• 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 •
****
Abhizar baru saja sampai di rumah nya saat tengah malam. Ia baru saja pulang bekerja ada beberapa urusan dan pekerjaan yang harus di selesaikan sehingga ia pulang selarut ini.
Pria paruh baya itu berjalan menaiki tangga menuju ke kamar nya. Entah kenapa hari ini perasaan nya menjadi tak enak, ia seperti merasakan jika akan mendapatkan kabar buruk.
Sesampainya di kamar. Abhizar melepaskan jas dokter nya lalu mengganti pakaian nya. Saat ia bersiap untuk beristirahat, tiba-tiba saja handphone nya berdering.
Abhizar melihat nama penelpon tersebut. Tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Semoga kabar baik." lirih Abhizar.
Beberapa saat kemudian panggilan pun tersambung. Orang di seberang telepon mulai memberitahu kan tujuannya menelpon Abhizar.
Abhizar terdiam kaku. Handphone nya terlepas dari genggaman tangan nya. Seorang di seberang telepon merasa bingung saat tak mendapat balasan lagi, seakan paham apa yang terjadi ia langsung mematikan panggilan tersebut.
Abhizar terduduk seraya bersandar pada kasurnya. Tatapan nya mendadak kosong, mata biru itu telah berkaca-kaca. Sekarang, ia telah kehilangan cintanya, selamanya.
"Apa yang harus aku katakan kepada mereka?" lirih Abhizar, suara nya tercekat. Ia kembali mengingat kedua putranya.
Abhizar berpikir bagaimana caranya memberi tahu kedua putranya jika mama mereka telah tiada. Ia juga berpikir reaksi apa yang akan di berikan oleh kedua putranya.
Syafiq yang tengah berjalan menuju ke dapur untuk mengambil minum pun merasa bingung saat melihat pintu kamar papa nya yang sedikit terbuka.
"Apa papa udah pulang ya?" tanya Syafiq. Ia lalu berjalan mendekati kamar papa nya.
Saat berada di depan pintu. Ia membukanya sedikit dan terlihat lah papa nya yang sedang duduk bersandar di kasur dengan pandangan mata yang kosong.
Syafiq berjalan masuk ke dalam kamar dan mendekat ke arah papa nya. "Papa kenapa?" Syafiq bertanya seraya menepuk pelan pundak Abhizar.
Abhizar sedikit tersentak. Ia lalu menatap ke arah putra pertama nya. Kedua netra biru itu saling beradu pandang. Abhizar menatap sendu ke arah putra nya.
Syafiq bingung. Kenapa papa nya terlihat rapuh sekarang? Apa sebenarnya yang terjadi, sehingga papa nya bisa menjadi seperti ini.
"Mama kamu udah nggak ada nak." ucap Abhizar jujur. Ia tak akan menyembunyikan hal ini kepada putranya.
Syafiq terdiam mematung. Tiba-tiba saja mata nya berkaca-kaca. Cowok itu kemudian menatap ke arah papa nya. "Papa bohong kan? Apa maksud papa ngomong kayak gitu?!" tutur Syafiq membantah ucapan papanya.
Abhizar tak memberikan respon sedikit pun, ia hanya menunduk. Hal itu membuat tangis Syafiq pecah saat itu juga. Tanpa berkata-kata Abhizar langsung memeluk putra sulungnya dan memberikan ketenangan kepada putranya. Hanya Jasmine lah yang bisa membuat mereka berdua menjadi selemah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ] Different Twins
Teen Fiction[New Version!] •••• Not BL! •••• "Mereka kembar tetapi terpisah dan memiliki nasib yang berbeda." - 𝕱𝖆𝖉𝖑𝖎𝖓𝖒𝖈𝖍𝖘𝖓 •••• Ini tentang Zaky Rafiq Danendra. Cowok blasteran Eropa yang memiliki mata berwarna biru dan juga paras yang rupawan. Namu...