𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟗❀.・゜゜・

205 148 17
                                    

Hallooo
Gimana ceritanya????
Authornya ngarep di komen sama kalian:( biar tahu feel-nya dapet atau engga
Jangan lupa vote dan komennya yaa❤️

Happy reading guys!!!
-

-

-

Bianca berjalan ke arah UKS, kedua tangannya membawa mangkuk bakso yang lumayan panas

Setelah sampai di depan pintu UKS yang tertutup, Bianca menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya. Ia menyiapkan hati terlebih dahulu takut sesuatu yang ia tak inginkan terlihat

"Oke Bianca, ayo masuk" Ucapnya pada diri sendiri

Ia mendorong pintu UKS dengan sebelah kakinya.pintu terbuka dengan pelan dan langsung saja Bianca masuk kesana

Keadaannya sepi. Bianca berjalan menelusuri setiap kamar, hingga di pertengahan kamar ia mendapati al yang tengah tertidur memeluk aily nyaman

Bianca mengadah kepalanya ke langit langit menahan air matanya yang hendak jatuh tanpa di minta

"Ayolah Bianca, lo harus terbiasa! "

Ia masuk dengan pelan,menyimpan mangkuk bakso diatas meja disana lalu berjalan ke arah al pelan

Ia merapikan seragam al yang tersingkap, melepaskan pelukan anatara al dan aily tanpa membangunkan kedua insan yang tengah tertidur itu

Bianca duduk di kursi samping ranjang, menggenggam tangan al lalu menempelkannya kepada pipinya hingga air mata itu menetes dan mengalir pada lengan kekar al

"Al... Kamu tau gak kalo kamu bersikap kaya gini ngebuat aku sakit? " Liriknya

"Lebih mentingin aily daripada aku? Kalo kamu masih sayang sama aily kenapa harus ngelibatin aku dalam cerita kalian? "

"Aku bahkan udah coba berkali-kali buat terbiasa dengan kebersamaan kamu sama aily"

"Tapi gak bisa"

"Selalu saja dada aku sesak"

"Hati aku sakit" Suaranya semakin mengecil

"Aku tahu aku egois, aily sahabat kamu, bahkan mungkin sekarang dia dunia kamu... "

"Dia orang yang lebih awal kenal sama kamu dibandingkan aku"

"Tapi boleh kan kalo aku yang bakalan nemenin kamu sampe akhir? "

"Boleh kan? Hanya aku, engga ada aily sama sekali? "

Tangisnya tidak dapat di tahan lagi, semakin lama isakannya semakin terdengar keras, tenggorokannya pun terasa sangat sakit walau untuk mengatakan kalimat lagi dan dadanya semakin sesak

"Al makan ya... Jangan sampai sakit" Ucapnya dengan nada bergetar. Bianca mengusap pipi al pelan lalu keluar dari UKS sana menyisakan al yang termenung di tempatnya

Dia terbangun saat Bianca merapikan bajunya

Tapi ia tidak berniat membuka matanya, membiarkan kekasihnya itu mengeluarkan semua isi hatinya yang membuat al terkejut

Se sakit itu perasaan kekasihnya?

Se dalam itu luka yang ia beri?

Al merasakan dadanya diremas tatkala tadi ia mendengar Bianca terisak

Ia menyayangi Bianca, sungguh

Lebih dari ia menyayangi aily

Tapi entah kenapa aily seakan mengikatnya, tak membiarkan ia bebas dan ia tak bisa menolak keinginan gadis disampingnya

"Maaf.. "

-

-

-

Bianca mendapati Gea, sheila dan manda yang tengah berdiri di depan toilet, ia berjalan mendekat

"Lah? Pada ngapain nongki di wc? "

Gea memutar bola matanya malas, "ini tisu buat lo kalo ingusnya meleber" Gea menyodorkan keresek berisi tisu, namun Bianca memandang mereka bertiga dengan tatapan aneh

"Lu abis nangis kan? Belum lega kan? Masih mau dilanjut di wc kan? Dikira gue gak tau apa kalo abis ketemu al bawaannya lu nangis mulu? Apalagi kalo al nya lagi bareng sama aily" Ucap manda sembari mendelik yang di balas kekehan oleh Bianca

"Tau aja kalian... Iyasi tadinya gue pengen lanjut, cuma tingkah kalian bikin gue ngerasa baikan. Yuk ah ke kelas! "

Gea mengangguk lalu berjalan menuju kelas mereka

"Bohong"

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang