𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝟕❀.・゜゜・

139 77 1
                                    

Haloo
Apakabar?
Janlup komen sama vote nya ya!!

Happy Reading!! ❤️

Kinan tengah menyuapi Bianca makan malam. Ia memandangi postur tubuh Bianca yang semakin lama semakin kurus. Kinan menghembuskan nafasnya, tangannya terulur mencubit pipi Bianca yang tirus

"Pipi besarnya kemana hm? " Bianca tertawa

"Nanti juga kalo banyak makan balik lagi"

Kinan tersenyum kemudian ia melihat jam yang melingkar di tangannya, "ah, gue harus pergi dulu gapapa kan? Arkan bentar lagi dateng kok"

Bianca mengangguk, "pergi aja... Makasih ya" Kinan memijat kepala Bianca pelan, "apaan sih kaya sama siapa aja" Bianca terkekeh geli, "hati hati ya.. " Kinan mengangguk, setelah itu keluar dari ruangan

Bianca mengedarkan pandangannya mengitari seisi ruangannya, hingga matanya tertuju pada gitar miliknya yang dibawa oleh Kinan

Bianca meraih gitar tersebut, untung saja masih berada dalam jangkauannya kemudian menempatkannya senyaman mungkin, jemarinya mulai memetik senar yang menghasilkan alunan indah

"Malam ini, tak ingin aku sendiri"liriknya kecil

" Kucari damai bersama bayanganmu"

Bianca menahan nafasnya

"Hangat pelukan yang masih kurasa"

"Kau kasih... Kau sayang.. " Suaranya tercekat di akhir lirik. Bianca menghembuskan nafasnya lelah

"Bentar dong... Baru di tinggal bentar doang udah galau aja" Pintu terbuka menampilkan arkan yang datang dengan kresek besar di tangannya

Bianca meletakkan gitarnya di samping ranjangnya, lalu menunjuk kresek yang menarik perhatiannya, "itu apaan? "

"Ini? " Arkan mengangkat kresek nya

Bianca mengangguk

"Mangga" Arkan tersenyum menggoda. Bianca sangat menyukai buah mangga, dia bisa menghabiskan 4 buah mangga sendirian saking sukanya pada buah mangga

"AH MAU DONG!! "Bianca merentangkan tangannya, bibirnya mengerucut karena arkan memilih duduk di sofa disana yang jaraknya lumayan jauh dari jangkauan Bianca

Arkan tertawa meledek, " Satu ya.. Lo jangan rakus"Bianca melotot, satu buah mangga mana cukup!

"Pelit banget lo, lagian kan yang sakit gue" Ujarnya sambil mendelik

Arkan tertawa terbahak bahak, "idih pede banget ni buah mau di kasih ke lo, ini buat gue sendiri tau" Arkan mulai mengupas buah mangga nya

Satu kupasan membuat Bianca beberapa kali meneguk ludahnya, arkan memotongnya sangat tebal, kan sayang buahnya kebuang sedikit

"Arkan jangan tebel tebel! "

"Iya"

"Arkan buahnya jangan di pencet! "

"Iya"

"Arkan tuh kan airnya kemana-mana! "

"Iya iya nanti di lap"

"Arkan motongnya jangan kecil kecil dong ah! "

"Iya nih gede nihh"

"Arkan--"

"Berisik bocah! " Arkan emosi. Bianca tertawa terbahak bahak, "lagian masa potong buah kaya gitu"

Arkan menggelengkan kepalanya lalu ia bangkit mendekat kearah Bianca menyodorkan potongan buahnya. Bianca menerimanya dengan cepat, buah mangga yang berwarna merah itu terlihat menggiurkan di matanya

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang