu atau seseorang yang mengincar apa yang sedang dijaga oleh Hogwarts.

Banyak murid yang menebak tentang siapa yang mengincar dan apa yang diincar, murid Slytherin seperti biasa hanya berdiskusi sesama mereka lalu melakukan urusan mereka masing-masing.

Esmeralda hanya menunggu aba-aba dari Lord Voldemort dan Quirell. Tapi ia terkejut saat mendengar kalau Harry Potter telah mengalahkan pencuri batu bertuah itu, dan Ron Weasley yang masuk Hospital Wings.

Tahun pertama Esmeralda pun selesai, mereka kini duduk di aula besar untuk makan malam tetakhir sebelum pergi liburan musim panas.

Setelah makan malam, Dumbledore mengetuk gelasnya,

"tahun pejaran 1991 sudah berakhir. Gryffindor berada di urutan ke empat dengan tiga ratus dua belas poin," suara tepukan tangan tak niat datang dari Gryffindor, "Posisi Ketiga, Hufflepuff dengan tiga ratus lima puluh dua poin. Di urutan kedua, Ravenclaw, dengan empat ratus dua puluh enam poin, dan di tempat pertama, Slytherin, dengan empat ratus tujuh puluh tiga poin."

Suara teriakan bergema dari meja asrama Slytherin.

Tapi semuanya terdiam saat Dumbledore mulai memberikan poin kepada Hermione Granger, Ronald Weasley, Harry Potter bahkan Neville Longbottom. Esmeralda mendecih melihat Gryffindor dan dua House lainnya berbahagia karena Slytherin tidak menang, bahkan setelah Dumbledore mengganti banner Slytherin menjadi Banner Gryffindor.

Professor Sinistra berdiri, dan membisikan sesuatu pada Dumbledore, Dumbledore mengangguk,

"ah, hampir lupa. Lima poin untuk Miss Slytherin karena membangkitkan tradisi lama, Tradisi Samhain."

Semua murid Slytherin terkejut, mereka saling memandang tak percaya lantaran Gryffindor sudah hampir memenangkan House Cup tapi tidak jadi, Esmeralda menyeringai, dia mengambil tongkatnya dan menggumamkan mantra, mengganti Banner Gryffindor dengan Banner Slytherin.

"SLYTHERIN WON THE HOUSE CUP 9TH YEAR IN THE ROW!"

***

A/N: Hello dearest! I'm Glad you spend your time reading this. The first year at Hogwarts already finished and i know i'm super bias towards Slytherin, because it's my house and i'm proud of it, see you in the next chapter about Summer with Esmeralda's Godparents!

Love, LynxEstrela💚

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang