Maryam duduk di sofa sambil melipat baju-baju yang sempat ia cuci, gara-gara perutnya yang buncit membuatnya malas untuk melakukan apapun (malas bergerak).
Kadang juga ia bawa cuciannya ke laundry untuk di cuci di sana. Kadang juga Arkana yang mencuci, itupun saat pulang kantor.Asik melipat pakaian, datanglah si pengganggu. Kalian tau sendirilah siapa pengganggu yang aku maksud? Yah... Kedua manusia gaib itu.
"Kalian ngapain lagi ke sini?" Tanya Maryam yang benar-benar bosan melihat keduanya terus.
Andai Rafael tidak kerja, mungkin Rafael juga ikut menjadi manusia gaib. Dulu, Rafael sempat menjadi salah satunya (manusia gaib) tapi, pekerjaannya membuat sibuk. Makanya sekarang Rafael tidak menjadi manusia gaib lagi yang Maryam sebut.
"Seperti kurang aja gitu kalau engga ganggu Lo, kak!" Ucap Ervan duduk di samping Maryam dan membantunya meliput pakaian.
"Kalau kalian berdua engga punya kerja, mending cuci pakaian anak kalian, deh. Tu, di belakang numpuk" ucap Maryam menunjuk kebelakang.
Mereka berdua pun langsung ke tempat mesin cuci. Setibanya di sana, mereka berdua kaget melihat pakaian Ahyan segunung. Banyak sekali, ini bukan pakaian dua hari atau tiga hari, ini pakaian sebulan.
"Bawa ke laundry aja, gimana?" Tanya Agung menggaruk kepala yang tidak gatalnya.
"Iyah! Kita bayarnya patungan" ucap Agung mengumpulkan baju-baju itu dan memasukkannya di dalam plastik yang besar.
Saat mereka berdua mengangkatkan pakaian kotor itu masuk ke dalam mobil, Maryam bingung! Mau di bawa ke mana?
"Kalian mau bawa kemana pakaian Ahyan?" Tanya Maryam.
"Bawa ke laundry, kak. Ini pakaian sebulan engga pernah di cuci?" Tanya Agung yang sudah memasukkan pakaian itu masuk ke dalam mobil.
"Kalau sudah laundry, tanya ke aku berapa ya. Biar aku bayar" ucap Maryam meninggalkan manusia gaib itu berdiri di depan mobil.
"Kenapa engga sekarang aja duitnya?" Teriakan Ervan tetapi tidak mendapatkan respon dari Maryam yang sudah berada di dalam.
"Bumil aneh!" Ucap mereka berdua, mereka berdua pun membawa pakaian itu ke laundry terdekat. Setibanya di tempat laundry, mereka berdua langsung di suruh bayar uang laundry nya.
"Langsung bayar aja, bro!" Ucap orang itu yang sangat sok kenal.
"Sok kenal banget!" Ucap Ervan dari dalam hatinya.
"Berapa?" Tanya Agung.
"Satu kilo lima riba, dan ini enam puluh kilo. Itu berarti tiga ratus ribu" ucap kang laundry itu menjelaskan.
Agung dan Ervan pun mengeluarkan uangnya seratus lima puluh ribu perorangan dan menyerahkan nya kepada kang laundry. Setelah itu, mereka berdua kembali ke rumah untuk bergosip ria di sana.
Setibanya di rumah Maryam, ternya bumil satu itu pun juga datang. (Mutiara) istrinya pak Rafael.
"Kak Uti!" Ucap Ervan yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
"Eh, Agung, Ervan!" Ucap Mutiara menyapa mereka berdua yang baru tiba.
"Gosip siapa tuh?" Tanya Ervan duduk di atas sofa lain. Jika ingin duduk di samping Maryam sudah tidak bisa lagi, karena pantat ke-dua bumil itu besar-besar.
"Gosip kamu kapan nikah" ucap Maryam menjawab pertanyaan Ervan dengan sedikit tertawa.
"Doain aja, kakak-kakak ku" sambung Ervan dan juga Agung bersamaan.
"Engga ada niatan mau nikah, Gung, Van?" Tanya Mutiara yang benar-benar serius.
"Gimana mau nikah, kak. Kita aja engga punya cewek" ucap Agung juga serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Is Back (Ending)
Teen Fiction[ wajib follow dulu sebelum membaca ] Masih dengan Arkana Elang Putra. Dia berlatarbelakang cinta, kasih sayang, keluarga, dan sahabat. Dia seperti matahari. Matahari menyinari semua orang ketika siang hari. Maryam Nur Abidah si gadis, sudah bukan g...