𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟒𝟑❀.・゜゜・

156 90 5
                                    

Halooooo
Apa kabar nih?
Udah lama ga update lagi
Ayo komen dan votenya guysss!!

Happy Reading!! 🌞

-

-

-

"BIANCA OLIVIA JONSHON" seseorang dihadapannya tersenyum lembut kemudian menyambut uluran tangan itu, "HAZEL GRIZELLE AYUDIA"

Bianca tersenyum, ia menyeret sebuah kursi lalu meletakkannya di dekat brankar tidur hazel. Tama sendiri tengah memandangi interaksi mereka dari luar ruangan karena Bianca yang memintanya sendiri

"Lo bener bener kaya yang tama ceritain dulu" Ucap hazel terkekeh kecil membuat Bianca menaikan sebelah alisnya, " Oh ya...? Dia bilang apa? "

Hazel memandangi langit langit ruangannya, " Lo keliatan tegar, tapi pas kita menatap mata lo lebih jauh, ternyata lo rapuh"

Bianca tersenyum, mungkin itulah kenyataannya. Karena pada dasarnya, Bianca tidak begitu mengenal dirinya sendiri

"Lo juga cantik"

"Gue harap lo ngaca"

Keduanya tertawa membuat tama menghembuskan nafasnya lega, ia kira Hazel tidak dapat berinteraksi dengan Bianca. Kekasihnya itu bukan tipe orang yang gampang akrab dengan orang lain, tetapi mungkin Bianca memang sosok yang akan memberikan kenyamanan bagi siapapun yang dekat dengannya. Perlahan ia menjauh dari ruangan kekasihnya, memberikan waktu pada Bianca dan Hazel untuk saling mengenal satu sama lain.

"Gue pengen temenan baik sama lo, boleh kan? " Tanya Hazel hati-hati, Bianca mengangguk semangat, "kenapa harus nanya? Mulai hari ini kita temenan! "

"Oh ralat, sahabatan" Ucapnya lagi

-

-

-

"Lo bakalan ungkap sekarang? "

"Engga sekarang, pelan tapi pasti"

"Lo bercanda? Makin lama makin ngelunjak masalahnya! "

"Kita gak main fisik kan? Gue gak setuju kalo main fisik. Sakitnya bentar" Katanya lagi

"Terserah lo mau ngapain, pokoknya dia harus dikasih pelajaran. Sialan dia nyakitin Bianca"

"Lo kira gue Terima? " Ucapnya mendengus pelan. Ia mematikan rokok yang bertengger pada Bibir sehatnya, sama sekali tidak terlihat seseorang yang perokok

"Apa gue kasih tau dia? Bukannya dia juga berhak tau? " 2 orang didepannya baru menyadari hal itu, hingga seulas senyum terpatri di wajah seseorang

"Dia bisa ngebantu! Lo kasih tau Oke? " Seseorang tersebut mengangguk

"Tapi semuanya udah siap kan? " Tanya nya lagi

"Huum, tinggal nunggu waktu yang tepat. Tenang aja, masalah ini serahin ke gue"

"Gue juga ikut serta btw! "

"Kalo kita doang gak bakalan berhasil, ya bukan gak bakalan berhasil sih, cuman gue ragu aja" Seseorang itu mengangguk anggukan kepalanya paham, " Oke, kita kasih tau seseorang lagi. Mungkin dia bisa bantu kita"ucapnya meninggalkan kedua pria itu bersama pertanyaan-pertanyaan dibenaknya

"Huh? Siapa? "

-

-

-

Lagi lagi Bianca berada di rumah sakit, sepertinya bangunan itu akan menjadi rumah keduanya sekarang. Dia mendengus pelan menatap arkan, kinan dan kao bergantian kemudian menatap mereka tajam

𝐁𝐈𝐀𝐍𝐂𝐀 (TERBIT)  tahap revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang