Happy reading, vote nya juga.
Vannca dan para inti kini masih berkumpul distudio yang tampak lebih bersih dari sebelumnya.
Mereka pun mulai berunding untuk menentukan rencana yang akan vannca gunakan untuk kedepannya. Wajah wajah datar itu mulai mendominasi tak ada lagi yang semula pecicilan.
Perencanaan itu berlangsung selama 3 jam lamanya dengan beberapa kali pro dan kontra nya. Selesai dengan itu, mereka telah menjadi yang sebelumnya, pecicilan dan perghibahan.
Diambilnya ponsel itu dan jari lentik itu dengan cepat memesan beberapa macam makanan juga minuman untuk para anggota juga inti. Hingga seruan perintah darinya mengalihkan acara menonton Jo.
"Turun, bayar" ucap dirinya dengan tangan yang menyodorkan kartu kredit nya.
"Apaan ni Zhe? Traktiran kah?" Tanya Jo berulang kali dihadiahi anggukan.
Jo pun turun dan segera membayar juga membagikan makanan itu pada anggota dibawah. Dimakan nya dengan bersama menambah kesan harmonis dalam markas mafia terkejam itu.
—I'm ZEVANNYA—
Beralih dari markas, vannca melangkah menuju belakang markas dengan ditemani seekor singa. Dirinya berjalan dengan santai hingga menemukan danau yang tengah dicari nya.
"Hey le, come here!" Suruh vannca pada le, Leon si singa tadi. Singa itu mendekat lalu menduselkan kepalanya pada perut vannca yang tengah berbaring.
"Kamu tahu? Aku merindukan Eva dan ingin menyusulnya. Namun masih ada hal yang harus diurus hingga tuntas dahulu. Menyebalkan bukan?" Ceritanya dengan tangan yang mengelus rambut lebat milik le.
Seakan tahu bahwa dirinya tengah gelisah, le hanya diam nyaman dalam dekapan vannca.
Dirinya hanya melamun dan bercerita hingga tak sadar bahwa waktu telah menunjukkan senja yang akan turun.
"Kajja kita kembali!" Meninggalkan danau dengan singa yang mengikuti nya.
"Gua balik, jaga markas!" Celetuknya yang secara tiba-tiba mengejutkan semua yang berada disana.
"Woke bubos!" Serentak dengan cengirannya.
—I'm ZEVANNYA—
Esok harinya, tak ada yang istimewa dihari itu. Hanya sekolah, pulang, jika sempat ia berbelanja. Namun disaat akan menaiki motornya, tangan putih itu tertarik hingga menyebabkan ia kembali turun dari motornya.
"Apa sih?" Ketusnya, dihadapan nya kini berdiri laah seorang Nagara.
"Pulang bareng!" Jawab Nagara, dibalas gelengan dan tatapan mata tajam oleh vannca.
"Please!" Ucapnya kembali, karena jengah vannca hanya mengangguk malas. Tepatnya ia malas berdebat plus capek.
Ditariknya tangan vannca itu yang menuntun menuju tempat motor gara terparkir. Dirinya hanya menurut, tanpa protes. Motor itu kini melaju kencang melewati para pengendara yang mengumpati keduanya.
Hingga sampai dirumah bertingkat yang nampak minimalis, dengan taman mini dihalaman rumah yang penuh dengan bunga Magnolia khobusi juga Azalea.
Keduanya turun lalu dengan menggandeng tangan vannca, Nagara segera memasuki rumah itu.
"bunda, gara pulang" beritahu nya ketika sampai diruang tamu, vannca hanya diam mengamati rumah minimalis itu dengan sesekali berdecak kagum dibatin.
" dah pulang kamu? Tumben ga nongkrong?" Wanita setengah baya itu berjalan mendekati dirinya juga gara.
"Bunn" kesal gara, dibalas kekehan geli dari wanita setengah baya yang menjabat sebagai bunda nya— Ragea.
"Eh siapa ini?" Tanya nya pada vannca yang sedari tadi berdiri disamping gara.
"Zevannca Tante" jawab vannca seraya menyalami tangan Ragea.
"Panggil bunda aja" ucap Ragea dengan tangan yang ia eluskan pada rambut vannca,
"Siap Bun" Nagara yang melihat kedua tengah mengakrabkan diri hanya tersenyum senang.
—To Be Continued
09, Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I'M ZEVANNYA
Ficção GeralWarning, This story already ENDING. ❝ hanya kisah seorang gadis dingin nan cuek yang berpindah jiwa kedalam raga si gadis pencari perhatian. ❞ "what is love? I never felt it sorry! Because it's not in my life." she said sarcastically, Don't forget t...