13. Fille tho

194 39 0
                                    


Pagi hari datang, Para court of Slytherin yang baru berjalan bersama ke great hall. Arnold Travers, sang mantan King sekaligus Kepala Council berjalan di samping Esmeralda.

Tangannya selalu membenarkan posisi Esmeralda yang lebih fokus ke buku yang tengah dia baca, Ia harus memanuver tubuh kecil gadis itu agar Ia tidak sengaja menabrak orang lain. Dan menghela napas lega saat mereka sampai di depan pintu utama aula besar.

"Anda harus lebih berhati-hati, My Queen," Arnold berbisik, dia lalu menarik kursi paling ujung yang dikhususkan untuk Monarch Slytherin, dan meminta Esmeralda duduk, setelah memastikan gadis itu duduk dengan baik, Ia lalu mengambil tempat duduk tepat disebelah kiri gadis itu.

Arnold Travers tahu seharusnya Ia merasa benci kepada gadis kecil tahun pertama itu, tapi Arnold tidak bisa membenci gadis itu karena gadis itu menang secara fair. Dan Gadis itu mengangkatnya menjadi Kepala Council, yang merupakan posisi utama dalam court mereka. Arnold bisa merasakan semua mata dari asrama lain tertuju pada mereka, Slytherin terkenal dengan Royal Court mereka, dan melihat kalau kursi penguasa telah berganti pemilik membuat mereka semua terkejut.

"Anda harus sarapan," kata Arnold lagi, Esmeralda mengangguk, tangannya mengambil buah beri tapi matanya tidak lepas dari buku tersebut, Arnold kebingungan karena buku itu ditulis dengan huruf aneh, berliuk-liuk seperti ular. "Apa yang anda baca?" tanya Arnold, Esmeralda mengangkat kepalanya, mata hijaunya bertemu mata biru Arnold,

"ini adalah buku ramuan, tapi ditulis dalam bahasa Parsel." jawab Esmeralda, dia mengambil pena bulu dari tasnya dan memggunakan pena itu sebagai alat untuk menentukan chapter. Dia lalu memgambil roti panggang, mengolesinya dengan selai dan memakannya.

"kapan meeting akan dilakukan, my lady?" tanya Arnold, menyesap tehnya, Esmeralda melirik semua court yang duduk agak terpisah dari murid-murid lain.

"kita bisa melakukan pertemuan setelah pertandingan Quidditch, bagaimana?"

Arnold mengangguk, "baiklah."

***

Selesai sarapan, Esmeralda dan murid-murid tahun pertama Slytherin berjalan bersama ke kelas Ramuan, mereka akan membagi kelas dengan murid Hufflepuff. 

Esmeralda duduk bersama Pansy, mengambil buku ramuan Salazar Slytherin dan membacanya. Ia baru menutup bukunya saat Snape berjalan masuk dengan dramatis. Esmeralda tidak bisa tidak berdecak kagum lantaran melihat jubah sang guru yang berkibar dramatis setiap kali guru itu berjalan.

Suara Snape yang monoton membuka kelas.

Kelas ditutup dengan Snape yang mengambil beberapa poin dari asrama Hufflepuff karena Ernie Mcmillan dan Justin Flinch-Fletchley terlibat argumen yang mengakibatkan ramuan keduanya gagal, walaupun ramuan mereka tidak menimbulkan ledakan seperti ramuan milik Neville Longbottom, tetap saja Snape akan melakukan segala cara untuk mengambil poin dari asrama lain. Tipikal Snape.

Esmeralda memasukan barang-barangnya ke dalam tas, sebelum suara Snape yang monoton menghentikannya, Ia mengangkat kepala dan memberi kode agar teman-temannya bisa pergi duluan sebelum menghampiri meja Snape.

"professor memanggil saya?" tanya Esmeralda, Snape menunjuk kursi dan Esmeralda duduk, "jadi?"

"Saya melihat progress ramuanmu, Miss Slytherin," Esmeralda mengangguk, memberi isyarat agar Snape melanjutkan omongannya, "dan kurasa, kau siap untuk kelas advanced Potions."

Senyuman Esmeralda merekah, Ia menatap Snape dengan berbinar, "anda serius?" Snape menganggukkan kepalanya, dia lalu memgambil sesuatu dalam laci, sebuah perkamen dan memberikannya kepada Esmeralda,

"itu adalah Izin untuk mengikuti kelas ramuan tahun ketiga dan keempat, Miss Slytherin." ucap Snape, "dan aku harap kau bisa membuatku dan asrama kita bangga."

Esmeralda mengangguk, tangannya yang memegang perkamen itu bergetar karena Ia bersemangat, "tentu Professor, tentu!"

Setelah itu Ia berdiri, mengambil tasnya dan berjalan keluar dengan senyuman yang tak luput dari bibirnya.

"apa yang membuatmu tersenyum, Esme?" seorang remaja berambut coklat dan bermata coklat terang tiba-tiba muncul, dasi kuning-hitamnya membuat Esmeralda menghela napas kesal,

"bukan urusanmu, Diggory." kata Esmeralda, "dan namaku Heiress Slytherin, bukan Esme!"

"tapi kau kan temanku, dan kita bisa memanggil teman kita menggunakan nama depan." jawab Diggory cepat, berjalan menyusul gadis tahun pertama yang aneh tersebut, "itu kata Ibuku!"

"tapi kata Marcellus, kalau kau tidak pernah berbicara dengan orang itu lebih dari lima kali berarti kalian tidak berteman!" jawab Esmeralda ketus, Diggory menatapnya,

"tapi kita berbicara banyak, aku juga menolongmu mencari perpustakaan." Cedric tidak mau kalah, Ia menatap Esmeralda dari ujung matanya,

"itu hanya keberuntunganmu saja saat itu!"  kata Esmeralda sambil memutar matanya, "lagipula, apa kau tidak punya pekerjaan lain selain menggangguku?"

"kau kan temanku! Dan lagi, kau sudah setuju kalau kita akan berteman saat itu!" Cedric memajukan bibirnya cemberut, "apa kau akan mengingkari janjimu itu, Esme?"

"namaku ESMERALDA, bukan Esme Esme!" ujarnya kesal, Esmeralda bahkan menghentakkan kakinya ke lantai,

"namamu panjang, aku malas memanggil namamu yang panjangnya seperti Hogwarts Express!"

"kau menghina namaku?!

Dan seterusnya, Esmeralda dan Cedric terus-terusan bertengkar sampai keduanya berada di depan pintu perpustakaan. Esmeralda menemukan Hermione Granger yang tengah melambai-lambai padanya, yang disambut lambaian yang sama, Ia mendelik pada Cedric kemudian berjalan menghampiri  Hermione.

"hello," sapanya berbisik, Hermione membalasnya dengan senyuman,

"hi!" kata Hermione yang melihat gadis Slytherin itu memutar matanya pada Diggory. "kau kenapa dengan Diggory?"

"kau tahu namanya?" tanya Esmeralda membuat Hermione memgangguk, "kau tahu? Dia sangat amat sangat menyebalkan." kata Esmeralda berbisik, Ia memutar matanya lagi, "aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Menyebalkan sekali."

Hermione menghela napas melihat kekesalan yang Esmeralda rasakan, tangannya mengelus-elus bahu gadis itu, "tak usah dipikirkan. Anak laki-laki memang seperti itu."

"kau benar, Granger. Anak laki-laki sangat menyebalkan."

Hermione mengangguk, "ngomong-ngomong, apa kau tahu soal Nicholas Flamel?"

Esmeralda menatapnya dengan tatapan ingin tahu, "kenapa kau tiba-tiba tertarik pada Nicholas Flamel?"

"hanya ingin tahu..." jawab Hermione,

"tentu saja aku tahu dia. Aku mengenalnya sejak aku berusia sembilan tahun, Ibu Baptisku adalah sahabat baik Mrs. Flamel dan aku selalu menemani Mrs. Flamel untuk membuat resep ramuan terbaru."

Hermione mengangguk, Esmeralda menatapnya lagi, "kalau kau masih penasaran, aku sarankan kau mencari buku berjudul 'Biografi Penyihir dari masa kemasa' yang ditulis Ansel Greenwood."  kata Esmeralda, "kau bisa mencarinya di seksi sejarah kalau kau mau."

Hermione mengangguk, membisikan terima kasih.

"Granger, apakah kau bisa membantuku merevisi essay DADA?"

Hermione mengangguk kemudian keduanya memulai sesi belajar bersama.

Aere Perennius (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang