𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟑𝟗❀.・゜゜・

140 65 0
                                    

Happy Reading!! 🌞

-

-

-

"Lo pengen jalan jalan gak?" Marvel menatap Bianca yang tengah makan dengan lahapnya. Sedikit aneh memang, Bianca seakan tidak pernah makan selama hidupnya

"Kemana? "

"Jorok!! Telen dulu" Bianca mengangguk, ia menelan makanannya kemudian menatap marvel yang duduk didepannya, "kemana? "

"Ya jalan jalan aja bareng ayah sama bunda... Kemana kek pantai juga boleh" Bianca mengangguk anggukan kepalanya

"Boleh, nanti abang yang ngomong sama ayah ya.. "

Marvel mengangguk kemudian ia beranjak ke kamarnya setelah mengusap rambut Bianca pelan. Bianca melanjutkan makannya, entah kenapa masakan hari ini terasa sangat nikmat pada lidahnya

"Bianca? Belum selesai? " Bunda nya sedikit terkejut dengan Bianca yang masih makan disana

Bagaimana tidak terkejut? Mereka makan bersama sama. Hingga ayah dan Bunda nya selesai, Bianca masih menambah porsi makannya. Dan sekarang? Dia masih berkutat dengan makanannya?

"Hehehe belum bun... Enak sih masakannya"

Bundanya terkekeh kecil, ia berjalan mendekat ke arah Bianca kemudian mengusap rambut Bianca pelan, "iyalah, orang bunda yang masak"

"Pantes enak banget!! " Serunya girang

Ayahnya turun dari lantai atas dengan setelan jas yang terpasang rapi di tubuhnya. Berjalan ke arah Bianca lalu mengusap rambut gadis itu

Bianca tidak mengerti kenapa mereka sangat suka mengusap kepalanya?

"Kata abang, kamu pengen jalan jalan?"

"Hah? Aku? " Bianca mengerutkan keningnya hingga beberapa detik kemudian ia tersadar, Marvel membawa namanya padahal dirinya sendiri juga ingin pergi jalan jalan

"Iya, boleh kan? "

Sang ayah mengangguk, "besok ya, kita ke rumah kakek bareng arkan"

Bianca mengangguk semangat, daripada ke pantai ia lebih setuju dengan ayahnya yang menyarankan ke rumah kakeknya di desa, sekalian ia menghirup udara segar disana

Dan juga melupakan sejenak tentang Al

-

-

-

"BIANCA!! ARKAN!!! "

Bukan sang kakek yang ia temui terlebih dahulu setelah sampai disana, dengan cepat ia berlari ke rumah tetangga kakeknya yang menjadi sahabatnya sewaktu kecil

"MAHEN!! "

Mereka berpelukan, sedikit terkejut saat dahi mereka terpantuk namun setelah itu mereka tertawa bersama membuat beberapa orang disana menggelengkan kepalanya

"Heh!! Kalian bukannya temuin kakek dulu? " Sang kakek meletakkan kedua tangannya di pinggangnya, menatap kesal Bianca dan arkan namun dibalas kekehan oleh keduanya

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang