Maryam duduk berhadapan dengan Ervan dan juga Agung. Maryam masih ingin mengerjai mereka berdua dengan apa yang ia inginkan. Agung dan juga Ervan pun meninggalkan pekerjaannya demi membuat bumil satu ini bahagia.
"Sekarang apalagi yang Lo inginkan?" Tanya Agung duduk berhadapan dengan Maryam.
"Jalan-jalan, yuk?" Ajakan Maryam kepada dua manusia gaib itu.
"Engga usah, nanti Lo bikin malu kita-kita di jalanan" ucap Agung.
"Yaudah!" Balas Maryam memasang wajah cemberut nya.
Ervan yang kasihan mengiyakan permintaan Maryam untuk jalan-jalan. Maryam pun langsung mengambil tas dan kunci mobil di dalam kamarnya. Setelah mengambil, Maryam memberikan kunci mobil ke Agung untuk menjadikannya supir.
Setibanya di tempat makan, Maryam langsung makan dengan porsi yang lumayan banyak. Itu membuat semua orang di sampingnya tak selera makan.
"Emba, itu suaminya?" Tanya perempuan yang di dekat Maryam duduk.
"Adik-adik, saya. Dia lagi temani saya makan" ucap Maryam.
"Suaminya mana?" Tanya perempuan itu lagi.
"Suami saya lagi kerja, makanya saya minta tolong ke adik-adik saya untuk temani saya makan" jawab Maryam menjelaskan.
"Pelan-pelan aja, kak!" Ucap Ervan membereskan piring-piring yang Maryam sudah habiskan makanannya.
"Kenyang, Van, Gung!" Sambung Maryam memegang perut buncitnya.
Seketika perempuan yang tadi sadar, ternyata orang yang makan terlalu banyak itu adalah orang hamil. Mungkin ini efek ngidam?
"Maaf, Emba. Saya engga tau kalau Emba lagi hamil" ucap sang perempuan tadi.
"Engga papalah!" Bala Maryam yang selesai makan bubur ayam.
Setelah itu, Agung membawa Maryam untuk pulang. Bahaya jika Maryam sering jalan, takut bayi di dalam kandungannya bermasalah. Setibanya di rumah, Maryam menyuruh mereka berdua untuk menjemput Ahyan di sekolah. Mereka berdua pun langsung menjemput anak kesayangannya.
Di sekolah, Ahyan dari tadi menunggu seseorang untuk menjemput nya. Pak Somat yang pulang kampung membuatnya kesusahan untuk menunggu orang menjemputnya.
Beberapa menit kemudian, Agung dan Ervan pun tiba di depan gerbang sekolah Ahyan. Ternyata Ahyan dari tadi menunggu di depan sana.
"Anaknya, papi!" Ucap Ervan turun dari mobil.
"Bapak sama papi di suruh mamah untuk jemput Ahyan, ya?" Tanya Ahyan mencium kedua tangan orang tua wali nya itu.
"Iyah, nak!" Balas Ervan.
"Selama mamah hamil, mamah udah jarang jemput Ahyan di sekolah" ucap Ahyan memasang wajah sedih nya.
"Kan, mamah punya adek bayi di dalam perut" ucap Ervan.
"Papah, juga. Papah lebih mentingi pekerjaan dari pada anaknya" ucap Ahyan.
"Kan, ada bapak sama papi, nak!" Ucap Agung tersenyum dan langsung mengangkat Ahyan dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, Ahyan hanya fokus ke handphone nya. Entah apa yang ada di handphone? Sampai-sampai ia sangat fokus ke sana.
"Nak, lagi apa?" Tanya Ervan yang duduk di samping nya.
"Lagi chatting-an sama Frans sama Dirga juga, pi" balas Ahyan kepada Ervan.
"Ahyan lapar, engga?" Tanya Agung yang fokus ke depannya.
"Engga usah kemana-mana, pak. Langsung pulang aja" ucap Ahyan yang masih fokus ke handphone nya.
"Kamu kenapa, nak? Dari tadi, papi lihat sedih" tanya Ervan kepada Ahyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Is Back (Ending)
Dla nastolatków[ wajib follow dulu sebelum membaca ] Masih dengan Arkana Elang Putra. Dia berlatarbelakang cinta, kasih sayang, keluarga, dan sahabat. Dia seperti matahari. Matahari menyinari semua orang ketika siang hari. Maryam Nur Abidah si gadis, sudah bukan g...