Arkana duduk di teras rumahnya sambil meminum kopi susu dan di temani oleh hujam deras di pagi hari. Saat Arkana hendak masuk untuk menghangatkan tubuh nya di dalam, datang satu mobil membunyikan klakson nya.
'pip'
'pip'
'pip'
"Siapa lagi sih?" Tanya Arkana kembali keluar untuk mengecek itu siapa.
Dan ternyata itu adalah ketiga makhluk astral yang datang memakai mobil milik ustad Farel.
"Ngapain Lo ke sini?" Tanya Arkana duduk kembali di tempatnya semula.
"Minta THR lah!" Jawab Agung ke intinya.
"Ngapain pake mobil ayah gua?" Tanya Arkana kembali.
"Tadi gua ke rumah Oma. Eh hujan, trus hujannya engga mau berhenti. Jadi, ayah kasih kita mobilnya untuk kita bawa ke sini" ucap Ervan meraih tangan Arkana untuk ia cium.
"Sepagi ini?" Tanya Arkana. Memang sekarang masih jam tujuh lewat.
"Kenapa sih? Ayah Lo ayah gua juga, Oma Lo Oma gua juga. Dan om Lo om gua juga" ucap Rafael langsung masuk ke dalam rumah tanpa di beri izin yang punya rumah.
Di dalam menampilkan Maryam duduk sambil menonton televisi di temani gorengan di tangannya. Ervan dan Agung melihat gorengan itu langsung tergoda, ia pun langsung mengambil gorengan milik Maryam di meja dan memakannya.
"Enak banget!" Ucap Ervan.
"Kak May, kak May buat sendiri?" Tanya Ervan.
"Iya! Itu cuma pisang biasa yang aku kasih tepung" ucap Maryam.
"Kapan-kapan buat yang banyak yah, kak. Aku mau kasih coba mami sama papi" ucap Ervan mengambil yang kedua kalinya gorengan itu.
Usai itu, Ahyan yang nangis membuat Maryam langsung memberhentikan makannya dan melihat anaknya di atas. Setibanya Maryam di atas, ternyata Ahyan jatuh dari atas kasur. Itu membuat jidat Ahyan berdarah karena terkena mainannya sendiri.
"Sayang, maafin mamah. Mamah engga jagain kamu" ucap Maryam mengambil anaknya di atas lantai.
"Mas! Siapin mobil, kita ke rumah sakit sekarang" teriakan Maryam mengambil tas dan juga baju ganti Ahyan di lemari.
Sesampainya di bawah, Arkana bingung. Kenapa pagi pagi mau ke rumah sakit, "kenapa?" Tanya Arkana.
"Ahyan jatuh dari kasur, kepalanya berdarah. Aku takut nantinya akan infeksi" ucap Maryam.
"Kalau gitu pake mobil, ayah aja. Ambil waktu kalau mau kasih keluar mobil dulu" ucap Rafael menyerahkan kunci mobil ke Arkana.
"Kalau gitu, kalian bertiga jaga rumah dulu. Jangan kemana-mana, ya" ucap Arkana langsung keluar rumah dan masuk ke dalam mobil menunju rumah sakit.
Meski hujan sangat deras, Arkana tidak memikirkannya. Yang saat ini ia pikirkan adalah anaknya yang terluka. Sesampainya di rumah sakit, Arkana langsung mencari suster ataupun dokter untuk memeriksa anaknya. Hingga dokter Maudy pun datang, ia pun langsung memeriksa Ahyan.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, ini cuma goresan mainan" ucap dokter Maudy.
"Tapi tadi berdarah!" Ucap Arkana yang sangat khawatir terlihat dari raut wajahnya.
"Sudah saya kasih boat, tunggu saya beri resep untuk Ahyan minum" ucap dokter Maudy. Arkana dan juga Maryam pun legah dengan hasilnya.
Sekarang dokter Maudy dan juga Arkana dan Maryam tengah berbicara di ruangan dokter Maudy.
"Gimana keadaan kamu, nak?" Tanya dokter Maudy.
"Baik, Bu'. Ibu sendiri?" Tanya Arkana balik.
"Baik! Trus Maryam kapan mau buatkan Ahyan adek?" Pertanyaan itu membuat Maryam terdiam karena malu.
Sedetik setelah itu Maryam pun menjawab, "akan ada waktunya" ucap Maryam tersipu malu.
"Ayah kamu baik-baik kan?" Tanya dokter Maudy sambil memberi resep obat untuk Ahyan.
"Yah, gitu deh!" Balas Arkana.
"Ayah kamu engga ada keinginan untuk menikah lagi?" Pertanyaan dokter Maudy membuat hati Arkana tertusuk.
Arkana pun menjawab pertanyaan dokter Maudy, "ibu aku tetap menjadi tokoh utama dalam cerita ayah. Dan ibu aku juga akan mejadi pemenang perempuan pertama dalam hidup ayah setelah umi" ucapan Arkana membuat dokter Maudy semakin percaya bahwa cinta Farel dan juga Aqilla tidak akan bisa di pisahkan.
"Ibu kamu pantas mendapatkan itu semua dari kalian semua!" Ucap dokter Maudy.
Selepas bicara tadi, Arkana membawa anak dan istrinya untuk pulang. Karena, manusia gaib di rumah dari tadi menelfon. Bukan lagi satu atau dua, tapi puluhan kali.
Setibanya di rumah, Arkana langsung menidurkan Ahyan di atas sofa bersama dengan parah om-om nya.
"Gung, Van, jangan ribut yah. Nanti keponakan Lo bangun" ucap Arkana yang sedang mengelus jidat anaknya.
"Okay, gua juga ngantuk nih. Gua mau tidur" ucap Rafael.
Ahyan dan tiga manusia gaib itu sedang terdiri, Arkana yang sedang menjaga anaknya dan Maryam sedang memasak untuk makan siang nanti.
Di dapur Maryam selalu saja pulang balik karena ia memasak ia juga ingin melihat anaknya, apakah menangis atau apa gitu!
"Sayang, anaknya di jaga" teriakan Maryam yang sedang di dapur.
Selesai masak, waktu makan siang pun tiba. Maryam membangunkan manusia gaib itu dan mengajak nya untuk makan. Tak lupa juga, ia membangunkan suaminya yang sangat tertidur pulas.
"Engga usah malu, anggap rumah sendiri" ucap Maryam makan sambil menggendong Ahyan di tangannya. Ia takut kalau meninggalkan Ahyan kejadian itu akan terulang kembali.
"Engga di bilang gua juga anggap ini rumah jadi rumah gua sendiri, kak" ucap Ervan menikmati makannya.
"Kalian semua engga ada niat untuk kerja gitu?" Tanya Arkana yang tiba-tiba bertanya soal pekerjaan.
"Gimana mau kerja, gua aja belum tamat sekolah bang!" Ucap Agung.
"Maksudnya gua, El. Lo engga ada niat sama sekali?" Tanya Arkana.
"Ada minat sih, tapi mau kerja apa?" Ucap Rafael bingung. Mau kerja di tempat bapaknya tapi bapaknya tidak mengizinkan nya untuk kerja. Kata bapaknya, "kalau mau kerja buat usaha sendiri" Kenzo.
"Gua cuma mau buat toko donat gitu, tapi bukan gua yang kerja. Nanti gua cari karyawan gitu" ucap Rafael.
"Engga ada yang lain apa, bang? Kok toko donat?" Tanya Ervan menertawakan impian Rafael.
"Sorry yah, gua mau buka cabang di mana mana. Nanti toko donat gua bercabang trus cabang pertama gua persembahkan untuk ibu Aqilla. Nanti toko pertama gua, gua kasih nama 'Delicious Donuts Mrs Aqilla' ini aku buat khusus untuk Tante gua" ucapan Rafael membuat Arkana terharu. Rafael sudah menganggap Aqilla sebagai ibu kandungnya sendiri.
"Gua juga mau buka toko deh, gua mau buka toko parfum. Nanti namanya 'Mrs. Aqilla's long-lasting perfume' gua juga mau buat yang bercabang cabang. Tapi, cabang pertama gua kasih untuk ibu Aqilla" ucap Agung.
Semua sahabat Arkana ingin membuat toko atau pun Brand yang bersangkutan nama Aqilla Arabella.
"Makasih yah, Lo semua sudah baik sama gua sama ibu gua juga" ucap Arkana.
"Ibu Lo ibu kita juga!" Ucap Rafael.
~~••~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Is Back (Ending)
Teen Fiction[ wajib follow dulu sebelum membaca ] Masih dengan Arkana Elang Putra. Dia berlatarbelakang cinta, kasih sayang, keluarga, dan sahabat. Dia seperti matahari. Matahari menyinari semua orang ketika siang hari. Maryam Nur Abidah si gadis, sudah bukan g...