𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟑𝟒❀.・゜゜・

119 60 0
                                    

Happy Reading!! 🌞

-

-

-

Sehari setelah Bianca menjadi tahanan yang katanya cuman bisa ditebus jika orang tua Bianca ada disini, arkan memutuskan untuk mengabari orang tua Bianca

Bianca hanya bisa pasrah, kepalanya sangat sakit karena hari ini dan kemarin ia belum meminum obatnya, bahkan polisi disana tidak membiarkan arkan untuk sekedar memberikannya obat

Dan disinilah mereka berada, kantor polisi

Dengan mimik sendu sang bunda dan raut wajah tak enak dipancarkan dari sang ayah membuat Bianca tertunduk dalam

Selama perjalanan pulang tidak ada yang berbicara sedikitpun. Bianca yang menatap kosong jalanan dan sang ayah yang fokus menatap jalan di depannya. Sesampainya di rumah tidak ada satupun yang menunggunya turun, sang ayah yang langsung pergi meninggalkan Bianca

Bianca hendak berjalan menuju kamarnya, sesak dan pusing yang ia tahan sedari tadi semakin menyiksanya

Ia butuh istirahat sebentar

Namun panggilan tegas dari sang ayah membuat Bianca terpaksa menghentikan langkahnya, apa ayahnya tidak melihat wajah Bianca yang... Terlalu pucat?

Bunda nya hanya memperhatikan interaksi mereka, untuk soal ini ia memberikan tugas sepenuhnya terhadap suaminya

Plakk!!!

Tubuh ringkih Bianca terhuyung ke samping. Bunda nya hanya menutup matanya sudah tau apa yang akan dilakukan suaminya terhadap gadis bungsunya itu. Bianca meringis pelan, kepalanya berdenyut hebat hingga tak sadar ia mengeluarkan sedikit erangan pilu dari bibirnya

"DITINGGAL ORANG TUA MALAH JADI ANAK DURHAKA! MAU JADI PEMBUNUH KAMU?! HAH!! JAWAB!! "

Sang ayah menjambak rambut Bianca, hingga gadis yang bahkan membuka matanya pun sulit itu mendongak secara paksa

Ia menatap sang ayah dengan mata berair nya

Bisakah sang ayah melihat rasa sakitnya?

"Tolong ayah lepasin Bianca buat hari ini, kau boleh melakukan apapun besok" Lirihnya

Dada naik turun itu menunjukkan bahwa emosi pria di depannya belum surut, di tendangnya Bianca hingga punggung itu menabrak guci besar hingga pecah. Kedua orang yang berstatus orang tua Bianca itu pergi meninggalkan gadis mereka sendiri

Ralat

Dengan rasa sakitnya

Bundanya menatap sendu Bianca, melihat gadisnya seperti itu siapa yang tidak sakit? Ia ingin berlari ke arah Bianca kemudian memeluk gadisnya tersebut. Namun keinginan tetaplah keinginan, kenyataannya dia ditarik paksa oleh suaminya agar tidak memperdulikan anak mereka yang tengah berusaha tetap berada dalam alam sadarnya

Bibi pembantu yang melihat kekerasan yang dialami nona mudanya itu menangis terisak, ia menghubungi seseorang , " Den arkan, bisa ke rumah? Den Bianca dipukul tuan besar "jelasnya terisak membuat seseorang diseberang melompat dari tempat tidurnya dengan jantung yang berdetak tak beraturan

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang