Kejadian kecelakaan itu membuat Nagara hampir stres jika ia tidak ingat ada anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang nya.
Kesedihan juga tak akan pernah mengembalikan nyawa vannca yang telah melayang disaat perjalanan menuju rumah sakit. Dirinya sempat mengurung diri, namun tak bertahan lama saat ia mendengar tangisan anaknya.
Kini Nagara kembali hidup dengan kesan dinginnya yang mulai melekat erat kembali. Dengan segala usahanya ia memberikan seluruh kasih sayang pada ve yang mulai beranjak dewasa.
Ve yang sekarang mulai bersikap dingin, terkecuali pada nenek dan appa nya. Sayang sekali ve yang bertubuh bantet kini menjelma menjadi dewi yang cantik diumurnya yang ke enam tahun.
Disekolah, ve tak punya banyak teman. Disebabkan oleh sifat dingin nya yang misterius, dirinya dijauhi karena itu. Namun ve tampak tak perduli, ia hanya akan fokus belajar guna mengejar cita-cita nya dan segera membanggakan appa nya.
"Ve pulang," ucap ve saat sampai dirumahnya. Disambut oleh wanita setengah baya yang masih tampak muda.
"Ve sayang, bagaimana sekolahnya" tanya Ragea, wanita setengah baya itu dengan tangan yang ia rangkul kan pada pundak cucunya itu.
"Membosankan nek, appa mana?" Setelah memberikan jawaban ia langsung bertanya dimana sang appa berada. Bucin appa nya garis keras, tapi tsundere; persis eomma-nya dulu.
"Appa ada ditaman belakang, taman bunga eomma mu" jawab Ragea dengan nada sendu diakhir.
"Baiklah, ve kesana dulu"
—I'm ZEVANNYA—
Tampak Nagara termenung dengan tangan yang memegang figura keluarga kecilnya. Tak pernah ia sangka sudah lima tahun berlalu, meninggal nya vannca membuat dirinya seakan hilang kendali.
Gara masih termenung, hingga tak menyadari ve yang berada di belakangnya tengah memandang dirinya sendu, ve juga merasakan bagaimana ia kehilangan sosok wanita kesayangan nya saat ia masih berusia satu tahun.
"Appa" panggil ve pada appa nya yang masih termenung, dapat ve lihat disudut mata appa nya terdapat tetesan air mata.
"Appa" panggil nya sekali lagi, kini ia mulai direspon Nagara. Tampak appa nya mengusap sudut matanya dengan sedikit berdehem.
"Ekhem, ah sayang sudah pulang? Bagaimana hari mu?" Tanya gara dengan tangan yang menarik lembut tangan ve, menuntunnya duduk.
"Sungguh membosankan. Appa kenapa? Kangen eomma?" Jawab ve, lalu bertanya perihal eomma-nya.
"Appa nggak kenapa Napa." Dirinya sejenak menghela nafas, "Iya, appa kangen eomma mu, gak terasa kan udah lima tahun dia ninggalin kita." Ucap gara dengan sendu, dirinya menarik tubuh kecil ve dalam dekapan nya.
"Ve juga kangen eomma-nie, udah lama ve nggak ketemu dia." Ve menjawab dengan mata yang mulai mengeluarkan air mata dengan suara yang agak serak.
"Kalo kangen, kita ke makam nya aja gimana hm? Appa juga mau ketemu dia." Saran gara, namun tetap suara nya masih sendu dengan ia yang menangis dalam diam. Ve memberikan anggukan pada dada bidang appa nya yang terbalut kemeja hitam.
Ve mulai beranjak untuk mengganti bajunya dengan baju yang lebih tertutup. Mengambil figura eomma nya yang tengah tersenyum menggendong bayi, dirinya. Tak terasa mata nya mulai meredup samar karena air mata.
"Eomma-nie, ve kangen. Datang ke mimpi ve ya! Biar ve bisa ketemu eomma lagi, hiks! Eomma lihat, appa jadi sering nangis. Hero ve meredup eomma"
—To be Continued
09, Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I'M ZEVANNYA
Ficción GeneralWarning, This story already ENDING. ❝ hanya kisah seorang gadis dingin nan cuek yang berpindah jiwa kedalam raga si gadis pencari perhatian. ❞ "what is love? I never felt it sorry! Because it's not in my life." she said sarcastically, Don't forget t...