𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟒𝟖❀.・゜゜・

184 125 21
                                    

-

-

-

Happy Reading!! 🌞

"Selamat pagi Bunga matahari-nya Al, gimana kabar kamu? " Al duduk setelah meletakkan sebuket bunga matahari di meja samping ranjang Bianca. Dia tersenyum hangat, mengelus dahi gadis yang tengah tertidur tersebut kemudian mengecupnya lama seakan menyalurkan kekuatan padanya

Jemari Al turun ke pipi Bianca yang terlihat menirus, tersenyum miris namun sesaat kemudian tersenyum lebar sembari menggenggamnya erat jari Bianca

"Besok kelulusan loh, kamu udah siapin baju buat perpisahan nanti? "

"Kamu pasti keliatan cantik banget kalo ada disana besok, makanya bangun ya"

"Kira kira kamu bakalan lulus engga? Eh tapi aku yakin kamu bakalan lulus! Orang kamu pinter banget ya kan? "

"Abis kelulusan nanti kita daftar kuliah bareng, kita berangkat bareng, satu univ, satu jurusan--" Al menghentikan kalimatnya, ia hendak menangis lagi namun mati matian ia tahan, "ken bilang, aku harus jadi kuat kalo deket kamu.. Aku minta maaf kalo aku nangis disini"

"Aku takut... "

Ia tak sadar, seseorang menatapnya dengan tatapan sendu. Rasa kasihan kini menjalar pada dirinya namun ia menahannya kemudian pergi darisana

"Makanya kamu harus bangun.. Kalo kamu tidur terus nanti masuk univ nya gimana hm? Kamu engga mau pukul aku? "

"Kamu boleh lakuin apapun kalo kamu bangun.. Kalo kamu mau pisah... Aku bakal lakuin" Tersirat rasa pedih saat Al mengatakan hal tersebut, sangat bertolak belakang dengan harapannya

-

-

-

"Mama aku takut, Al dimana? "

Aily menggenggam erat lengan mamanya. Sang ibu hanya mengelusnya menenangkan, "mama engga tau sayang, mungkin nanti dateng? "

Aily mengangguk. Tak lama brankarnya di dorong oleh beberapa suster disana, masuk ke ruangan operasi menyisakan mama aily yang menunggu cemas bersama suaminya disana

"Aily bakalan sembuh kan pah? Al juga bakalan tunangan sama aily? "

Papa aily memeluk istrinya sayang, "iya, tenang aja Al pasti tunangan sama aily"

-

-

-

"Bunda, Marvel mau ngasih tau sesuatu"

"Bentar ya sayang.. Ayah sama bunda ada urusan dulu, nanti malem kita bicarakan lagi ya? Eh Bianca mana? "

Marvel menatap sendu sang ibu, ia menggeleng memberitahu jika ia tak mengetahui dimana Bianca berada. Bundanya hanya mengangguk, "mungkin nginep di rumah arkan"

Marvel menatap kepergian bundanya yang terlihat terburu-buru, ia menghembuskan nafasnya pelan, "bunda...hari ini kelulusan Bianca... Bunda lupa? "

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang