𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟐𝟏❀.・゜゜・

140 72 2
                                    

Haloo
Apakabar hari ini?
Ayo vote sama komennya!!

Happy Reading!! ❤️

Semuanya tengah berkumpul di rumah Bianca karena sedari awal sudah sepakat berkumpul di rumah Bianca. 2 mobil sudah terparkir rapi di halaman Bianca, tinggal menunggu Al yang belum datang saja.

"Sam, coba telpon lagi... Yakali dia lupa" Ken menyuruh temannya itu

Bianca mengigit bibir bawahnya, ini sudah lebih 10 menit dari waktu yang di janjikan kemarin, hingga sebuah mobil datang membuat semua orang disana bernafas lega sebelum mereka melihat siapa yang turun dari mobil itu

Al dan aily

Bianca menatap Al lesu, yang di tatap menundukkan kepalanya merasa bersalah lalu mendekat ke arah semuanya yang sedang berkumpul

"Sorry telat, tadi aily kesiangan bangun" Aily menundukkan kepalanya karena sedari tadi Gea yang sedang di tenangkan oleh kekasihnya menatap tajam dirinya, ia mengeratkan genggamannya pada lengan Al

Semuanya mengangguk lalu berjalan ke arah mobil mereka. Bianca menatap Al kecewa, pandangannya turun pada lengan Al yang masih setia menggenggam jari jari aily lalu berjalan ke arah mobil meninggalkan Al yang hendak berbicara padanya

"Bianca... Hey tunggu" Al dengan cepat melepaskan genggaman dari aily

Al menahan tangan Bianca membuat Bianca menahan nafasnya, perlahan ia melepaskan genggaman Al, "kenapa Al? "

"Aku se-mobil sama kamu kok.. Aily di mobil yang lain"

Pernyataan tersebut membuat perasaan Bianca sedikit lega. Bianca mengangguk lagu tersenyum, "Ayo.. " Al mengangguk semangat dan meninggalkan aily

Aily mengepalkan tangannya lalu berjalan ke arah mobil satu satunya sembari menghentakkan kakinya

Saat membuka pintu yang ia lihat adalah ken yang menjadi supir dan di sampingnya ada Gea, di bangku kedua ada Samuel dan manda yang tiduran di paha Samuel sembari meluruskan kakinya hingga tidak menyisakan tempat sedikitpun

"Oh, aily lo di mobil ini? Dibelakang aja ya.. Soalnya disini penuh hehe" Manda tersenyum menunjukkan gigi giginya

"Sial! "

Di mobil lain arkan tengah misuh misuh di tempatnya. Dia di tugaskan menjadi supir tanpa seseorang di sampingnya, benar benar seperti supir pribadi mereka!

Bianca dan Sheila sedari tadi tertawa terbahak bahak hingga berkali-kali Al menyodorkan minumnya karena Bianca terus terusan tersedak hingga Al ikut tertawa

"Biasa aja ya! Gausah pada romantisan! "

Sheila dengan sengaja tiduran di paha rajas yang dihadiahi suara klakson oleh arkan saking kesalnya hingga membuat mobil ken yang ada di depannya bingung

Bianca terkekeh pelan, kemudian kepalanya di senderkan oleh Al pada bahunya, "Tidur, masih lama juga nyampe nya"

"HEH BARU JUGA JALAN SIAL! JANGAN TINGGALIN GUE TIDUR YA KALIAN SEMUA!! "

Apa apaan itu, seharusnya arkan mengajak siapa saja atau sekalian kinan agar Al cemburu sepanjang liburan

Hingga 2 mobil itu melaju dengan kecepatan rata-rata

Bianca sedari tadi bergerak tak nyaman karena pusing meredanya, ia ingat memasukkan obatnya ke dalam tas, namun tas itu diletakkan di bagasi hingga ia sukar untuk menggapainya

Al yang melihat pergerakan tak nyaman dari Bianca menarik Bianca untuk tidur terlentang dengan pahanya yang menjadi bantalan. Awalnya Bianca menolak karena mungkin saja Al akan merasa pegal apalagi jarak perjalanan yang tidak dekat, namun Al tetap bersikeras untuk itu hingga akhirnya Bianca luluh dan membaringkan tubuhnya

Al mengusap kepala Bianca, lagi lagi rambut kekasihnya itu menempel pada tangannya bahkan kali ini terlihat lebih banyak dari terakhir kali ia mengusap rambut Bianca

"Bianca.. Kamu ganti shampoo? " Tanya Al dengan tangan yang sekarang berpindah mengusap dahi Bianca

"Kenapa emangnya? "

"Rambut kamu... Rontok"

"Iya.. Aku ganti shampoo, aku kira bakalan cocok eh malah rontok" Ucapnya diiringi kekehan, setelah itu ia menghembuskan nafasnya dan mulai terlelap

"Oh.. Udah mulai"...

-

-

-

Bianca terbangun karena merasakan sesuatu mengganggunya. Benar saja, sedari tadi Al memberikan ciuman ciuman di pipi, hidung dan keningnya

" Bangun "

Cuppp

"Istirahat dulu ayo"

Cuppp

"Makan dulu"

Cuppp

Bianca tertawa geli sembari menjauhkan wajahnya dari jangkauan Al. Ia membuka matanya, tidak ada seorang pun di mobil kecuali Al dan dirinya.

"Eh.. Yang lain kemana? "

"Udah turun dari tadi.. Kamu pules banget jadinya aku gak tega bangunin, tapi kalo gak dibangunin kamu gak makan" Cecarnya

Bianca mengangguk pelan, "Al, bisa bawain obat aku di bagasi? "

Al menganggukkan kepalanya lalu turun disusul Bianca, "kamu makan aja, biar aku yang cari obatnya" Bianca berfikir sebentar kemudian mengangguk ragu

Setelah Bianca hilang dari pandangan Al, ia kemudian mencari cari tas milik Bianca, "ah dapet... Eh buset berat banget"

Al mulai membuka isi tas Bianca, ada baju ganti, powerbank, handuk, satu set alat mandi dan yang paling membuat Al terkejut adalah cemilan yang dibawa Bianca favorit dia semua

Ia mengorek lebih dalam tas Bianca, menemukan obat langganan ketika dia pusing, 2 set sandal, dan sebuah kertas. Al meraih kertas tersebut yang isinya membuat Al terkejut

Baju gandi√

Set alat mandi√

Sandal punya Bianca dan Al√

Cemilan Al√

Obat Bianca√

Obat Al√

Uang√

Al tersenyum, Bianca tidak hanya menyiapkan milik dirinya sendiri saja, dia juga menyiapkan sesuatu yang sudah dipastikan tidak Al bawa karena dianggap tidak penting

Ia meletakkan kembali kertas tersebut, kemudian matanya tertuju pada satu tas kecil, setelah Al buka yang isinya obat obatan Bianca

"Eh, kenapa makin banyak? "

Al membaca semua merek obatnya, hingga satu obat membuatnya sangat terkejut

"Lah, ini obat pereda rasa sakit kan? "

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang