10. Troll in THE DUNGEON!

191 38 1
                                    

Esmeralda dengan santai duduk di aula besar antara Pansy Parkinson dan Daphne Greengrass. Di hadapannya ada Draco Malfoy yang diapit oleh Leo Black dan Brandon Lestrange.

Draco yang tengah bertingkah dramatis karena tahun pertama tidak diperbolehkan membawa Sapu terbang membuat Pansy di sebelahnya gemas ingin mengambil garpu dan menusuk kepala pirang tersebut. Rumor beredar di kalangan tahun pertama kalau Pansy menyukai Draco, tapi sangat berbeda dari kenyataan yang ada, Pansy merasa Ia lebih baik menenggelamkan dirinya ke dalam danau hitam kalau sampai Ia menyukai anak manja macam Draco.

"berhentilah bersikap dramatis, Malfoy!" desis Pansy penuh kekesalan,  kesabarannya menipis tinggal sedikit saja Ia benar-benar akan melempari pewaris keluarga Malfoy tersebut dengan garpu ditangannya. Malfoy malah makin menjadi-jadi, kini Ia bahkan mencoba mencari pembenaran kepada Lestrange dan Black. Millicent Bulstrode yang duduk disebelah Pansy mengelus lengan anak itu, Millie hanya bisa menggeleng saat Draco menjulurkan lidah kepada Pansy,

"sangat dewasa sekali kau, Malfoy!" kata Millicent, Daphne hanya bisa menggeleng melihat tingkah laku teman seasramanya tersebut. Membayangkan kalau Ia akan tinggal bersama mereka selama tujuh tahun penuh membuatnya tiba-tiba pening.

"Kudengar kau mendapatkan sifat dramatismu itu dari darah keluarga Black, Malfoy? Tidak terlalu mengagetkan kalau itu benar mengingat kau dan Brandon memiliki sifat dramatis yang sama?" ujar Theodore Nott mengangkat kepala dari bukunya, Esmeralda yang menggigit sosisnya mengangkat kepalanya menatap Theo,

"hei!" sanggah keempat bocah tahun pertama Slytherin,

"aku tidak pernah berkelakuan dramatis!" ujar Leo, memainkan anggur di tangannya, "lagipula kau tidak pernah mengenalku selama ini, darimana kau tahu kalau aku dramatis?"

"Ibuku berkata kalau anggota keluarga Black itu selalu dramatis." tambah Blaise Zabini yang berpindah tempat duduk ke samping Esmeralda dan menyomot biskuitnya, Esmeralda menepis tangan Blaise,

"dan melihat sikap Draco dan Brandon yang selalu dramatis sejak kita masih kecil, tidak menutup kemungkinan kalau Black memang dramatis!" sambung Daphne, membuat Leo memutar matanya, dan memakan makan malamnya, "lihat? Blacks memang dramatis!" ujarnya menunjuk Leo.

"aku tidak dramatis, dan nenekku seorang Black." ujar Esmeralda memakan sosis panggangnya, ketiga keturunan Black menatapnya,

"kau juga seorang Black?" tanya Brandon, "karena Ibuku juga Black!"

Esmeralda mengangguk, "Adhara Black adalah Nenekkku. Itu membuatku memiliki darah Black, dan aku tidak dramatis seperti Kau dan Malfoy."

"Esmeralda kita semua tahu kalau kau adalah yang paling dramatis diantara semuanya." ucap Blaise membuat Esmeralda menabok kepalanya keras, "itu sakit, woman!"  Esmeralda menjulurkan lidahnya pada Blaise membuat Pria Zabini itu mengambil anggur hijau dan memasukannya kedalam mulut sang Heiress membuat Esmeralda tersedak.

Sebelum Esmeralda ingin membalas Blaise, Professor Quirell berlari memasuki Great Hall dan berteriak, "TROLL IN THE DUNGEON!" dan terjatuh seperti karung berisi kentang dengan bunyi 'dug' keras.

Hening...

"aaaaaarrhghhhhhh..." teriakan panik terdengar, Esmeralda melihat semua murid berlarian dengan panik, beberapa murid pingsan dan banyak yang menangis sambil memeluk temannya. Tidak ada murid Slytherin yang berteriak, tapi wajah mereka pucat pasi.

"sonorus. DIAM!" suara kepala sekolah terdengar keras, murid yang tadinya panik berhenti, tidak ada yang bersuara, "Prefect, bawa murid-murid ke asrama masing-masing." perintah Dumbledore, terdengar suara Percy Weasley yang memerintahkan murid-murid Gryffindor untuk mengikutinya, tapi tidak ada Prefect Slytherin yang bersuara, bahkan Slytherin King yang seharusnya menjadi panutan untuk semua murid Slytherin hanya diam tak berkutik, seolah sebagai pengecut. Esmeralda memutar mata pada si Raja dan court-nya, Ia berjalan kearah Dumbledore,

"professor, kami tidak bisa ke asrama kami karena, mungkin anda lupa, tapi asrama kami berada di Dungeon. Bagaimana kalau ada Troll disana?"

Dumbledore mengangguk, "kalau seperti itu, Slytherin bisa tetap di aula besar sampai para Professor membereskan masalah ini." kata Dumbledore berjalan kearah para Professor lainnya. Esmeralda dan para murid Slytherin lainnya duduk di tempat mereka semula, kali ini tidak berminat untuk makan lagi.

Seorang murid Hufflepuff berlari menghampiri meja mereka, lebih tepatnya Head Girl, Ia menghampiri Leo dan berbicara dengannya sebentar kemudian memeluknya dan pergi.

"itu Nymphadora Tonks," ujar sebuah suara, Esmeralda mengangkat kepala menatap langsung kearah mata coklat muda.

"oh,"

"ngomong-ngomong, namaku Marcus Flint." kata murid Slytherin itu, dia lalu menempatkan tatapannya kepada Professor yang terbaring tak sadarkan diri di tengah-tengah aula, "tidak ada yang berniat membantu Quirell?"

Tidak ada yang mau repot-repot berdiri dari kursi mereka dan membantu Quirell, murid Slytherin hanya saling memandang lalu mengangkat bahu tidak peduli.

Esmeralda agak curiga mengapa tiba-tiba saja Troll bisa masuk kedalam sekolah seperti ini, bukankah Troll tidak terlalu suka manusia dan Hogwarts adalah tempat dengan populasi spesies terbanyak di dataran ini? Esmeralda lalu mengalihkan pandangan pada tubuh Quirell yang pingsan, apakah ini salah satu rencana Voldemort? Tapi bukankah Voldemort terlalu bodoh? Dia bisa saja meminta Esmeralda meminjam batu bertuah dari Nicholas Flamel, Nicholas pasti akan memberikannya pada Esmeralda apalagi kalau gadis itu berjanji akan menghabiskan musim panas bersama mereka dan bereksperimen ramuan, daripada bersusah payah menjadi parasit dan memasukan troll kedalam Hogwarts.

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang