9. Unexpected Friendship

226 43 0
                                    

Esmeralda Slytherin tahu kalau Ia sangat berbeda dari kebanyakan teman seangkatannya. Ia menyambut perbedaan itu dengan tangan terbuka. Tapi Ia tidak akan pernah menyangka kalau perbedaannya adalah mereka merupakan anak dari penyihir normal, sementara Esmeralda adalah anak dari seorang psikopat pembunuh yang ditakuti semua orang di dunia sihir.

Menghela napas kasar, Esmeralda menempelkan belakang kepala dan punggungnya pada dinding, mencoba agar suhu dingin bisa membuatnya lupa sejenak.

Sekarang apa yang harus dia lakukan? Tangannya yang berbalut sarung tangan hitam memijat dahinya. Voldemort adalah Penyihir paling ditakuti seantero dunia sihir, tapi Pria itu adalah Ayahnya. Esmeralda juga ingin merasakan kasih sayang Ayah Kandungnya. Ia ingin sang Ayah memeluk dirinya, menceritakan cerita tentang mendiang Ibunya, mengajaknya berbelanja, dan merayakan hari ayah. Esmeralda ingin merasakan apa yang dirasakan Wednesday Addams saat merayakan hari ayah bersama Gomez Addams, Ia juga ingin merasakan kehangatan pelukan seorang Ayah. Ia baru berusia sebelas tahun, tentu saja itu adalah haknya, dan Esmeralda tahu Ia tidak boleh egois, tapi dia juga masih anak-anak.

"apa yang membuat Milady sedih?" tanya sebuah suara, Esmeralda mengangkat kepalanya dan hampir jatuh, melihat sosok hijau keabuan yang tengah bergelantungan di atap tersebut,

"kau...?"

"Peeves, milday." kata sosok tersebut, "Pranskter terbaik di Hogwarts."

Esmeralda menyunggingkan senyum kecil pada Peeves,

"kupikir Prankster terbaik Hogwarts adalah Weasley Twins?"

Peeves memberikan tatapan offended, "My Lady salah. Peeves adalah yang terbaik."

Esmeralda terkekeh pelan, Ia memasukan tangan ke saku jubahnya, "baiklah, baiklah. Terserah dirimu saja." ia lalu berjalan meninggalkan Peeves ke kelas transfigurasi.

Ia masuk kelas, mendapati Mcgonnagall dalam bentuk kucing tengah menatapnya, Esmeralda meringgis pelan,

"Professor Quirell tadi berbicara dengan saya tentang kelas DADA yang lebih maju, dan merekomendasikan mantra pada saya, Professor." ujarnya, kepala Mcgonnagall dalam bentuk kucing mengangguk membuat Esmeralda menghela napas lega, Ia berjalan ke tempat duduk yang terdapat Millicent Bulstrode yang melambai padanya.

Setelah duduk dan membuka buku, Ia menatap hewan dihadapannya, dan menoel-noel kodok menggunakan tongkatnya yang dibawa Millicent. Millicent memukul tangan Esmeralda yang dibalas gadis itu dengan memajukan bibirnya yang membuat Millicent mengambil perkamen dan memukul bibir Esmeralda.

"it's a violence!" renggek Esmeralda dengan suara rendah, Millicent menggeleng melihat tingkah kekanakan teman satu asramanya ini. Esmeralda terlalu aneh. Tapi sejak kapan gadis itu tidak aneh? Aneh mungkin adalah nama lain gadis bermata hijau tersebut. Esmeralda kadang terlalu dingin dan sangat mengintimidasi, kadang-kadang gadis itu akan bertingkah seperti anak kecil yang manja. Millicent curiga kalau gadis di sampingnya ini terkena penyakit Bipolar.

Esmeralda menahan tawanya melihat Potter dan Weasley yang berjalan masuk bersama-sama. Dasar bodoh. Ucapnya dalam hati, keduanya menghela napas seakan-akan tidak ada Professor di dalam kelas, sebelum Mcgonnagall berubah kembali menjadu manusia. Esmeralda terkesan dengan sihir animangi tersebut, Ia membaca kalau Morgana Pendragon adalah seorang animangus dengan bentuk burung, Esmeralda juga ingin menjadi animangus. Ia bahkan sudah membaca bagaimana caranya, tapi membayangkan kalau Ia harus terus membiarkan akar mandrake di mulutnya dan terus terkena saliva selama sebulan penuh membuatnya mengernyit jijik.

Setelah Professor Mcgonnagall mengancam akan menyihir Potter dan Weasley menjadi perkamen peta agar keduanya tidak tersesat lagi ke kelas, kelas Tranfigurasipun dimulai.

Esmeralda menatap bosan ke cangkir yang berhasil Ia ubah dari kodok yang dibawa Millicent, bless her, Millicent terlalu baik karena Ia membawa dua kodok yang kata gadis itu, Ia meminta - memaksa adalah kata yang lebih tepat - Crabbe dan Goyle menangkap kodok-kodok itu di sebelah danau hitam. Kalau tidak, Esmeralda mungkin akan terkena masalah karena Ia lupa membawa hewan peliharaannya, Ia tidak mungkin kan mentransfigurasikan Hades, ular piton albino yang Ia terima dari Gomez Addams sebagai hadiah natal - ia sendiri agak bingung kenapa kepala keluarga Addams tersebut memberikan hewan Albino, padahal menurut keluarga nyentrik itu, Hitam adalah warna yang bahagia - Hades mungkin akan melilitnya sampai mati, walaupun Esmeralda agak skeptis tentang dililit sampai mati oleh hewan itu karena Hades sendiri sangat menyayangi Esmeralda.

Esmeralda merasa mengantuk, Ia menggerakkan tongkatnya dan cangkir wine itu berubah kembali menjadi kodok, kemudian menggerakkan tongkat dan kodok itu berubah kembali menjadi cangkir. Esmeralda menghela napas gusar, Ia merasa akan mati kebosanan jika terus menerus seperti ini.

"ten points to Slytherin karena mantra sempurna dari Miss Slytherin." suara Professor Mcgonnagall terdengar. Esmeralda yang mengantuk mengelus-elus matanya. Blaise Zabini menyentuh pelan bahu Esmeralda dari belakang, mencoba membuat gadis itu tetap terbangun.

Setelah kelas Transfigurasi selesai, setiap murid keluar kelas, hanya menyisakan Esmeralda dan Hermione Granger didalam sana beserta Professor Mcgonnagall yang membereskan perkamen. Esmeralda berjalan keluar kelas tapi tangannya ditarik oleh gadis dengan rambut singa, Esmeralda berbalik,

"kau perlu apa?" tanya Esmeralda membenenarkan sarung tangan hitamnya,

"aku..." ujar Hermione gugup,

"hmm?"

"aku bertanya-tanya, apakah kau mau belajar bersama denganku? Kau sangat pintar," kata Hermione, Esmeralda mengangguk

"tentu saja! Temui saja aku setelah makan malam di perpustakaan." ujar Esmeralda meninggalkan Hermione yang terlihat syok. Apalagi melihat gadis dengan jubah hijau Slytherin dan rambut diikat Hairnet rapih tersebut tengah tertawa karena kelucon Peeves, sang Poltegreist.

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang