Unit apartemen mewah di LA itu yang dahulu nya sepi kini telah diisi oleh pemilik sahnya, dia vannca yang kini berada didalam apart nya yang berada disana.
Lebih tepatnya itu adalah apartemen milik zevannya. Dirinya terlihat tengah berbaring disofa dengan beberapa obat dimeja yang berantakan, sehabis dirinya mengobati hasil dari penyerangan terhadap musuh nya.
Vannca hanya mengenakan tank top yang dipadu padankan dengan celana pendek sepaha. Matanya yang sayu itu kini mulai tertutup dengan perlahan. Tanpa sadar telah menjadi orang yang tengah dikhawatirkan.
Lain lagi disekolah Nagara, gara terlihat jelas khawatir pada vannca, namun tampang dingin nya ia gunakan sebagai topeng. Ia sudah beberapa kali menelpon juga memberi pesan pada vannca, namun pesan nya tak dijawab begitu pula dengan telepon.
"Aish, kamu kemana dear?" Lirih nya cemas, tak dipungkiri ia telah jatuh sejatuh jatuh nya kepada gadis pemilik rambut hitam highlight biru yang kini berganti menjadi blonde hair.
Gara pun sesekali melihat ponselnya, tak seperti yang diharapkan, ia tak mendapatkan apa apa. Perasaan geram ia tahan, namun perasaan khawatir lebih mendominasi dirinya.
'perhatian untuk seluruh siswa siswi, untuk segera datang menuju aula. Jangan lupa untuk membawa cemilan, sekian.
Suara itu terdengar hingga seluruh sekolah. Hingga tak lama banyak yang mulai bergegas menuju aula.
"Ada apaan dah ke aula? Mana disuruh bawa cemilan. Ngelawak anjing!" tanya Ari pada Aldi dan aldo. Jangan tanyakan kenapa pada mereka berdua, karena sisa temannya adalah jelmaan kulkas.
"Ke aula " perintah tegas dari Arkan yang sedang memainkan rambut milik si wanita sok polos, Anna.
Aula
Aula yang sebelumnya sepi itu kini hampir penuh diiisi oleh sekian murid yang berdesakan. Dapat mereka lihat diaula itu disediakan sebuah karpet berbulu yang terbentang disepanjang aula. Podium pun dipindahkan kesamping. Dengan dinding belakang podium yang sebelumnya bercat coklat kini Terhalang layar putih tulang.
Diseberang nya terdapat sebuah proyektor dan laptop. Hingga mereka terkejut saat semua lampu dimatikan dan jendela yang ditutup oleh tirai yang terpasang.
Tak berbeda jauh dengan yang lain, Arkan dkk pun tampak sedikit kaget namun tak bertahan lama. Jangan lupakan Anna yang senantiasa bergelayut bak ulat dilengan Arkan.
'Selamat datang semua, dimohon jangan terlalu
ribut dan tolong silent sebentar ponsel kalian.
Umpatan dan makian nya tolong ucapkan diakhir
Tayangan. Terimakasih.Pesan itu tertera sesaat layar proyektor menyala, dengan suara perempuan yang memerintah. Mereka, semua siswa siswi disana pun mengikuti arahan yang diberikan tayangan tadi.
Hingga detik tayangan mulai, mereka langsung terfokus pada layar disana. Yang menampilkan kebusukan seorang ANNA dari yang membuly dirinya sendiri, memfitnah vannca, rencana memeras keluarga Arkan dkk, rutinitas diclub nya; sex juga masih banyak kebusukan kebusukan nya.
Saat tayangan itu selesai, muncul lah wajah vannca yang tersenyum seringai. Mereka semua yang menonton Masi hening menunggu ucapan yang terlontar dari mulut gadis itu.
"Bagaimana everyone? Ter aigo kamchagia ga? Sekarang udah tahu kan siapa yang jalang siapa yang enggak? Haha nyatanya kalian semua hampir sama bodohnya dengan si Arkan Arkan itu. Mana sering ikut bacot tanpa tahu kebenaran nya, bodoh ckckck.
Oke gitu aja sih, silahkan kalian mau bully atau apapun pada Anna. Saya menunggu, bye semua."
Lalu layar itu menghitam, suasana aula itu pun kini mulai ricuh dengan kebenaran yang ada. Mereka mulai melempar kan sampah makanan mereka pada Anna yang tengah melindungi diri dari mereka. Arkan dkk yang dahulu senantiasa mengelus dan mengucapkan ucapan lembut kini berganti menjadi makian kasar.
Lain halnya dengan Nagara, dia hanya tersenyum mengingat wajah seringai vannca ditayangan tadi.
"Aigo, kiyowo" ucapnya gemas, agak sinting juga
—To be Continued
07, Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I'M ZEVANNYA
Ficção GeralWarning, This story already ENDING. ❝ hanya kisah seorang gadis dingin nan cuek yang berpindah jiwa kedalam raga si gadis pencari perhatian. ❞ "what is love? I never felt it sorry! Because it's not in my life." she said sarcastically, Don't forget t...