Beberapa hari kemudian, Mutiara dan Maryam belum di bolehkah untuk pulang. Rafael dan Arkana pun juga tidak meninggalkan sang istri di rumah sakit. Keluarga? Semuanya juga setiap hari ke rumah sakit untuk melihat keadaan kedua mamak mamak itu yang baru lahiran.
"Uti" Panggil Maryam.
"Ada apa, kak?" Tanya Mutiara.
"Aku sangat bahagia!" Ucap Maryam.
"Aku juga, kak. Tanggal 22 sangat spesial bagi kita dan semuanya!" Ucap Mutiara.
"Aku akan abadikan tanggal itu di ingatanku!" Ucap Maryam.
Rafael dan Arkana baru masuk langsung berfikiran buruk saat mendengar kedua Emma Emma itu bergosip.
"Kalian lagi ngomong apa, hayo?" Tanya Arkana dan Rafael.
"Apa-apaan sih?" Ucap kedua Emma Emma itu.
Saat tengah berbicara, semuanya datang untuk menjenguk kembali kedua Emma Emma itu. Mereka membawa buah, sup, ayam, bunga, mie goreng, nasi goreng, pokonya semuanya makanan mereka bawa. Kalian mau tahu siapa?" Ervan, Agung dan istri-istri.
"Apa kabar kakak-kakak ku yang baru lahiran?" Tanya Ervan yang meletakkan barang-barang ke lantai.
"Baik!" Balasnya.
"Kak, pinjam Alin untuk aku gendong" ucap Ervan mengulurkan tangan ke depan. Maryam pun memberikan sang putri ke tangan Ervan.
Begitu juga Agung, ia ingin menggendong anak barunya, "kak, pinjam Ganendra nya!" Ucap Agung mengulurkan tangan ke depan.
"Kamu pikir anak aku, boneka apa? Pinjam pinjam!" Ucap Mutiara memberikan anaknya ke Agung.
Tak berlangsung lama, ada lagi yang datang membawa buah-buahan, yang tak lain adalah Farel, Amel, Andre Ahyan, Dirga dan juga Frans. Pulang sekolah, Andre menjemput sang cicit di sekolah.
"Mamah, bunda!" Teriakan Ahyan dari depan pintu rawat.
Saat masuk, Maryam dan Mutiara langsung menyapa Ahyan, "eh, nak!" Balas Maryam dan Mutiara bersamaan.
Setelah Ahyan masuk, datanglah dokter Maudy ke dalam kamar rawat itu. Entah apa yang ingin ia sampaikan untuk semuanya.
"Assalamualaikum!" Ucap dokter Maudy.
"Waalaikumsalam!" Jawab mereka yang ada di dalam ruangan.
"Eh, bunda dokter!" Ucap Arkana menyapa dokter Maudy.
"Ada yang mau aku bicara untuk kalian semua, ini sangat berat. Tapi, ini saatnya untuk kalian semua tahu" ucap dokter Maudy yang sepertinya ketakutan.
"Apa?" Tanya mereka semua.
"Tapi, aku masih ragu-ragu. Takut kalau kalian engga percaya!" Ucap dokter Maudy.
"Bilang aja, Bun" ucap Arkana.
Saat dokter Maudy ingin mengeluarkan suaranya, salah satu suster memanggil dari depan pintu. "Dok, ada pasien yang harus di tangani" ucap sang suster.
Dokter Maudy pun langsung keluar dari dalam ruangan dan mengucapkan kata sebelum keluar, "kalian semua tak akan percaya dengan apa yang akan saya bicarakan nanti" ucap dokter Maudy meninggalkan ruangan itu untuk masuk ke ruangan lain memeriksa pasien.
"Apa yang dokter Maudy yang mau bicara?" Tanya Farel yang sedikit bingung.
"Lupakan saja, nak!" Ucap Amel.
"Engga, mah. Ini seperti sangat penting" ucap Farel masih memikirkan perkataan dokter Maudy tadi.
Dari luar seperti ada yang mengetuk pintu, dan ternyata itu adalah umi Andini dan Abi Sulaiman, itu orang tua Farel. Tak cuma itu, Fatimah, si kembar dua dua, Fahmi, Alvaro beserta istrinya juga datang untuk menjenguk Maryam dan juga Mutiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Is Back (Ending)
Teen Fiction[ wajib follow dulu sebelum membaca ] Masih dengan Arkana Elang Putra. Dia berlatarbelakang cinta, kasih sayang, keluarga, dan sahabat. Dia seperti matahari. Matahari menyinari semua orang ketika siang hari. Maryam Nur Abidah si gadis, sudah bukan g...