𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟒𝟓❀.・゜゜・

165 100 2
                                    

Happy Reading!! 🌞

-

-

-

Al tengah menginap di rumah Bianca, sedari tadi dua insan tersebut tengah tertawa terbahak-bahak. Keduanya tengah memakai masker, hingga apapun itu terasa lucu bagi keduanya

" Al mesker eku retekk!! "Ucap Bianca sembari menahan tawanya. Berbeda dengan Al, dia bahkan tertawa terbahak-bahak tak peduli dengan maskernya yang retak

Baiklah Bianca menyerah, dia lari ke arah kamar mandi untuk mencuci wajahnya, diikuti Al dibelakangnya yang masih setia tertawa

Al mengusap dahi Bianca yang masih tersisa masker disana, begitu juga dengan Bianca yang mengusap bagian yang masih tersisa masker di wajah Al

Al menatap kaca didepannya, " Loh, kok gak langsung putih? "

Bianca memutar bola matanya malas kemudian meninggalkan Al yang tengah menatap wajahnya yang katanya tidak memutih. Padahal dibandingkan Bianca, Al memiliki kulit yang lebih putih

Bianca membaringkan tubuhnya di kasur empuknya, ia menepuk nepuk tempat disampingnya ketika Al keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan wajahnya. Al yang mengerti langsung saja menghambur ke pelukan Bianca, bukan ke sampingnya tentu saja

Bianca lebih nyaman daripada kasur tersebut

Ia menelusupkan kepalanya pada dada Bianca, berbaring nyaman disana dan bernafas dengan tenang sembari menghirup aroma Bianca yang menjadi favoritnya. Sebelah tangan Bianca mengusap kepala Al nyaman, sebelahnya lagi ia gunakan untuk memeluk Al

"Bianca.. "

"Hmm? "

"Kamu udah gak minum obat obatan lagi? "

Bianca menggeleng seraya tersenyum, " Aku udah sehat kok! "

Al mendongak menatap mata Bianca, mencari kebohongan disana namun sayang Al tak menemukannya, mungkin benar Bianca-nya sudah sehat

"Kalo sakit... Kasih tau aku ya.. " Ucapnya menuntut, Bianca hanya menganggukkan kepalanya

"Mau tidur? "

Bianca mengangguk lagi membuat Al bangkit kemudian tidur di pinggir kasur, menepuk-nepuk daerah di sampingnya mengkode Bianca agar tidur di dekatnya. Bianca menurut, ia merebahkan tubuhnya dekat Al, kepalanya pas berada di depan dada Al membuat gadis itu leluasa menyembunyikan kepalanya pada dada bidang tersebut

Al sendiri tak henti henti mengecupi pucuk kepala Bianca, tentunya dengan tangannya yang bertengger nyaman memeluk Bianca erat dan mulai memejamkan matanya, hingga sebuah suara masuk ke indra pendengarannya

"Al..? "

Al membuka sebelah matanya menatap Bianca yang menatapnya dari bawah. Al memposisikan wajahnya tepat di wajah Bianca, melihat Bianca mendongak seperti tadi membuatnya khawatir leher Bianca akan sakit

"Kenapa hmm? Bicara sama aku? " Ucapnya seraya tersenyum menatap mata Bianca

"Aku seneng banget kamu berubah, seneng banget... " Ucapnya Bianca lirih, matanya berkaca kaca

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang