Happy reading!!
Maryam masih terbaring lemah di kamarnya, Ahyan ke sekolah dan Arkana ke kantor. Hanya ada Maryam yang sendiri di rumah, jika kalian mencari pak Somat, pak Somat menunggu Ahyan di sekolah sampai pelajar selesai.
Biasanya, yang menjaga Maryam ketika sakit adalah Ervan, Agung dan juga Rafael. Tapi, mereka bertiga sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka juga sudah mempunyai keluarga masing-masing, tenang saja, mereka bertiga tidak akan membiarkan Maryam yang sedang sakit parah di di rumahnya. Meski bukan Rafael, Ervan, Agung yang datang. Istrinya akan datang ke rumah Maryam menjaga dan menemani Maryam saat Arkana ke kantor. Itu permintaan Arkana juga, untuk menyuruh mereka yang istri-istri menemani Maryam di rumah.
Istri-istri itu sudah sampai di rumah Maryam sejak Arkana ke kantor. Mutiara mulai mengompres Maryam, Zulaikha memasak bubur buat Maryam dan Ummul sedang membereskan rumah. Enak ya! Seperti punya asisten rumah tangga, tiga lagi.
Selesai memasak bubur buat Maryam, Zulaikha pun membawa semangkok bubur itu naik ke atas untuk memberikan Mutiara menyuapi Maryam.
"Kak, ini buburnya!" Ucap Zulaikha menyerahkan semangkok bubur itu ke Mutiara.
"Kak May, makan dulu yuk" ucap Mutiara membangunkan Maryam yang sedang tidur.
"Ti', engga lapar!" Balas Maryam.
"Kalau kak May engga makan, nanti kakak sakit" ucap Mutiara berusaha membujuk Maryam untuk makan.
"Kak, makan ya?!" Ucap Zulaikha membatu Mutiara membujuk Maryam untuk makan.
Maryam pun perlahan lahan membuka mulutnya dan alhasil, satu sendok bubur sudah masuk ke dalam mulut Maryam.
"Makan yang banyak ya, kak!" Ucap Mutiara yang sangat pelan-pelan menyuapi Maryam.
"Kalau sudah makan, minum obat ya, kak. Obatnya sudah Ummul siapkan di meja" ucap Mutiara.
Semalam, Arkana menyuruh dokter Maudy mengecek keadaan istrinya di rumahnya. Dan dokter Maudy memberikan Arkana obat untuk Maryam minum.
Selesai makan, Zulaikha mengambil mangkok kotor itu dan membawanya ke bawah untuk ia cuci.
"Mul, tolong kasih aku obatnya" ucap Maryam dengan sangat pelan dan terbata-bata.
Ummul pun mengambil obat di meja itu dan memberikan Maryam, tak lupa ia mengambilkan segelas air untuk Maryam pakai minum obat. "Ini kak!" Maryam pun meminum obat itu dengan satu persatu.
"Kalian semua udah pada makan?" Tanya Maryam memperbaiki tempatnya yang ia pakai baring.
"Udah, tadi pas aku mau ke sini sarapan dulu" ucap Mutiara.
"Yaudah, istirahat gih. Aku udah engga papakok" ucap Maryam yang tak ingin di khawatirkan.
Hari ini ada pelajaran tambahan di kelas Ahyan, makanya Ahyan pulang sedikit terlambat. Pak Somat yang penunggu pun akhirnya pulang dulu ke rumah, ia sudah lelah menunggu Ahyan tetapi tidak keluar-keluar.
"Kenapa harus ada pelajaran tambahan sih? Kan aku engga bisa temani mamah di rumah" ucap Ahyan yang mengeluh tetapi mengejarkan tugas yang di beri oleh guru.
"Tante May kenapa, Yan?" Tanya Frans.
"Mamah May sakit di rumah, engga tau dia sekarang lagi apa?" Ucap Ahyan yang sangat khawatir akan keadaan mamahnya.
"Telfon aja, gimana?" Tanya Dirga.
"Handphone gua lagi di sita sama papah!" Ucap Ahyan.
"Habis, Lo ngeselin sih!" Ucap Frans bercanda.
"Frans, ini serius! Engga main-main" ucap Ahyan.
"Semoga mamah Lo cepat sembuh, Yan" ucap Dirga memukul pundak Ahyan. Ia pun melanjutkan tulisannya yang sempat tertunda.
Saat pulang sekolah, ternyata pak Somat belum datang menjemput Ahyan. Ini juga sudah jam empat lewat, mungkin pak Somat ada kendala. Mau tak mau, Ahyan harus mencari angkutan umum untuk ia gunakan menuju ke rumah. Hingga ada salah satu taksi singgah di depan Ahyan, Ahyan pun langsung masuk ke dalam taksi tersebut dan menyebut alamatnya.
Setibanya di rumah, pak Somat yang baru mau jemput Ahyan tetapi Ahyan sudah lebih duluan sampai di rumah. Ahyan sangat berani naik taksi sendiri, apakah tidak takut? Arkana mengajarkan anaknya untuk percaya diri, bela diri, dan berani. Itu sudah kebiasaan Ahyan untuk naik taksi, naik angkot. Bahkan yang lebih beraninya lagi, Ahyan biasa memberhentikan mobil dan menyuruh supir tersebut mengantarkannya ke sekolah. Cerita, numpang gitu.
"Pak Somat lama banget!" Ucap Ahyan.
"Maaf pak bos, pak Somat di suruh Tante Uti untuk beliin mamah sayur di pasar. Jadi, pak Somat engga sempat jemput, pak bos" ucap pak Somat.
"Engga papa, pak Somat. Lain kali masuk ke kelas aku kalau mau pulang dulu, biar aku tau kalau pak Somat pulang" ucap Ahyan langsung masuk ke dalam menemui mamahnya di kamar.
Saat tiba di kamar, Ahyan langsung saja memeluk Maryam dan mencium kedua pipinya. "Anak mamah kenapa nih?" Tanya Maryam. Meski sakit, Maryam tetap ingin terlihat kuat di depan anaknya.
"Ahyan engga mau kalau mamah ninggalin Ahyan, Ahyan mau mamah tetap di sini sama Ahyan, sama papah, sama adek bayi nya nanti. Sama kita semua" ucap Ahyan.
"Nak, tatap mata mamah. Mamah engga bakalan tinggalin Ahyan, mamah akan tetapi di sini sama Ahyan, sama papah, sama semuanya" ucap Maryam dengan suara serak, gemetaran tetapi tidak mengeluarkan air mata.
"Janji?" Tanya Ahyan menaikkan tangan kelingking nya.
"Janji!" Ucap Maryam.
"Anaknya bunda ganti baju dulu ya, sayang" ucap Mutiara memegang kedua pundak Ahyan.
"Mamah butuh istirahat!" Ucap Mutiara lagi.
"Bunda, mamak, mami, mamah, Ahyan sayang sama kalian semua. Nanti kalau Ahyan udah perpisahan, mamah, papah, bunda, ayah, bapak, mamak, papi, sama mami harus datang, ya. Biar semua orang tua, kalau aku punya banyak orang yang sangat sayang sama aku" ucap Ahyan. Sebentar lagi, Ahyan masuk SD.
"Mamah, bunda, mamak, sama mami bakalan datang, anak sayang!" Ucap Mutiara.
~~••~~
sebentar lagi kamu bakalan lahir di dunia ini bayi, jangan tiru saudara kamu, si Ahyan. Ahyan nakal, suka gangguin orang-orang. Trus, circle nya juga pilih-pilih. Masa nama circle nya circle orang kaya, kan engga sesuai gitu!
Sudah jauh ya, tidak terasa waktu berjalan. Dulu Arkana masih duduk di bangku SMA. Ia masih suka main, tatapi sekarang sudah jauh seratus persen, sekarang sudah dewasa.
Jadi kangen Arkana yang dulu...
Kenzo, Fatur, Kevin, Dinda, kabarnya bagaimana, ya? Dulu mereka semua sering bersama Aqilla. Menginap bareng di rumah Aqilla, berangkat bareng, makan bareng, kerja tugas bareng, rayain ulang tahun bareng. Jadi keinget semuanya, deh.
How are you Aqilla? We are here missing you!
"Langit dan bumi memang berjauhan. Tapi, aku dan kamu tidak akan jauh. Sebab, cinta kita bersatu dan menjadi ikatan yang sangat kuat. Hanya ada satu saja yang bisa membuka ikatan itu, hanya yang kuasa. Meski kau sudah tiada, aku akan tetap mengingat mu dan juga akan mengabadikan mu di dalam hidup ku!" Farel David Akbar. Dia orang pertama yang membuat Aqilla berbunga-bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana Is Back (Ending)
Teen Fiction[ wajib follow dulu sebelum membaca ] Masih dengan Arkana Elang Putra. Dia berlatarbelakang cinta, kasih sayang, keluarga, dan sahabat. Dia seperti matahari. Matahari menyinari semua orang ketika siang hari. Maryam Nur Abidah si gadis, sudah bukan g...