𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟑𝟔❀.・゜゜・

130 57 0
                                    

Happy Reading!!🌞

-

-

-

Bianca masuk ke rumahnya setelah seminggu menjalani pemulihan di rumah sakit. Untuk dia pulang pun membutuhkan waktu yang terbilang lama untuk meyakinkan para sahabatnya jika ia tidak apa apa

"Kabur huh? " Seseorang menyadarkannya dari lamunan. Bianca berhenti, suara tersebut aneh namun ia merasa familiar. Gadis itu membalikkan badannya, mendapati seseorang yang tengah berdiri sembari tersenyum

"Miss me bro? "

Bianca mendekat ke arah Marvel, memeluk erat pria itu dan tak sadar menangis disana. Ia ingin menceritakan bagaimana lelahnya dia, bagaimana sakitnya hati dan fisiknya dia. Namun tak apa, dengan melihat kakaknya berdiri dihadapannya pun sudah cukup, beban pikirannya serasa lenyap

"So much"

Marvel mengusap ngusap punggung Bianca. Pria itu tahu adiknya tengah menangis ketara dengan bahunya terasa basah. Ia kira tangisan Bianca hanya tangisan rindu, namun Marvel merasakan hal lain. Sesuatu mengganjal di hatinya. Isakan isakan Bianca terdengar berbeda

Sedikit menyayat hati kecilnya

"Bang, biarkan seperti ini untuk beberapa saat"

"Aku lelah" Ucapnya lirih

Ada apa? Apa yang terjadi disini saat ia tak ada? Apa yang ia tidak ketahui? Marvel bahkan merasakan hawa asing dirumahnya sendiri

Bianca melepaskan pelukannya, ia mengusap air matanya kemudian menatap Marvel seraya tersenyum

"Bang,kenapa gak bilang kalo mau pulang sekarang"

"Abang udah disini sejak kemarin, tapi ngeliat kamu gak ada dirumah abang pikir kamu lagi main, eh ternyata gak pulang hm? mulai nakal ya kamu! " Marvel menjitak pelan dahi adiknya membuat Bianca sedikit meringis, namun setelah itu ia tertawa

"Sekali kali bang, kita gak tau kapan lagi bisa ngerasain kaya gini"

Marvel mengangguk mengerti, banyak yang ingin ia rasakan sewaktu di usia Bianca memang. Marvel memandang Bianca, mengusap pipi adiknya heran, "kurusan? "

Bianca tertawa kecil, "iyalah, aku gak mau gendut kaya abang! " Ledeknya membuat Marvel melotot kesal. Ia membawa kepala Bianca kedalam ketiaknya membuat sang empu menjerit disana

"HUA ABANG BAU!!! LEPAS LEPAS!! "

"BUAHAHAHA MAKAN TUH KETEK! "

Dua orang berbeda usia itu tertawa dan saling menjahili satu sama lain, tak sadar jika kedua orangtuanya memperhatikan mereka dari lantai atas, "ayah mau temuin Bianca, minta maaf"

Sang bunda tersenyum hangat, "kasih Bianca pengertian"

Sang ayah menganggukkan kepalanya kemudian berjalan mendekat ke arah Marvel dan Bianca yang masih tertawa, namun ketika Bianca menyadari seseorang mendekat ke arah mereka ia mengalihkan pandangannya

Bianca refleks mundur selangkah membuat Marvel menatap Bianca dan ayahnya bergantian. Ia melihat raut tak nyaman dari adiknya, entahlah ia tidak tahu

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang