part 8

47 12 0
                                    

Setelah mereka bertiga berkeliling lamanya, ia menghabiskan uang hampir enam ratus ribu. Setiap ada jajanan lewat dekat mobilnya, Ahyan dan Arkana langsung memanggilnya. Hitung-hitung berbagi rezeki lewat mulut turun ke perut.

Setibanya di rumah, Ahyan langsung membaringkan badannya di kasur empuknya, karena ia sangat lelah dan kenyang.

Kamar Arkana dan Ahyan sudah di pisahkan sejak umur Ahyan empat tahun. Maryam mengajarkan anaknya untuk tidak manja terhadapnya, tetapi Ahyan di manja oleh om-om nya.

Kamar tidur Ahyan beda dari anak seumurannya, anak seumurannya kamarnya pasti bermotif. Tetapi Ahyan tidak suka yang bermotif. Jadi, Arkana memasang warna putih dan juga silver di kamar anaknya. Ahyan anaknya bersih dan juga rapi, jika ada sedikit bercak noda di bajunya, Ahyan tidak akan lagi memakai baju itu.

Kamar Ahyan sangat indah, itu yang  mendekorasi para om-om nya. Tetapi, yang memilih cat, papahnya.

"Sayang, aku boleh minta sesuatu dari kamu engga?" Tanya Arkana yang sedang menatap istrinya dari cermin. Karena sekarang istrinya sedang menyisir rambut panjang nya itu.

"Minta apa, mas?" Tanya Maryam yang juga menatap suaminya dari kaca besar itu.

"Satu hari aja kamu engga usah ke toko, jagain Ahyan. Jemput dia, antar dia dan masakin dia" ucap Arkana mendekati istrinya dan memegang pundak nya.

"Trus, kalau aku engga ke sana, siapa yang jagain toko?" Tanya Maryam berbalik menatap suaminya.

"Kan ada karyawan, sayang. Lagi pula, kamu pasti cepek habis pulang dari toko trus ngurusin aku sama Ahyan lagi" ucap Arkana.

"Kalau itu memang keinginan kamu, aku akan stay beberapa hari ini di rumah. Aku juga capek sih" ucap Maryam kembali ke hadapan cermin dan menyisir kembali rambutnya.

Berbeda dengan Rafael, Rafael sekarang tengah duduk di depan televisi bersama dengan istrinya, Mutiara.

"Mas, kok Ahyan ke sini tadi siang?" Tanya Mutiara ke suaminya yang sedang mencari keberadaan Ahyan.

"Tadi siang Ervan bawa Ahyan ke kantor, trus Ervan langsung pulang. Sore nya aku langsung bawa Ahyan ke toko karena, Ahyan mau ketemu sama Maya" ucap Rafael menjelaskan.

"Coba telfon Emba Maya, besok aku mau ajak Ahyan ke Gramedia. Mau cek buku aku" ucap Mutiara. Istri Rafael adalah seorang penulis buku novel fiksi, ada juga yang lain. Karya karya nya sudah banyak pembacanya.

"Pulang sekolah kamu langsung ke sekolah nya, nanti aku chat ke Maya bilang, Ahyan di jemput sama ibu nya" ucap Rafael.

~~••~~

Sesuai keinginan Mutiara, Mutiara langsung menjemput Ahyan di sekolah dengan memakai mobil. Semua orang yang akan mengantar ataupun menjemput Ahyan, pasti memakai mobil. Karena ia takut kalau memakai motor, Ahyan nanti tergores.

"Bunda!" Teriakan Ahyan yang baru saja keluar dari pagar sekolah.

"Eh, anaknya bunda" ucap Mutiara kembali. Langsung lah Ahyan memeluk Mutiara.

Teman-teman Ahyan bingung, "kok setiap hari beda beda yang menjemput Ahyan, yah? Trus mama, papanya kok beda-beda juga?"

"Sayang, kita jalan-jalan yuk?" Ajakan Mutiara langsung mendapatkan setuju dari Ahyan.

Ahyan pun langsung masuk ke dalam mobil Mutiara, Ahyan duduknya di depan berdampingan dengan Mutiara. Sesampainya di Gramedia, Mutiara langsung mengajak Ahyan untuk masuk ke dalam.

"Bun, kita mau apa ke sini? Mau belajar? Kok banyak buku?" Pertanyaan Ahyan membuat Mutiara tertawa. Mutiara pun menjawab satu persatu pertanyaan Ahyan.

"Kita ke dalam untuk mengecek hasil karyanya bunda, kita ke sini bukan untuk belakang. Kita mau mengecek bukunya bunda, ini namanya Gramedia. Tempatnya buku buku, perpustakaan gitu, nak" ucap Mutiara menjelaskan.

"Oh!" Balas Ahyan singkat.

Setibanya Mutiara di dalam, Mutiara langsung ke tempat rak buku untuk mencari bukunya dan mencari buku lain untuk ia baca. Sedangkan Ahyan ke tempat rak buku dongeng, Ahyan langsung mengambil buku dongeng yang ia suka dengan gambar nya. Sebenarnya bukan buku dongeng, tapi gambar di buku itu membuatnya tertarik untuk mengambil nya.

"Bun, Ahyan mau beli ini" ucapnya langsung mendapatkan iya dari bundanya.

Mutiara pun langsung membayar semua buku nya dan juga buku Ahyan. Buku yang Ahyan pilih berjumlah 5 buku dan buku yang Mutiara pilih berjumlah 2 buku saja. Jadi, kita tau kalau belanja Ahyan yang banyak.

Setelah membayar buku, Mutiara mengajak Ahyan untuk memakan es krim. Setibanya di penjual es krim, Mutiara langsung memesan es krm dua buah. Untuknya satu dan untuk Ahyan satu.

"Ini, di makan dulu" ucap Mutiara memberi Ahyan es krim.

"Bun, Ahyan mau menginap di rumah nya bunda, boleh kan?" Tanya Ahyan.

"Boleh banget, nak. Kalau mau tanya mamah May dulu, biar Ahyan tidak di cari" ucap Mutiara.

"Sebentar, Ahyan ambil ponsel Ahyan dulu di tas" ucapnya langsung mengambil ponsel nya di tasnya. Masih TK sudah main hp.

Setelah menelfon mamahnya, ternyata Ahyan di izinkan. Mutiara pun begitu senang . Baju Ahyan ada di mana-mana, di rumah Ervan ada, di rumah Agung ada, di rumah Rafael pun juga ada. Bahkan di toko Agung, di toko Rafael, di toko Maryam di kantor Rafael juga ada. Jika Ahyan ada di rumah om-om nya dan om-om nya tidak memiliki baju anak kecil, parah om nya membelikan Ahyan baju baru, makanya baju Ahyan banyak.

"Kita langsung pulang yuk, nak. Pasti ayah senang banget kalau kamu datang" ucap Mutiara langsung membawa Ahyan pulang.

Setibanya di rumah, Ahyan langsung mengganti baju nya. Karena, baju nya sudah terkena noda es krim, hanya sedikit!

"Bun, nanti malam bunda bacain buku ini untuk Ahyan, yah. Ahyan mau coba-coba di bacain buku sebelum tidur" ucap Ahyan langsung mendapat iya-an dari bundanya.

Agung yang sibuk sampai-sampai ia lupa kalau dirinya tidak pernah mengurus keponakan nya itu. Ia pun punya ide untuk menelfon nomor Ahyan. Akhirnya tersambung, mereka berdua pun berbicara.


"Assalamualaikum, anak ganteng bapak!" Ucap Agung kepada si ganteng dan manis itu.

"Waalaikumsalam, bapak! Kok bapak engga pernah telfon Yayan sih? Kan Yayan kangen" ucap Ahyan membuat Agung semakin kangen.

"Maaf, nak. Bapak sibuk banget di toko, kapan-kapan bapak ambil kamu yah?" Ucap Agung.

"Terserah, bapak aja. Kalau gitu Yayan matiin yah. Assalamualaikum" ucapnya langsung menutup telefon nya dan memasukkan nya kembali ke dalam tas nya.

"Siapa yang telfon, nak?" Tanya Mutiara.

"Bapak!" Balas Ahyan.

"Yaudah, Ahyan mau apa?" Tanya Mutiara.

"Ahyan mau tidur, Bun. Ahyan capek" ucap Ahyan. Langsung lah Mutiara membawa Ahyan masuk ke dalam kamarnya.

Sekarang masih sore, tetapi Ahyan sudah tidur. Itu kebiasaan untuk tidur sore dan bangun ketika selesai solat isya. Dan ia begadang sampai jam satu, itu membuat Maryam sangat marah ketika Ahyan begadang.

~~••~~

Enak banget jadi Ahyan, ke kanan ada ayah, ke kiri ada papah. Ke sini ada bapak, dan ke atas ada papi.


Arkana Is Back (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang